31

3.3K 445 62
                                    

Sinar matahari masuk ke kamar Ten, berniat membangunkan manusia di dalam kamar itu. Tapi percuma, Ten tidak bisa tidur dari semalam. Dan cahaya matahari ini hanya sebagai tanda menyebalkan, tanda jika enam pria itu akan datang lagi ke kamarnya.

Tak lama, suara pintu terbuka membuat Ten mendengus. Lucas datang dengan nampan sarapan untuk Ten dan Baby-nya, pria itu mengusap lengan Ten pelan.

"Kamu udah bangun? Ayo sarapan dulu". Kata Lucas, Ten tetap diam tanpa menjawab panggilan Lucas.

"Ayo sarapan dulu, kamu kan kemarin belum makan".

Ten memasukkan lengannya ke dalam selimut, agar Lucas tidak bisa mengusapnya lagi. Terdengar helaan nafas berat dari Lucas, pria itu membalik badan Ten dan memeluk nya.

"Ck, ngapain sih peluk-peluk". Kata Ten sambil mendorong badan Lucas, tapi pria itu lebih keras kepala dan terus memeluk Ten.

"Jangan gini Ten, Daddy minta maaf". Kata Lucas pelan, tapi Ten hanya mendecih sebagai jawaban.

"Ten ga punya Daddy, Daddy Ten udah mati".

Lucas terdiam, dia melepas pelukannya pada tubuh Ten dan memainkan jari-jari mungil nya. Anak itu hanya diam, memalingkan wajah ke jendela agar tidak melihat wajah sedih Lucas.

"Ya udah". Lucas menghela nafas panjang, "Ayo sarapan, biar hyung yang suapin. Kasian Baby kalo Mommy-nya ga mau makan".

Ten tertawa renyah, "Haha harusnya Ten ga perlu berekspektasi lebih, kalian cuma mau Baby-nya Ten".

"Ten, ga gitu-".

"Keluar, biar Ten kasih makan Baby-nya sendiri. Ga perlu disuapin". Potong Ten cepat, Lucas mengalah, dia berdiri dan meninggalkan Ten dengan nampan sarapan.

Saat Lucas keluar, sudah ada lima orang lain nya yang menunggu di luar ruangan. Mereka menatap Lucas khawatir saat anak itu keluar dengan wajah sedih, helaan nafas keluar berkali-kali dari mulutnya.

"Kenapa?". Tanya Jaehyun, Lucas menoleh sekilas.

"Dia ga mau makan". Setelah itu Jaehyun langsung masuk ke dalam, Ten menatap pria itu sekilas.

Jaehyun mengambil piring nasi Ten lalu duduk di samping ranjang, Ten berbalik membelakangi Jaehyun. Pria itu menarik kursi dan menggantinya jadi di hadapan Ten, membuat Ten berdecak sebal.

"Ayo makan, nanti kamu sakit". Kata Jaehyun pelan, Ten tetap diam. Enggan menjawabi pertanyaan mereka yang hanya membuat kepalanya pusing.

"Ten ga sakit, sana pergi". Kata Ten singkat.

"Iya sekarang ga sakit, tapi kalo ga makan nanti jadi sakit". Jaehyun mengusap surai Ten pelan, lalu mengecup keningnya.

"Makan ya? Dikit aja, lima sendok". Ten masih diam, memandang ke arah langit-langit kamar dengan kosong.

"Kamu kenapa sih, Daddy udah mau berubah buat kamu, tapi kamu yang ga ngasih kesempatan". Sahut Yuta yang baru masuk, diikuti Johnny dan yang lainnya.

"Ya kalian yang kenapa! Katanya Ten cuma ngeganggu, katanya kalian udah biasa ga ada Ten, kenapa pas Ten mau bunuh diri malah di tolong? Emang ya kalian suka banget nyariin Ten penyakit, udahlah Ten mau pergi". Ten menarik paksa semua infus yang tertancap di kulitnya, membuat mereka terkejut.

Rasanya perih, tapi Ten menahan rasa perih akibat tarikannya yang terlalu kencang. Ada sedikit menyesal, harusnya dia menarik itu tidak terlalu kencang. Sekarang tangannya sakit, dia langsung keluar kamar.

Taeyong menarik lengan Ten, "Bayi kamu itu lemah, mereka juga masih kecil". Ujarnya membuat Ten terdiam, lagi-lagi bayi itu yang mereka bahas.

"Bayi.. Selalu aja bayi, Ten benci bayinya. Biar mereka makin lemah, biar mereka mati sekalian". Ten menepis tangan Taeyong, dia mempercepat jalannya pergi dari rumah sakit itu.

Beloved | AllxTen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang