💡 Follow Sebelum Baca💡
*****
Aurora Queenza
Gadis bertubuh mungil, ramput panjang, bulu mata lentik, Mata bulatnya, alis yang terbentuk sempurna, hidung mancung, berkulit putih susu.
Siapa sih yang tidak tertarik pada gadis bertubuh mungil itu?
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aurora Queenza
----------🌸---------
"Eh tunggu, Lo murid baru kan?"Tanya seseorang yang menghentikan langkah mereka.
"Ara?" Tanya ara balik sambil menunjuk dirinya.
"Iyalah, siapa lagi yang murid baru di sini" jawab gadis yang berdiri dengan kedua temannya.
"Oh" tanggapan Ara membuat lawan bicaranya geram.
"Oh, doang?" Tanya gadis itu, dengan tatapan sinisnya.
"Terus, ara harus bilang 'maaf ya kak ara gak tau kalo kakak manggil ara' gitu, hm?" ucap ara dengan nada dibuat selembut mungkin.
"Udah, ga usah banyak bacot. Sekarang lo pesanin gue makan"suruhnya pada Ara.
"Lo apa apaan si, Lo punya kaki tangankan ngapain gak digunain?ucap Fania yang sudah kesal.
"Lo gak usah ikut campur"ucapnya sambil menunjuk Fania
"Gak usah nunjuk nunjuk, anjing"balasnya, sangat kesal.
"Udah biar ara aja, Fa"bisiknya Ara.
"Dih, kakak siapa nyuru-nyuru ara?"
Gadis itu tersenyum manis naman bagi orang yang sudah mengenalnya itu bukan senyum manis melainkan menyeramkan.
"Lo gak kenal gue? tanyanya balik.
"CK, Gak kenal dan gak mau kenal juga"jawabnya menahan kekesalannya, Ia sudah lapar dan harus meladeni orang yang tidak penting di depannya. Tadi ia sudah mau melanjutkan langkahnya tapi di tahan oleh Nene gayung ini.
"Bella Shofia, Anak Donatur terbesar di SMA Raya Bakti"ucapnya sedikit berteriak, bangga.
Kini mereka berdua menjadi nontonan warga kantin.
Ara mengangguk paham seketika ia mengingat sesuatu "ohiya ara ingat, kakak yang... "Jedannya membuat semua orang yang di kantin penasaran.
"Kakak yang di iklan itu kan, aduh ara lupa lagi namanya, apa ya?" Ucapnya sambil melihat ke atas, seperti sedang menerawang sesuatu.
Bella yang mendengar ucapan Ara lantas tersenyum bangga. Ia berpikir, mungkin Ara melihat seseorang di iklan yang wajah mirip dengannya dan ia akan dapat pujian karena menjadi bintang iklan.
