bag: 08

499 91 33
                                    

Kadang obat dari semuanya hanya pengen diapresiasi doang. Sumpah dah!
.

.

.

Keduanya masih dikamar hyunjin. Bernyanyi seakan seisi galaxy hanya sebatas ruangan yang mereka tempati sekarang.

Pemuda yang lebih tinggi terus memainkan gitarnya. Bahkan ia tak peduli sekalipun tangannya akan mengapal dan berdarah. Intinya sekarang manusia yang didepannya ini bisa mencurahkan kekesalan pada dunia.

"GILAAAK GW GATAU KALO NYANYI KAYA GINI CANDU BANGET!!"

Usai sudah lagu kesekian pada siang panjang. Jeje menghela napas panjang, kepalanya sudah berhenti berdenyut hebat. Padahal sebelumnya kalau bisa, ia ingin melepaskannya saja membungkusnya dikantung kresek dan membuangnya dikali.

Hyunjin disana hanya nyengir mendengar teriakan jeje. Tubuhnya menghangat, syukurlah jeje yang kuat telah kembali. Bangga rasanya ia lagi-lagi diijinkan ikut andil membuat senyuman tegar itu mengembang.

"Jin makasih yaa"

"Sama-sama"

Keduanya bertatapan menyalurkan banyak arti melalui sorotnya. Tapi lagi-lagi mereka hanya dua orang idiot yang tak bisa mengerti.

Lebih baik begini. Nanti saja, jika ada kesempatan lagi dan takdir merestui. Oh iya serta semesta turut membantu mengeksistensi mereka.

.

"Lo kalo maen ps, sendirian mulu dong ya? Kasian. Kalo kata hindia PS4, nintendo switch tanpa player dua wkwk. Eh engga ding ini kan PS5"

"Gw kadang main sama temen kok"

Siapa? Jeje ingat waktu chan bilang, jika teman kelas mereka dulu bahkan tak pernah datang kerumah hyunjin.

"Siapa tuh?

"Felix"

Jeje hampir saja kehilangan fokus dalam gamenya. Harusnya itu bukan hal aneh, waktu itu saja felix menyapa mereka. Mungkin karena hyunjin yang dasarnya kurang ajar dan jual mahal jadi sok tidak kenal. Tapi rasanya aneh. Jeje tak tau kenapa

"Jadi kak felix beneran temen lo?"

"Iya dari smp"

"Oh..."

"Kenapa lo masuk negeri jin? Padahal lebih asik swasta ga ribet"

"Felix ngajak"

"..."

Hening kembali. Jeje fokus dengan psnya dan hyunjin yang lagi-lagi sedang bermain gitar dan menulis sesuatu.

"Hyunjing"

"Hmm?"

Hyunjin jika sudah bersama gitar dan catatannya seperti berada didunia lain saking asiknya.

"Sini dah maen sama gw anjing. Gaseru nih kalah mulu"

"Sama. Gw ga terlalu jago maen ps, gasuka juga"

"Lah? Terus ngapain beli anjir?!"

"Felix suka maen ps"

"..."

**

Sudah sore. Satu jam sebelumnya dihabiskan dengan keheningan. Sekarang mereka bersiap untuk pulang. Maksudnya hyunjin yang mengantar jeje pulang.

Addition || HYUNJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang