03 :: Red String

691 149 52
                                    

info
mulai dari chapter ini bakal ada
pov dari chifuyu juga. aku ingetin sekali lagi, alur di sini nggak ngikutin alur yang ada di anime maupun manga. enjoy!

══════════════════

matsuno chifuyu

“CHIFUYU.”

Seseorang memanggilku, sambil menepuk pundakku. Jelas-jelas aku kaget, dong. Lagi asyik melamun, malah dikagetin.

“Melamun mulu.” Baji-san duduk di sampingku, bersama dengan Takemicchi, Mikey-kun, Draken-kun, Mitsuya-kun, Pachin-kun, Pehyan-kun, Hakkai, Smiley, Angry, serta beberapa anggota Toman lainnya.

Tunggu dulu. Ada apa memangnya sampai ramai-ramai begini?

“Ada apa sih?” Aku mendongakkan wajahku ke Baji-san. Respon yang kudapatkan malah tangannya menoyor wajahku.

“Kan sudah kubilang jika hari ini ada rapat. Inilah akibatnya kalau sering melamun, kau jadi banyak melupakan ...” Akhirnya, aku juga yang diomeli oleh Baji-san.

Setelah kami berbaris, Mikey-kun memulai rapat. Aku berusaha untuk mendengarkan dengan saksama, namun banyak sekali pikiran yang berlalu lalang di dalam otakku. Termasuk dia. [Surname] [Name].

Gadis biasa-biasa saja yang berhasil membuat seorang Matsuno Chifuyu penasaran. Eksistensinya di lingkungan sekolah memang nggak begitu nampak. Yang aku tahu, [Name] adalah seorang siswi yang malas melakukan kegiatan organisasi sehingga dia nggak pernah sekali pun tertarik untuk  bergabung dengan OSIS. Ekskul yang dipilihnya pun cenderung aman, yaitu Klub Sastra. Dia pernah memberitahuku jika dia hobi bermain tenis, namun aku nggak percaya gara-gara dirinya yang memang pemalas sekali dalam urusan menggerakkan tubuh.

Ngapain malah bahas begini.

“Oi, Chifuyu. Kau mau aku traktir peyoung yakisoba, tidak?” Baji-san melambaikan tangannya ke arahku, seolah-olah berkata kemari.

“Cuma Chifuyu doang yang ditraktir? Aku nggak kau traktir?” Itu Mikey-kun. Yah, dia memang kelihatan seperti anak kecil, walau eksistensinya dikenal sebagai pemimpin geng Touman yang sangar.

“Bah, memangnya siapa kau?”

“Aku kan bosmu Baji.”

“Nggak peduli. Kau punya banyak uang, jadi kau nggak butuh traktiran.”

“Pelit amat.”

“Bodo amat.”

Baji-san dan Mikey-kun sudah lama sekali berteman sejak kecil, ketika Baji-san mengikuti kelas karate yang diadakan oleh kakeknya Mikey-kun. Aku diceritakan oleh Baji-san, bahwa Mikey-kun mengikuti kelas karate cuma buat gaya-gayaan doang. Nggak kaget juga sih.

Aku duduk di hadapan Baji-san. “Memang apa alasanku untuk menolak traktiranmu, Baji-san?”

Pada detik itu juga, aku seperti deja vu, merasa jika aku pernah mendengar perkataan yang kuucapkan barusan. Dimana ya, kira-kira?

“Aha!” Aku tersentak, lagi. Baji-san rupanya doyan membuatku kaget.

Seraya menepuk dadaku berulang kali, aku cuma bisa menggerutu. “Apaan sih, Baji-san.”

Seniorku itu tersenyum, memamerkan deretan gigi taringnya yang begitu bersih. Sumpah, demi apa pun, bagiku Baji-san terlihat menyeramkan ketika tersenyum seperti ini.

