"Maksud kamu apaan? Hah!!!! "Pranggg
Plakkk
"Kamu tuh harusnya ngaca! Ngaca!! Kelakuan kamu juga gak kalah bejad nya kayak aku!! " Laki laki itu membentak istrinya setelah menampar nya sampai terdapat darah di sudut bibir sang istri
"Tidur sama laki-laki lain, gak mentingin anak sama keluarga!! Kamu pikir itu tindakan terpuji?!!!! " Laki-laki itu sepertinya sedang tersulut emosi, ia sampai tak memikirkan istri dan keadaan anaknya yang saat ini sedang melihat secara langsung pertengkaran antara orang tua mereka
"Hiks hiks, hyung~" Rengek sang bungsu pada kakak tertua
"Shhh udah, jangan nangis, kalian tidur dulu ya? " Ucap sang sulung mencoba menenangkan adik bungsunya
"Kita tidur dulu yuk" Ajak sang anak tengah dari ketiga saudara itu
Sang bungsu perlahan meredakan tangisnya, kemudian mulai mengikuti kakak keduanya pergi melangkah memasuki kamar mereka
Sang sulung merasa iba dengan adik adiknya itu, umur mereka masih kecil tapi sudah bersiap siap untuk menjadi anak brokenhome, apalagi sang bungsu, umurnya bahkan baru 10 tahun sedangkan adik pertamanya, umurnya baru 12 tahun, dirinya sudah berumur 17 tahun, beruntunglah dirinya mempunyai pekerjaan part time, jadi jika orang tuanya cerai maka dia bisa menghidupi adik adiknya
"Jaemin-ah"
Jaemin yang sedari tadi menyaksikan perdebatan orang tuanya langsung menengok kalau sang ibu memanggil namanya
Tanpa berasa basi, dirinya mendekati sang ibu
"Kamu mau ikut ibu sama kembaran kamu, atau ikut ayah? " Tanyanya dengan nada selembut mungkin
Memang Jaemin mempunyai seorang kembaran, namanya Renjun, sudah 2 bulan sejak ia tinggal memisahkan diri dari dirinya dan kedua adiknya untuk tinggal bersama ibunya dan selingkuhannya, itupun dengan paksaan sang ibu, Renjun sebenarnya tidak rela untuk meninggalkan kembarannya juga adik adiknya, terutama Jisung, adik bungsunya itu pasti akan sangat merindukannya,
Shotaro, anak yang menjadi penengah itu awalnya akan ikut dengan sang ibu, namun dirinya menolak, dengan alasan tidak ingin berpisah dengan kakak dan adiknya
Jaemin bingung, sebenarnya dia tidak ingin ikut dengan siapa-siapa, lebih baik dia tinggal bersama adik-adiknya dan menghidupi adiknya sendiri namun apakah mereka akan mengijinkannya?
