10

4.4K 593 194
                                    

Sinar matahari masuk ke kamar Taeyong, membuat Ten menggeliat tak nyaman dalam tidurnya. Dia membuka Mata perlahan dan menemukan Taeyong yang tengah menatap nya lekat, dengan senyum manis dan jangan lupakan wajahnya yang tidak terlihat dingin dan menakutkan saat baru bangun.

Ten tersenyum lalu merapatkan dirinya ke Taeyong, jika sudah begini rasanya sangat malas untuk bangun. Gravitasi kasur mendadak sangat berat, dan tubuh Taeyong bak magnet bagi Ten.

"Good morning". Kata Taeyong dengan suara serak khas bangun tidur, dia mengecup puncak kepala Ten lalu mengusap punggung mungil anak itu.

"Morning too". Ten mengusakkan wajahnya di dada Taeyong pelan, membuat poninya jadi semakin berantakan.

Taeyong terkekeh lalu mencubit pipi gembil Ten, "Manjanya.. pasti hari ini ada pelajaran matematik kan?". Ujar Taeyong dengan nada bercanda, Ten tertawa.

"Hehe.. Daddy tau ternyata".

Mereka tertawa pelan lalu saling mengeratkan pelukan satu sama lain, hingga Ten memukul punggung Taeyong karna pria itu memeluknya terlalu erat. Taeyong terkekeh lalu melepaskan pelukannya.

"Sesek tauu". Ten mempoutkan bibirnya kesal, "Badan Daddy kan besar! Sementara badan Ten kecil".

Taeyong tersenyum lalu mengecup bibir Ten, dia menarik selimut untuk menutupi seluruh badan mereka. Dia beranjak ke atas Ten lalu mengukungnya, Ten hanya tersenyum kecil. Dia mencoba keluar tapi tubuh Taeyong lebih dulu menindihnya.

"Mau kemana hm?". Bisik Taeyong tepat di telinga Ten, sambil mengendusi bahu sempit Ten.

"Mau sekolah". Jawab Ten tak kalah berbisik nya dengan Taeyong, dia melingkarkan kaki dan tangannya di tubuh Taeyong membuat tubuh mereka semakin menempel.

Taeyong menyeringai, "Ohh jadi pengen di gangbang sekarang biar ga sekolah ya? Gitu?".

Ten tersenyum penuh arti, yang dijawab oleh Taeyong dengan tawa renyah. Dia mendekatkan wajahnya pada wajah Ten, membuat hidung mancung mereka jadi bersentuhan. Ten menatap Taeyong dengan tatapan sayu, menambah kesan sexy menurut Taeyong.

"Daddy". Bisik Ten lagi, "Something hardens down there, is that your dick?". Tambahnya.

Taeyong mengerang saat Ten dengan sengaja menggesekkan miliknya ke milik Taeyong, tak hanya sekali, tapi Ten mengulanginya beberapa kali. Nafas Taeyong memburu, dia salah karna sudah bermain-main dengan kucing nakal satu ini.

Yang awalnya dia hanya ingin menggoda Ten, tapi entah sejak kapan jadi dirinya yang tersiksa karna perlakuan Ten. Akhirnya Taeyong melumat bibir Cherry Ten, membuat pria yang lebih muda tersenyum.

"I won again, Daddy's so weak!". Gumam Ten saat Taeyong menjauhkan wajahnya, membuat pagutan mereka terlepas.

"Daddy's always weak if you tease me, baby".

Taeyong kembali mendekatkan wajah mereka hingga dia bisa merasakan nafas lembut Ten dibawahnya, Ten memejamkan mata karna mengira Taeyong akan melumat bibirnya lagi.

Tok

Tok

Sebuah ketukan pintu dan suara berat yang khas dari seseorang membuat Taeyong dan Ten saling menjauhkan wajah mereka, Ten sedikit mendengus sementara Taeyong diam lalu menyibak selimut yang menutupi tubuh mereka.

"Ten waktunya sekolah, jangan di ajak main pagi-pagi". Kata Johnny sambil menyilangkan tangan dan bersender di pintu kamar, dia menggeleng pelan melihat kantung hormon yang satu itu.

Oke, dia juga kantung hormon. Dan setiap hari dia harus berpapasan dengan kantung hormon yang lain, tapi untuk yang satu itu.. Kantung hormon yang itu tidak mengenal tempat sama sekali, ceroboh dan sangat sering.

Beloved | AllxTen ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang