Kawanan Iblis

1.8K 167 32
                                    


TW🔞

Keluar dari pintu kantin, Draco langsung disambut ketiga temannya yaitu Blaise, Theo, dan Adrian. Ketiganya bersorak dan bersiul kompak usai melihat aksi Draco menggoda Harry. Draco hanya memutar matanya malas melihat respon lebay mereka.

"Demi apa teman kita yang sedingin es ini bisa flirting juga dengan sesama manusia ternyata" ucap Blaise heboh.

"Iya betul yang tadi terlihat alami sekali Drake, kukira kau selama ini asexual" ucap Adrian.

"Iya Drake, pantas saja setiap kali kukenalkan kau dengan perempuan mukamu masam, ternyata sukanya sama laki huftt" ucap Theo.

"Aku hanya menjalankan Dare dari kalian untuk menggodanya, sekarang mana uang yang kalian janjikan tadi hm? jangan pura-pura bego" ucap Draco sambil menodongkan tangannya dihadapan mereka.

"Ya elah Drake, masalah duit mah bisa nanti" ujar Blaise.

"Aku tidak mau menerima alasan apapun. Cepat berikan duitnya sekarang atau kalian tidak akan pernah bisa lagi merasakan narkoba favorit kalian" ancam Draco. Mendengar itu ketiganya langsung merogoh dompet mereka terburu-buru dan segera menyerahkan sejumlah uang kepada Draco. Draco tersenyum melihat adegan tersebut.

"Coba kuhitung dulu...okey sudah pas 300 pounds. Senang bekerjasama dengan kalian" ucap Draco dengan cengiran pepsodent.

"Aku tidak pernah paham Drake...kau ini kaya tapi kalau masalah duit perhitungan sekali" ucap Adrian.

"Well, business is business. Dan satu hal yang harus kau ketahui, bahwa orang kaya akan menghalalkan segala cara untuk mempertahankan kekayaannya" ujar Draco dengan smirknya. Mereka berempat berjalan menyusuri koridor sekolah. Suasana hening sampai salah satu dari mereka membuka suara.

"Anyway, sejak kapan kau gay Drake?" tanya Theo.

"Aku tidak pernah mengklaim diriku gay" ucap Draco.

"Drake jangan membuatku tertawa, kejadian di kantin tadi sudah cukup membuktikan bahwa kau itu memang gay, hell, bahkan nenekku kalau melihat adegan tadi langsung tau bahwa kau itu gay" ucap Blaise.

"Kalian yang menyuruhku untuk menggoda Harry—-"

"SHUT UP, kalian sudah saling memanggil dengan nama depan?! SHITT! aku ketinggalan berita" ucap Blaise heboh.

"Kau bilang kita teman tapi kau tidak pernah cerita tentang gebetanmu ini huhu" ucap Adrian pura-pura nangis.

"Ohh teganya teganya dirimu Drake tidak memberitahukan hal sepenting ini~" ucap Theo dengan suara jeleknya.

Draco memutar bolamatanya jengah melihat kelakuan gesrek teman-temannya itu.

"Kalian itu dungu atau bagaimana sih, ck. Pertama, kalian yang menyuruhku untuk flirting dengan orang yang paling aku benci. Kedua, aku bukan gay, pas pasnya aku gay setidaknya aku akan memilih pria yang kastanya setara denganku, tidak seperti si culun mata empat itu" ujar Draco.

"Lah kau tidak tau? Harry Potter itu kan anak tunggal James Potter, pemilik restoran dan butik yang terkenal di Inggris. Kau dengannya setara Draco, muka kalian juga terlihat serasi satu sama lain" ucap Blaise. Draco menolehkan kepalanya tidak santai ke arah Blaise.

"Pemilik restoran dan butik? apa nama restoran dan butiknya?" tanya Draco.

" 'HONEYPies resto dan Light Ur Day clothing" jawab Blaise. Draco kena mental mendengar pernyataan Blaise, kenapa? karena dia lumayan sering makan di restoran tersebut dan harga menunya pun terbilang mahal. Untuk butiknya, Draco juga tau tapi ia tidak pernah mengunjungi butik tersebut mengingat isinya hanya menjual barang wanita. Well, Siapa sangka si culun sok pintar itu berasal dari keluarga kaya yang mumpuni. 'Harry Potter, kau selalu berhasil mengejutkanku, interesting..' batin Draco.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Devil Got KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang