3

41 5 0
                                    

ㅤ ㅤ 
ㅤ ㅤ  "Yang ini atau ini ya?" Seorang remaja laki-laki meringis kebingungan, sejujurnya mudah saja memilih sesuatu asal kita juga niat. "Kakak sedang apa? Aku mau lihat." Sela seorang gadis di kebingungannya, sosok kakak beradik ini terlihat sangat akur jarang sekali mereka bertengkar. Mungkin mereka pernah bertengkar karena hal sepele, itupun jika sang adik yang memulai.

ㅤ ㅤ  Kemarin saat mereka berdua menghabiskan waktu bersama pergi kesebuah taman yang luas, angin yang sejuk. Sang kakak dan adik tersebut sempat berdebat karena hal kecil, jaket merah. Iya karena jaket tersebut mereka berdebat kecil "Ih kenapa ditinggal? Kan aku sudah bilang jangan lupa dibawa." Sahut gadis kecil sedikit kesal.

ㅤ ㅤ  "Mana aku tahu?! Kamu langsung pergi tinggalkan aku, bahkan aku sedang sibuk merapihkan fotomu yang ku ambil." Jawab sang kakak tak kalah kesal, karena jaket merah dua makhluk hidup itu berdebat kecil. Tidak seberapa memang tapi jaket tersebut pemberian ayah saat mereka saat masih tinggal bersama "Aku tidak mau tahu, pokoknya harus kembali huh!" Ucap sang adik sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.

ㅤ ㅤ  Ingin jujur sebenarnya sang kakak gemas dengan tingkah laku adiknya, tidak pantas dengan raganya namun jiwa sang adik membuat kakak pasrah. Dia hanya sedang menghadapi sosok anak kecil yang berada di jiwa adiknya yang sudah remaja "Yasudah nanti aku cari jika masih ada ditaman, maaf ya?" Ucap sang kakak mengalah lalu memeluk tubuh adiknya yang jauh lebih pendek.

ㅤ ㅤ  Minju sendiri yang masih merasa kesal namun saat dipeluk ia hanya bisa membalas pelukan itu, karena saat memeluk kakaknya dia akan selalu merindukan sosok pahlawan keluarganya. "Tidak apa, lain kali tidak boleh ceroboh okayy? Atau kakak akan ku pukul." Ancam sang adik sedikit sangar namun terlihat menggemaskan dimata sang kakaknya.

ㅤ ㅤ  Seperti apa yang diucapkan sang kakak, remaja laki-laki tersebut mencari jaket yang tertinggal ditaman dan tentu saja dengan senang hati sang adik membantunya mencari. 

.

.

.

.

ㅤ ㅤ"Kak ih aku sedang bertanya, kenapa aku di cuekin sih?" Ujarnya kesal sedikit mengerucutkan bibir nya sedikit kebawah, menahan tangis kecilnya. Lucu. "Ah maaf, ini foto mu waktu masih kecil bersama ayah." Jawabnya lalu membrikan beberapa foto yang berada di album kecilnya, ya itu isi album itu kenangan dua anak dengan sosok ayah mereka. Sangat amat harmonis jika ditanya apa mereka merindukan momen itu? Tentu saja, sosok ayah dalam keluarga itu cukup penting, terlebih ayah dari dua anak ini sangat amat memprioritaskan mereka dari apapun. 

ㅤ ㅤ"Kakak kangen ayah ya? Aku juga kangen ayah, aku mau dipeluk lagi."

ㅤ ㅤ Tanya gadis tersebut membuat raut wajah sang Kakak sedikit berubah, senyum paksa yang dilihat sosok gadis itu. Mungkin memang sosok ayah dalam keluarga mereka sudah cukup di dalam cerita kehidupan keluarga tersebut, ayah dari dua anak ini pergi karena sakitnya yang terus menerus bertambah parah. Minju yang umurnya masih 4 tahun itu masih terlalu kecil untuk memahami semuanya saat itu, yang dia tahu ayah nya hanya tertidur sementara karena kesakitan. Gadis itu hanya merengek di gendongan ibunya meminta sang ayah membuka matanya dan memeluknya, dan juga sedikit menangis karena seorang dokter mulai menutupi tubuh ayahnya dengan kain putih. Cukup kewalahan, sang kakak mengambil alih menggendong adiknya lalu mengusap punggungnya.

ㅤ ㅤ"Kamu tidak tidur? Ini sudah jam 10 malam, harusnya kamu sudah tidur tidak baik begadang terus nanti kamu sakit." Tegur sang kakak setelah melihat jam kecil dimeja belajarnya. "Aku mau tidur sama kakak boleh?"

ㅤ ㅤ "Tiba-tiba?"

ㅤ ㅤ"... Aku mau dipeluk kakak, aku kangen"

ㅤ ㅤ Lihat ini benar benar menggemaskan, sang adik menunduk kecil sambil memainkan ujung piyama nya karena takut sang kakak akan menolak dan memarahinya. "Kemari, kita tidur sekarang ya?" Balas sang kakak sambil merentangkan tangannya, membuat senyuman sang adik merekah. Hal kecil seperti ini sudah membuat adik kecilnya bahagia.