“Kau masih belum bisa melupakan gadis itu, kan.” Itu bukan pertanyaan, tetapi pernyataan. Pernyataan yang seolah-olah memerintahku untuk menjawab iya.

Memang iya.

“Sok tau.” Aku segera mengalihkan perhatianku, menghindari tatapan curiga Baji-san. “Aku dengan dia sudah biasa-biasa saja, kok.”

“Kalau boleh tahu, kenapa kalian putus?” Aduh, ini malah Draken-kun yang bertanya. Mampus. Kalau aku sampai ada salah kata, bisa-bisa aku dihajar olehnya karena telah menyakiti saudara jauhnya.

“Nah, ini nih yang ingin sekali kutanyakan kepadamu. Kenapa kalian berakhir? Kalau dari penglihatanku sendiri, kalian hampir tidak pernah bertengkar gara-gara masalah sepele.”

Alasan kami berakhir terbilang biasa saja, yakni aku sudah bosan. Itulah hal yang aku katakan pada [Name]. Gadis itu cuma terdiam, namun pada akhirnya dia menerima.

Akan tetapi, bukan itu alasan sebenarnya. [Name] mengira aku bosan dengannya, karena aku memang mengucapkan kalimat terkutuk tersebut. Tapi, bukan itu. Ini lebih rumit untuk dijelaskan.

Aku memandang jari kelingking Draken-kun. Bukan jarinya, namun kebih tepatnya benda yang ada pada jarinya. Benang merah.

Ya. Aku memang bisa melihat benang yang berasal dari legenda Unmei no Akai Ito. Benang takdir yang saling berkaitan di jari kelingking sepasang kekasih sejati. Yang aku lihat, ujung benang merah pada jari kelingking Draken-kun tersambung dengan jari kelingking Emma. Sementara Baji-san, aku sendiri belum melihat benang tersebut pada kelingkingnya.

Dan itu adalah satu-satunya alasan, mengapa aku memutuskan [Name].

“Eh, bukannya itu [Surname]?”

Otomatis aku ikut menoleh. Tampak seorang cewek dengan surai hitamnya yang dimasukkan ke dalam topi, serta memakai seragam olahraga panjang. Memang benar itu dia. Sejenak, aku tak melihat adanya perbedaan darinya. Akan tetapi, begitu kedua netra kami bersibobrok, aku bisa melihat pandangannya yang lain. Terasa asing.

Yah, mau gimana lagi. Kami udah putus. Mau berharap dia memandangku dengan tatapan kasih sayang setelah aku memutuskannya? Mimpimu ketinggian banget, Chifuyu.

“[Name]-chan, kemarilah. Katanya Chifuyu merindukanmu.” Atensi biruku melotot. Mikey-kun, tolong jangan ikut-ikutan seperti Baji-san dalam mempermalukan aku di hadapan dia, dong.

Dia terlihat diam sejenak. Lalu, dengan tatapan datarnya dia menjawab, “Terima kasih atas ajakannya, Mikey-san. Tapi aku dan Chifuyu-san sudah tak memiliki hubungan.”

Oh, Chifuyu-san.

“Kau mau kemana, [Name]?” tanya Draken-kun.

“Ke lapangan sebentar. Ada latih tanding tenis.”

Oh, ternyata dia benar-benar bisa main tenis.

“Kalau begitu, aku duluan.” Nada bicaranya terdengar datar, tanpa ekspresi. Seperti sebelum aku mengenalnya. Kami sempat melakukan kontak mata namun, dengan gesit [Name] memutuskannya.

Sial, kenapa aku jadi agak sakit hati begini?

══════════════════

a/n
halo. maaf banget aku telat update. dan minggu depan udah mulai pat sampai tanggal 10 juni, jadi update-nya bakal telat banget. aku usahakan seminggu bisa update sekali atau dua kali. omong-omong, thank you so much buat vote, komen, sama masukin work ini ke reading list <3
mungkin segini dulu. see ya!

hard feelings [chifuyu m.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang