4. Mansion

46 17 10
                                    

Jangan lupa⭐💬

~Happy Reading~

----------🥞---------

Sekarang Ara dan Gelan berada di ruang tengah di mansion papa Arlan. Semalam Ara meminta pada Gelan untuk pulang ke mansion, karena hari ini papa Arlan pulang jadi mereka tidak usah repot-repot untuk menuju masion dengan terburu buru. Ara kan kalau tidur udah kaya orang mati jadi nanti kesiangan. ia takut di tendang, di lempar, di buang, di seret keluar dari kartu keluarga.

Sebenarnya mereka ingin menjemput papa dan mama ke bandara tapi, kata papa Arlan 'gak baik kalau kita semua di luar. Papa takut kalau musuh tau posisi kita, kan gak lucu' dan mereka mengiyakan saja. itu pun buat kebaikan.

"Papa sama mama, lama banget sih, adek udah nunggu lama tiga jam. Tapi nggak muncul muncul juga"ucap Ara yang sedang bersandar di sofa dan meletakan kakinya di paha sang Abang.

"Sabar dek, Abang tadi chat papa katanya masih di jalan"ucap Gelan dengan tangan kanan memegang Handphone dan tangan kiri sedang menarik narik jemari kaki adiknya sampai berbunyi.

"Tapi adek bosen"

"Handphone nya buat apa, main apa kek gitu biar kurangin bosen nya"

"Udah, adek udah main lebih dari sepuluh game tapi masih bosen"gerutu Ara kesal

"Ohiya, adek baru inget!"ujar Ara antusias

"Abang mau bantuin Ara?"

"Apa? Asal jangan yang aneh"sewot Gelan

"Oke! Kalau gitu sini handphonenya"pinta Ara

"Buat apa coba? Kan ada handphone adek"

"Ih, Abang banya tanya, udah kasih sini"titah Ara tak sabaran.

"Nih"Gelan melempar handphone pada Ara pelan. Sayang kalau di kasari tu handphone.

"Bu Mumun!"teriak Ara memanggil kepala maid yang paling lama di masion papa Arlan.

"Iya non, mau bibi ambilin sesuatu"ucap Bu Mumun yang sudah di hadapan ara.

"Bi Ara boleh minta tolong gak?"

"Apa sih yang gak boleh buat non?"tanya balik Bi Mumun.

Ara menjentikkan jarinya" oke bi! Bibi tolong bantuin Ara kumpulin semua handphone Punya bodyguard dan maid "pinta Ara pada bi Mumun.
"Buat apa ya non?"tanya ni Mumun bingung.

"Bibi mah kepo, udah bi cepetan ini penting banget"

"Tunggu sebentar ya non"setelah itu bi Mumun pun pergi mengumpulkan handphone  para bodyguard dan maid.

"Buat apa sih dek?"tanya Gelan yang masih setia menarik jemari kaki Ara yang sudah tidak berbunyi lagi. Ia bingung apa yang mau di perbuatan Ara pada semua handphone yang di kumpulkan.

"Udah nanti juga Abang tau"ucap Ara dan berdiri.

"Mau ke mana?"

"Abang tunggu di sini? Ara mau ambil sesuatu di kamar"ujar Ara dan melangkah menuju tangga. Sebenarnya ada **** tapi ia lebih suka pakai tangga, katanya olahraga kecil kecilan.

"Tu anak ga pernah waras. Ini pasti Aneh lagi"monolog Gelan. Ia hanya duduk dan memikirkan apa yang akan di lakukan adiknya yang tak waras itu.

Selang beberapa menit ara kembali dengan membawa lima laptop. Tiga punya Gelan dan dua punya Ara.

"Itu laptop Abang kenapa di bawa juga adek"ucap Gelan frustasi.

"Abang diam aja"ucap Ara seraya memposisikan duduknya seperti sebelumnya yang kaki di atas paha gelan

AURORA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang