Yujin telah menyelesaikan tugasnya tapi ia belum mengantuk. Sebelum masuk kamar tadi ia melihat appanya masuk ke ruang kerja. Sekarang ia berniat untuk mengungkapkan apa yang menjadi pikirannya akhir-akhir ini.
Melihat ruang kerja appanya yang telah kosong, itu artinya sang appa sudah tidak sibuk.
Memastikan bahwa sang appa ada di kamarnya, Jiyun mengetuk pintu sebelum masuk."Iya masuk saja" saut Siwon dari dalam kamar.
"Appa belum tidur?" tanyanya basa-basi karena jawabannya telah ia lihat sendiri, appanya sedang duduk bersandar di ranjang.
"Kemarilah" ajak Siwon.
Yujin mendekati sang appa kemudian duduk di sampingnya.
"Sini biar appa peluk dulu, appa sangat merindukanmu" ungkap Siwon pada Yujin.
"Bagaimana sekolahmu hari ini?" tanya Siwon.
"Seperti biasa, belajar di kelas, main dengan teman-teman, pergi ke tempat kursus, kemudian pulang" jelas Yujin tak selera.
"Ada hal lain yang ingin kau bicarakan?" dari tingkah Yujin, Siwon paham jika ada yang sedang mengganggu pikirannya.
"Appa" ucap Yujin melepas pelukan appanya.
"Katakan saja"
"apa ibu tiri itu selalu jahat?"
Siwon tidak menyangka jika pertanyaan semacam itu akan keluar dari mulut Yujin."Bukankah kau selalu mengatakan jika tidak mau punya ibu tiri karena ibu tiri itu jahat"
"Itu karena aku hanya tau dari dongeng Cinderella yang appa bacakan"
"kau ingin punya Omma?"
"aku harus mencari tau dulu apakah ibu tiri nanti akan menyayangiku atau tidak"
"Hmm"
"Awalnya ku pikir mempunyai Appa saja sudah cukup, lagi pula ada Han Ahjumma yang membantuku dan menyiapkan makanan"
"Appa"
"Hm"
"Minggu lalu saat aku sedang menunggu jemputan Shin Ahjussi, ada adik perempuan yang tersesat, ia mencari ommanya"
"kau membantunya?"
"dia menangis, saat aku mendekatinya, awalnya dia merasa ketakutan"
"apa kau memasang wajah menyeramkan" Siwon menggoda Yujin.
"Appaaaa"
"lanjutkan ceritanya"
"aku mencoba bicara padanya dan mengatakan bahwa aku akan membantu mencari ommanya. Aku bertanya bagaimana dia bisa sampai di depan sekolah, lalu kami menelusuri jalan yang sebelumnya dia lewati"
"kalian menemukannya?"
"sedikit membingungkan, dia lupa dibeberapa persimpangan karena sebelumnya dia fokus pada Ahjussi penjual balon. Sampai akhirnya ada seorang wanita memanggil nama adik perempuan itu"
"ommanya?"
"Iya, kemudian Hayeon berlari mendekati ommanya"
"Appa bangga padamu karena sudah membantunya"
"Appa ingin tau apa yang terjadi selanjutnya?"
"mereka berpelukan?"
"bagaimana appa tau? iya, ommanya memeluknya. Ommanya juga menangis, sepertinya sangat mengkhawatirkan Hayeon yang sempat menghilang, dan..."
"dan?"
"air mataku keluar"
Siwon kembali memeluk Yujin, mengusap punggungnya untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarakpun Lelah Memisahkan Kita
FanfictionAku tidak bisa menghilangkannya dari hati dan ingatanku. Memberikan yang terbaik untuk putriku itulah jalan hidup yang ku pilih. -Choi Siwon- Yang aku tau namaku Yuri. Mencari tau siapa diriku itu tujuanku saat ini. -Kwon Yuri-