"Ibu, aku berangkat naik bis ya" teriak Harry sambil mencomot rotinya di meja."Untuk apa kau berangkat naik bis? supir pribadi kita sudah menunggumu di depan sayang" ucap Lilly.
"Ibu, aku sudah besar bu, tidak perlu di antar supir segala lagian lebih seru berangkat menggunakan bis ketimbang mobil" kata Harry mencoba memberi alasan kepada Lilly.
"Ok, baiklah, tapi janji jika terjadi apa-apa kamu harus segera menghubungiku atau ayahmu. Mengerti?"
"SIAP YANG MULIA" ucap Harry dengan sangat lantang membuat lilly terkikik geli. Lilly sangat menyayangi putra semata wayangnya ini, di matanya Harry masih terlihat sama seperti ketika ia berusia 6 tahun.
'Waktu berlalu begitu cepat' batin Lilly.
"Baik bu aku segera berangkat, see u later mom" ucap Harry dan tak lupa memberi kecupan di pipi Lilly.
"Hati-hati di jalan my boy" ucap Lilly sambil melambaikan tangannya.
Harry langsung bergegas ke tempat pemberhentian bis. Setelah menunggu beberapa menit bis yang ia tunggu akhirnya datang. Ia pun segera naik ke dalam bis dan betapa senangnya dia ketika melihat kedua temannya duduk di bagian paling belakang.
"Hai Ron, hai Mione, kalian sedang sibuk membicarakan apa?" Harry segera mengambil tempat disamping Ron.
"Hai Harry, aku sedang menagih janji Hermione agar ia membelikanku sushi dan ice cream." ucap Ron
"Astaga Ron, kau tidak masuk peringkat 50 besar demi tuhan. Perjanjiannya kan kau harus naik sampai masuk peringkat 50 besar" ucap Hermione.
"Hermione, aku peringkat 51, bukankah itu pencapaian yang besar mengingat sebelumnya aku berada di peringkat 70. Dan seingatku kau hanya bilang yang penting naik peringkat."
"Ron, kau tidak mendengar pembicaraanku sampai tuntas, aku bilang 'jika peringkatmu naik dan masuk 50 besar' " ucap Hermione sambil menggelengkan kepalanya.
"Hey kalian berdua sudahlah, hari ini hari pertama kita menjadi murid kelas 2 SMA, tidak baik loh bertengkar terus nanti wajah kalian berdua jadi cepat keriput haha" ucap Harry mencoba melerai mereka berdua.
"Oh iya aku baru ingat, ini untuk kalian berdua" Harry memberikan gantungan kunci dan cokelat untuk Ron, sedangkan untuk Hermione ia memberikan dompet dan syal bermotif. Sontak mereka berdua langsung menerima souvenir dari Harry tersebut dan melupakan pertengkaran mereka sebelumnya.
"Thanks mate, kau memang yang terbaik" ucap Ron sambil melahap cokelatnya.
"Makasih banyak Harry, kebetulan sekali aku sedang membutuhkan dompet dan syal baru" ucap Hermione sambil mengalungkan syal di lehernya.
"Sama-sama" ucap Harry dengan senyum manisnya.
Merekapun akhirnya sampai di sekolah. Harry, Ron, dan Hermione segera menghampiri mading untuk melihat di kelas mana mereka ditempatkan.
"Mate kita tidak sekelas aku di kelas 2-3 kau di kelas 2-1" ucap Ron sedih.
"Aku juga tidak sekelas dengan kalian berdua, aku di kelas 2-2" ucap Hermione sendu.
Harrypun sedih karena tidak sekelas dengan kedua temannya tapi ya mau bagaimana lagi memang sekolahnya sudah mengatur seperti itu.
"Kita ambil positifnya saja, mungkin dengan begini kita bisa mendapatkan banyak teman baru, lagian kita masih bisa bareng kok setiap istirahat hehe" ucap Harry mencoba menghibur teman-temannya.
Mendengar itu Ron dan Hermione hanya bisa menganggukkan kepalanya pasrah. Tak lama kemudian bunyi belpun berdentang pertanda pelajaran akan segera dimulai. Setelah berpamitan dengan kedua temannya, Harry segera mencari kelasnya. Sesampainya di kelas ia melihat hanya ada beberapa bangku kosong yang tersisa dan tidak berpikir panjang ia segera duduk disamping anak berpipi chubby. Karena Harry orangnya friendly dan ramah ia langsung memulai percakapan duluan dengan murid yang ada di sampingnya.
"Hey, namaku Harry, kau siapa?" tanya Harry.
"H-Hai Harry, namaku Neville" jawab Neville malu-malu.
"Senang berkenalan denganmu Neville" ucap Harry dengan senyum pepsodentnya.
"A-aku juga senang berkenalan denganmu Harry" jawab Neville dengan wajah memerah.
Setelah perbincangan singkat itu, seorang guru datang ke kelas untuk segera memulai kegiatan belajar mengajar. Sepuluh menit berlalu dan satu kelas dikejutkan oleh suara pintu yang menjeblak terbuka. Harry melirik ke asal suara dan melihat sesosok pemuda tampan berambut putih. Pemuda itu hanya mengenakan kemeja putih dan celana tetapi tidak mengenakan dasi, nametag, dan blazer.
'Dia nekat sekali di hari pertama sudah membuat onar seperti ini' batin Harry.
Harry melihat gurunya hanya memberikan respon dengan menggelengkan kepalanya.
"Cepat masuk Malfoy, saya tidak punya waktu banyak" ucap Mr. Snape. Murid yang disebut Malfoy langsung masuk dan memilih bangku yang paling belakang.
'Ia tidak ditegur? bagaimana bisa?' batin Harry. Harry kembali memandang Malfoy dan betapa kagetnya Harry karena Malfoypun sedang menatapi dirinya dengan sinis. Ditatap seperti itu Harry langsung salting dan kembali menatap papan tulis.
'Perasaanku tidak enak' batin Harry gelisah.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Got Karma
FanfictionDraco Malfoy, seorang pemuda tampan yang kaya raya tetapi memiliki watak yang sangat buruk. Ia memiliki sifat yang egois, licik, suka menindas orang lain dan tidak mau kalah. Ia terus melakukan hal biadab tanpa sadar bahwa hukum karma menantinya. Ha...