Akhirnya dengan pergulatan batin Jaemin memilih untuk mengutarakan isi hatinya kepada sang ibu "aku nggak mau ikut siapa-siapa bu" Ucapnya lirih
Sang ibu hanya menghela nafas "kamu punya apa sampai-sampai nekat untuk menghidupi adik-adikmu?" Tanyanya
"A-aku punya pekerjaan part time di sebuah cafe, itu cukup untuk menghidupi adik adiku nantinya" Jawabnya sedikit ragu
"Sudahlah, biarkan saja dia" Potong sang ayah ketika melihat sang ibu yang akan menjawab
"Kamu boleh tinggal disini sama adik-adik kamu, aku udah buat surat cerai, kau tinggal menandatangani nya, dan besok aku tak akan tinggal lagi di rumah ini" Jelas sang ayah
"Untuk keperluan kalian, kurasa dengan kerja part time di sebuah cafe tidaklah cukup, ayah akan mengirimkan uang bulanan untukmu dan adik-adikmu, bagaimanapun juga ayah punya kewajiban untuk menafkahi kalian" Sambungnya
Sang ibu hanya menatap nanar suaminya, walaupun hubungan mereka sudah hancur setidaknya sang suami masih mau peduli dengan anak anaknya
Jaemin hanya mengangguk tak berani untuk menjawab apa-apa lagi, akhirnya dia memilih untuk pergi ke kamarnya menemani sang adik yang mungkin sudah terlelap
"Hyung"
Jaemin mendongak lesu, matanya menatap Shotaro yang sekarang sedang menatapnya iba, sedangkan Jisung sudah tertidur di kasur
Perlahan Shotaro bangkit dan mendekati sang kakak, tanpa aba-aba, Shotaro mulai mendekap tubuh Jaemin, membawanya kepelukan hangatnya, tangannya bergerak mengelus surai sang kakak guna menenagkannya
Jaemin hanya membalas dekapan sang adik, tangisnya pecah saat itu juga di pundak Shotaro, ia tidak kuat dengan kenyataan yang sekarang sedang dihadapinya,
"Hyung tenang ya, udah jangan mikirin itu lagi" Ucapnya
"Sekarang, hyung tidur dulu ya" Ujarnya menitah sang kakak untuk berbaring di kasur dengan Jisung
Jaemin menurut dan mulai berbaring di sebelah Jisung, Shotaro menarik selimut guna menutupi tubuh sang kakak sampai dagu
Setelah Jaemin mulai terlelap, Shotaro beranjak dari kamar itu, mematikan lampu kemudian berjalan keluar dari kamar sang kakak
Menghela nafas kasar, Shotaro mulai pergi ke kamarnya dan duduk disisi ranjang, dia mulai mengingat kembali perkataan dari ayah ibunya yang akan cerai ini
Ya memang Shotaro sedari tadi menguping pembicaraan dari kedua orang tuanya dan kakaknya, dia merasa kasihan kepada kakaknya ini, dia pasti sangat kelelahan untuk memikirkan kebutuhannya dan adiknya, apalagi umurnya yang masih 17 tahun, dan juga adiknya, diumur semuda itu pasti dia lebih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya
Sebenarnya Shotaro sudah tak bisa menahan air matanya lagi, ia rasa ia ingin menangis saja sampai air matanya habis, namun jika ia menjadi lemah seperti ini, siapa yang akan menguatkan kakaknya? Siapa yang akan menguatkan adiknya dengan mengatakan 'semua akan baik baik saja', Shotaro tidak bisa egois, dia tidak harus memikirkan dirinya sendiri, kakaknya lebih menderita darinya
Jadi, dia tidak bisa terus-terusan menangis,
•
»»---->𝕄𝕪 𝕊𝕦𝕘𝕒𝕣 𝔻𝕒𝕕𝕕𝕪<----««
ADA YANG TERTARIK GAKKK?!!!!
Welcome to my story!!!
⚠BxB area mohon jangan salah lapak ⚠
Bagi yang tidak suka silahkan angkat kaki dari lapak saya,
Saran, Komentar, Kritikan mohon diberikan yooGak tau aja, lagi kepengin bikin cerita SungTaro, uwuwu gemush banget liat mereakaa, jadi gatel pengen bikin story tuh couple
Btw, kesian ama tuh tiga bersaudara, mana masih kecil lagi, udh jadi nak brokenhome, untung sajah author bukan anak brokenhome, jadi gatau gimana mau bikin konflik keluarga
Buat anak brokenhome, sehatsehat yaa!! Fighting!!! (ง ͠° ͟ل͜ ͡°)ง
Enjoy!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sugar Daddy | SungTaro
Fanfiction"Shotaro seorang siswa SMA berumur 17 tahun memiliki masalah keluarga, sehingga membuatnya harus menanggung kekurangan ekonomi pada keluarganya dan menghidupi adiknya, yang kemudian memilih untuk melakukan jalan GELAP dengan menjadi 𝕤𝕦𝕘𝕒𝕣 𝕓𝕒�...