Mengitari lembah

4.2K 108 0
                                    

Andini dan Laksara mematung menatap keindahan air terjun itu. Mereka tak pernah menyangka selama ini ada tempat seindah ini semasa mereka hidup di kampung. Ditengah kekaguman mereka,Andini lantas bertanya..

"Bagaimana cara kita mencapai puncak air terjun itu,Laksa?"

"Aku juga berfikir akan hal itu"
Sambil memutar pandangannya,Laksara kemudian berujar..

"Hm..Sepertinya kita harus mengitari lembah ini untuk mencari jalan ke puncak air terjun itu,Andini"

"Baiklah,sebaiknya kita bergegas. Sebentar lagi hari akan gelap"

Tempat mereka berdiri sekarang memang nampak seperti lembah karena diatas mereka terdapat puncak dari air terjun yang mereka belum ketahui seperti apa bentuknya. Air terjun setinggi lebih kurang 300 meter itu nampak seperti begitu angkuh menghempaskan dedaunan dari pohon" di bawahnya.

          *****************

Laksara dan Andini terus berjalan mengitari lembah,mencari jalan untuk menuju atap air terjun tersebun. Tanah yang semula rata mereka tapaki hingga kini berubah semakin menanjak. Itu menandakan mereka akan segera menuju puncak dari air terjun tersebut.
________

Sekitar pukul 5 sore mereka sudah berada di atas,dari situ mereka bisa melihat pemandangan yang menakjubkan. Sungai yang mereka lalui tempo hari terlihat seperti ular yang berkelok kelok. Mereka melanjutkan perjalanan mencari pucuk air terjun yang sedari tadi membuat mereka terpesona. Sekitar setengah jam kemudian mereka telah sampai di tempat tujuan mereka. Disitu nampak rerumputan hijau yang luas dengan hanya beberapa pohon besar yang tumbuh di diantaranya. Di tengah" padang rumbut hijau itu mengalir sungai yang begitu tenang, berwarna hijau kebiruan, luasnya sekitar  10 meter yang tak begitu dalam namun juga tak dangkal. Mungkin hanya sedalam dada orang dewasa sehingga dapat terlihat dasar sungai yang diisi dengan bebatuan kecil berwarna terang berkilau terbias cahaya matahari. Bahkan ikan dengan berbagai ukuran nampak berenang kesana kemari. Sungai itu menuju tebing curam dan di tepi tebing tersebut, sungai itu di apit oleh dua pohon yang begitu besar. Diameter  dari masing pohon itu lebih besar dari mobil tangki bahan bakar minyak. Dari situ, air sungai yang tenang tersebut terjun dengan bebas menghantam setiap material yang ada di bawahnya.

........Kedua anak manusia itu lagi" terperangah akan indahnya lukisan Tuhan yang berada di depan mata mereka sampai mereka tak sadar sudah berada di dalam sungai yang tenang itu. Keduanya tertawa riang saling siram menyiram hingga malam pun tiba. Laksara sudah membuat api unggun untuk mereka,bahkan saat ini mereka sedang menunggu ikan bakar yang Laksara tangkap ketika mereka mandi tadi. Mereka begitu menikmati makan malam ini,meski musibah menimpa mereka beberapa hari lalu tapi kini mereka sudah mulai mengikhlaskannya meskipun terkadang hati masih sesak bila mengingatnya.  Mereka berdua tidur dibawah pohon besar yang mengapit sungai indah itu. Keduanya begitu terlelap dengan saling berpelukan hingga pagi menyapa mereka dengan segudang rencana untuk menata kembali masa depan berdua di tengah" hutan surga ini.
           
                ************

Laksara dan Andini menjalani hari" dengan semangat dan saling menjaga.  Keduanya bahkan sudah menikah meski tak ada saksi. Hanya bermodalkan cinta dan kasih sayang serta hutan beserta isinya yang menyaksikan ikatan yang mereka buat.

_______
.............Kini keduanya tengah menjalin asmara di dalam rumah pohon yang dibangun oleh Laksara diatas pohon besar pengapit sungai indah itu.

Keseharian mereka dihabiskan dengan berkebun dan berburu. Laksara bisa dengan mudah mendapatkan kijang atau rusa bahkan hewan" lainnya untuk mencukupi kebutuhan harian mereka. Sementara Andini sibuk berkebun di sekitar pohon tempat mereka tinggal... Bibit yang sudah Laksara siapkan ketika mereka kabur ke hutan di manfaatkan Andini dengan sangat baik. Berbagai bibit" sayur serta buahan mereka tanam dan tumbuh dengan begitu subur.

...Nampak disitu singkong,ubi ubian,terong,labu,kacang,timun,cabe serta berbagai sayuran lainnya nampak tumbuh dengan anggun di sekitar rumah pohon mereka.

************

Tak terasa sudah bertahun" mereka tinggal disini hingga dikaruniai seorang putra yang begitu tampan. Bibir yang merah merona tanpa noda,,mata bersih berbinar yang menyiratkan kejujuran serta kepolosan,,hidung mancung yang begitu menggoda,bulu matanya yang lebat dan lentik mengalahkan bulu mata Andini sang ibu. Alisnya yang hitam legam tumbuh begitu lebat,begitupun dengan rambut lurusnya yang terjuntai lembut diterpa angin. Pemuda kecil itu adalah ARLINGGA si lelaki belantara..

Keep waiting for the next chapter

Sabtu, 15 mei 2021

Arlingga Pria BelantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang