Tadi beneran nggak sih? Apa gue mimpi? Seorang Eric? Gue sendiri sih biasa aja. Maksudnya, gue pikir kita temenan aja. Gue pikir dia itu emang gitu ke semua cewek.
Bentar, kalo mau diinget-inget gue pernah baper sama dia pas SMA kelas satu gara-gara dia rangkul gue, baikin gue, dan pas itu dia malah curhat suka sama cewek. Nggak ngomong lagi cewek itu siapa. Gimana gue bisa tau? Gimana pas itu gue juga nggak patah hati?
Gue berusaha buat terus temenan sama dia jadi gue pacaran sama orang. Gue nggak mau cuma gara-gara baper sama cowok terus kehilangan namanya temen. Yang abis itu putus gara-gara Jeno jemput sekolah. Terus Lucas angkat telfonnya. Dikira gue selingkuh. Anjir, kan.
Aduh, tangan gue masih gemeteran. Plis, gue nggak bisa mikir. Mana pas buka whatsapp dia online. Hih, padahal bilangnya mau istirahat. Kan gue jadi was-was.
Dan sekarang udah jam satu, perasaan gue masih amburadul. Campur aduk nggak jelas. Ya Allah, tolong hambamu yang baik ini.
Semakin gue berpikir keras, lama-lama gue jadi haus juga. Kebanyakan mikir bisa bikin gue dehidrasi. Ya Allah, dan pas banget gue nemuin Ka Jevin di ruang santai. Kebiasaan ya, dia begadang.
Eh, merem ding.
"Kak."
"Hmmm..."
Lah, belom tidur.
"Pindah sana."
"Kemana?"
"Ke Korea."
"Gue serius."
Menurut dia aja. Masa beneran gue nyuruh dia ke Korea?
"Ke kamar lah."
"Nggak bisa tidur."
Sama kak. Huhuhuu...
"Lo? Was-was gara-gara bahasa arab?" Sumpah ya, penumpang di rumah ini sok tau banget!
"Emang hidup gue isinya bahasa Arab apa?"
"Lo katanya mau jadi dubes arab."
Tau ah. Males bercanda.
Gue lagi mikirin Eric banget. Gimana sih? Gue Terima apa enggak? Gue juga nggak tau suka sama Eric apa enggak. Ya Allah... Nggak ada yang nembak galau, ada yang nembak, galau juga.
"Kak."
"Hmmm..."
"Lo pernah naksir cowok?"
"Enggak lah! Lo pikir gue cowok apaan?"
Cuma salah kata doang elah. Sensitif amat. Lagian gue kalo curhat sama Kak Jevin rasanya kayak curhat ke sesama cewek. Enak gitu gatau kenapa. Haha..
"Maksud gue lo pernah naksir orang? Cewek!"
"Pernah."
"Terus?"
"Nggak bayar parkir."
Anjir! Gue serius bambang!
"Ka!"
"Ya gue nggak gimana-gimana. Udah suka aja."
"Pacaran?"
"Iya."
"Abis itu?"
"Menikah dan punya anak."
"Serius?"
"Misalnya. Itu yang gue harapkan."
Kan kampret! Nyesel dah. Sia-sia tenaga gue kasih buat curhat ama Ka Jevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Icha's boy
FanfictionOrang jomblo mah jatohnya yaudah jomblo aja. -Lucas Terima aja takdirnya, jomblo! -Jeno Kenapa putus terus sih? -Icha ASTAGHFIRULLAHAL'ADZIM! -Jevin Kalo beda kasta mah biasa, tapi kalo kesenjangan iman baru luar biasa... Icha itu insecure sama oran...