.

.

.

.

ㅤ ㅤ"Kamu sedang baca apa? Serius sekali, awas nanti digigit nyamuk loh." Ucap seorang lelaki sedikit meledek muncul dari balik pintu sambil membawa cemilan untuk tamu dirumahnya.

ㅤ ㅤ "Ih Nana kalau ngomong yang bener dong, tidak boleh seperti itu! Nanti Nana yang digigit nyamuk yang besar." Gadis cantik tersebut tidak terima karena Jaemin, iya Jaemin sudah mengganggu waktu membaca bukunya. Sempat ingin memarahi lelaki tersebut namun saat melihat Jaemin membawa beberapa cemilan, gadis itu menunda acara mengomeli itu. "Habisnya kamu membaca terlalu serius, baca buku apa sih?"

 ㅤ ㅤMenunjukan buku yang ia baca lalu gadis itu langsung menyantap cemilan yang dibawa Jaemin untuknya, "Pelan pelan makan nya, kamu bisa tersedak." Tegurnya sebelum melihat judul buku yang Minju baca, pasalnya Jaemin tidak memiliki buku dongeng kesukaan gadis itu, dia tidak pernah menyimpannya di rak bukunya walaupun sering kali Minju datang kerumah nya saat liburan. 

ㅤ ㅤ"Hah? Minju aku yakin kau bisa membedakan mana buku yang harus kamu baca dan tidak. Ini tidak cocok untukmu." 

ㅤ ㅤ Gadis yang memiliki nama Minju itu segeran menolehkan kepalanya menghadap Jaemin yang sedikit terkejut dengan buku yang barusan ia baca. "Memwang na ada appaa?" Jawab gadis tersebut tapi mulut kecilnya sedang sibuk mengunyah biskuit coklat yang dibawa Jaemin tadi, sedikit berantakan. Ah benar-benar seperti bayi baru belajar makan. "Habiskan terlebih dahulu biskuit dimulut mu itu, baru berbicara. Kalau tidak kamu bisa tersedak." Minju sendiri mengangguk perkataan Jaemin dan langsung menghabiskan biskuit tersebut. 

ㅤ ㅤ"Sudah?" Yang ditanya hanya mengangguk kecil, Jaemin yang melihat kekacauan itu segera mengambil sekotak tisu untuk membersihan mulut dan bagian bagian yang berantakan akibat gadis tersebut.

ㅤ ㅤ "Aku bertanya ulang padamu, bagaimana bisa kamu membaca buku seperti ini?" Jujur saja bagi Jaemin buku ini sangat tidak cocok untuk Minju yang pikirannya masih kanak kanak, tidak bisa Jaemin bayangkan karena gadis itu membaca buku yang berjudul 'Art Of Loving' tentu saja itu buku tentang remaja yang jatuh cinta, tidak perlu diperjelas lebih lanjut. "Nana tidak punya buku dongeng yang aku suka, yasudah aku baca itu saja. Lagipula itu juga sedikit menarik."

ㅤ ㅤJaemin yang mendengarkan jawaban dari gadis tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya, benar benar pemikiran anak kecil. Gadis tersebut mengatakan menarik karena cover dari buku tersebut terdapat gambar gadis cantik dan terdapat burung burung beterbangan, lalu lelaki itu mengerti maksud dari menarik yang diucapkan sang gadis. "Listen to me, mungkin ini salah ku karena tidak menyimpan buku dongeng kesukaanmu? Tapi bukan berarti kamu seenaknya membaca buku ku, Minju."

ㅤ ㅤ "Mungkin kamu mengatakan menarik karena kamu melihat sampul dari buku ini, bukan?" Tanya Jaemin yang langsung diangguki oleh Minju, dugaan nya benar. "Lain kali kamu harus izin denganku untuk membaca buku yang terdapat di rak buku, paham?" Lagi lagi gadis itu hanya mengangguk dan sedikit memajukan bibir bawahnya menandakan bahwa dirinya sedang sedih dan bisa juga karena marah.

ㅤ ㅤ Melihat respon sang gadis, Jaemin segera meletakan kembali buku tersebut ketempatnya dan mengambil beberapa buku yang mungkin sedikit lebih pantas untuk Minju. Dia bersumpah akan menyembunyikan buku buku yang belum pantas gadis tersebut baca, dia tidak mau merusak pemikiran polos sang gadis itu. "Nanaaa." Panggil sang gadis saat sudah merasa sedikit bosan membaca buku, sang empu yang memiliki nama segera berdeham sebagai respon.

ㅤ ㅤ"Nana membaca buku itu karena sedang jatuh cinta pada gadis cantik ya?"

.

.

.

.

.

.

.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Corpore ft. JaeMinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang