The Devil in Dolce & Gabbana

Chapter 7

Mark tergesa-gesa berlari keluar dari ruangan Kyungsoo dan duduk di kursi kerjanya.

"Kau tahu, semua hal yang dikatakannya sungguh tampak mustahil untuk dilakukan seolah dia meminta padaku untuk membawakan galaxy Andromeda sebagai hadiah natal bagi si kembar," oceh Mark dalam bisikan kasar, dengan sengit menekan keyboard komputer mencari informasi mengenai penerbit kenalan perusahaan ini. Tentu saja ia sedang berkata pada Winwin yang tampak tak peduli karena sibuk menggunting kukunya.

Selang beberapa lama, Kyungsoo keluar dari ruangan. Mark buru-buru membawakan mantelnya dari lemari penyimpanan.

"Aku ingin makan siangku sudah ada di meja dalam waktu lima belas menit," kata Kyungsoo dingin.
"Tentu, Tuan," kata Mark dengan wajah pucat, selanjutnya kembali duduk di kursinya usai bosnya itu pergi. "Kemana aku harus mencari naskah Fantastic Beast konyol yang belum diterbitkan itu? Kenapa dia tidak sekalian saja memintaku untuk mencuri celana dalam Lee Soo Man saja di gedung SM Entertainment? Ya Tuhan! Dia sedang membunuhku perlahan-lahan. Dan tentu saja dia akan memecatku!" ia mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Kau terlalu berlebihan. Ahh, tidak, itu sudah menjadi bagian dari pekerjaanmu," kata Winwin acuh. "Dan asal kau tahu, ada dua mengapa alasan Tuan Kyungsoo memberikanmu perintah tidak masuk akal. Pertama, karena ia yakin kau mampu melakukannya. Kedua, ia tidak yakin kau mampu melakukannya dan bersiap untuk mencari yang lebih baik," sambungnya, membuat Mark merasa tertohok.
"Lebih aku bergerak sekarang. Ohh God! Wish me luck, Winwin-ssi," Mark beranjak dari kursinya dan segera berlari keluar, dengan Winwin yang memutar bola matanya malas.

*

"Halo, dengan Tuan Smith? Benar sekali, saya butuh naskah manuskrip Fantastic Beast untuk Tuan Do Kyungsoo. Tidak, tidak! Naskah yang belum terbit. Tidak mungkin? Bisakah anda mengusahakannya?"

Mark mengusap wajahnya kesal. Sambil menunggu Lamb Chop Steak makan siang milik bosnya yang sedang disiapkan selesai, ia sudah menghubungi berbagai kenalan perusahaan terutama penerbit di seluruh negeri.

"Betul itu yang saya butuhkan, Tuan Jung. Yeah, saya tahu itu permintaan yang tidak masuk akal, tapi ini untuk Tuan Do Kyungsoo. Kalian adalah rekan kerja selama proyek musim gugur tahun lalu, kan? Apa? Tidak bisa? Tapi Tuan—" sambungan terputus dan Mark berdecak kesal. Pesanannya selesai, usai membayar semuanya, ia berlari keluar restoran dan masih mencoba menghubungi yang lain.

"Kumohon bantu saya, Tuan Song, jika saya harus berlutut pada anda saya akan melakukannya. Atau saya dengan anda adalah penggemar berat Bae Suzy, bukan? Saya bisa mengusahakan tanda tangannya, dia adalah model majalah kami. Halo? Tuan? Sial!!" umpat Mark setengah berteriak di sisi jalan membuat banyak orang-orang di sekitar memandangnya. "Aku harus bagaimana?" bisiknya frustasi dan putus asa.

Saat hendak mencari nama lain di ponselnya, secara tak sengaja ia menemukan sebuah billboard di kejauhan yang menampilkan wajah pria yang dikenalnya. Mata Mark membulat. Ia langsung menekan nomor telepon yang dituju. Menunggu beberapa detik, terdengar jawaban di seberang sambungan.

"Halo?"

"Halo? Dengan Tuan Oh Sehun? Ini aku, Mark Lee," jawab Mark cepat-cepat.

"Ohh, asisten kesayangan Do Kyungsoo, betul?" ada nada geli di suara lelaki itu.

"Kau berlebihan. Ada hal yang ingin kumintai tolong padamu," tanpa menunggu respon lain dari Sehun, Mark menceritakan maksud tujuannya menghubungi.

"Apa? Naskah novel Fantastic Beast yang belum diterbitkan katamu? Apa Kyungsoo sudah gila memintamu mencari hal itu? Konyol sekali."

"Ingin sekali aku mengatakan itu. Tapi banyak taruhan yang akan ku korbankan jika aku tidak bisa mendapatkannya."

"Katakan pada Kyungsoo itu adalah permintaan tidak masuk akal. Carilah rencana B."