2.

579 78 71
                                    

"....cih, menyebalkan" ucap Riku sambil mengerucutkan bibirnya.

Tenn hanya bisa terkekeh sambil mengaduk milkshake nya pelan.

"Tapi itu salah kita juga sih, kita seenaknya memakai ruang simulasi tanpa melihat jadwal"

Ucapan Kakaknya itu membuat Riku semakin kesal.

BRAK!

"Pokoknya! Aku akan membuat ruang simulasi lagi! Ngga modal banget nih ICO cuma punya 1 ruang simulasi, siapa sih direktur nya?! Biar kuberi dia pelajaran cara menjadi pemimpin yang baik!" Seru Riku sambil mengebrak meja kerjanya.

Sang Kakak hanya santai meminum milkshake dengan postur yang....uwau tampannya~

'Bagaimana caranya kau akan mengajari dirimu sendiri?' batin Tenn tersenyum miris.

"Ya ya....terserah dirimu, jangan lupa petang nanti kau ada rapat bersama Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dan Keamanan" Tenn menyimpan gelasnya.

"Aku tahu...." Riku menjawabnya tanpa menatap pada Tenn.

Riku mengusap poni rambutnya ke belakang.

"Ini akan menjadi rapat yang luar binasa...."

. . .

"Maksudmu, luar biasa?"

"Ah iya itu, sama saja"

"Itu berbeda, Riku"

"Itu sama saja, Tenn-nii"

".....sudahlah, aku sedang tidak ada tenaga untuk ribut denganmu"

"Begitu juga denganku..."

. . .

Petangnya....
4.07 PM

Riku berjalan ke sebuah gedung mewah, megah, panjang kali lebar kali tinggi bagi luas.

Dia memakai setelan seperti ini:

Dia memakai setelan seperti ini:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Pinterest)


Tenn juga datang kesana sebagai asisten Riku, atau bisa juga babysitter.

"Anda pasti Nanase Riku-san dan Nanase Tenn-san, silahkan ikuti aku" ucap salah satu wanita cantik, sepertinya dia Sekretaris Perdana Menteri.

RikuTenn mengikuti sekretaris itu hingga ke ruang pertemuan.

"Aku akan pergi sebentar, lagipula hanya kau yang akan mengikuti rapat, bukan?" Tanya Tenn sambil menepuk pelan pundak Riku.

"Ya ya, pergilah. Ngga usah pulang sekalian" ketus Riku sambil merapihkan jas nya.

Tenn hanya tersenyum pada adiknya, dan kemudian berjalan keluar. Riku hanya menatap sebal punggung Kakaknya yang kini semakin jauh.

Our Secret~Where stories live. Discover now