2

1.1K 175 12
                                    

Jimin bangun bahkan saat mentari belum terbit. Pria manis itu segera mandi, masak makanan seadanya untuk sarapan kemudian berangkat kerja. Jalanan masih sepi, yang Jimin lihat sudah berkeliaran di jalan adalah pekerja buruh serabut sepertinya atau tukang koran.

Kring kring

"Jimin-sshi.. Kajja naik biar cepat sampai" Jungkook tersenyum lebar. Jimin mengangguk dan naik ke boncengan Jungkook. Si jeon menggenjot sepedanya penuh tenaga menuju tempat kerja.

Setibanya di resto, woobin memberitahu bahwa pesta yang seharusnya lusa dimajukan menjadi malam ini. Jimin dan Jungkook sedikit kaget karena artinya mereka harus lembur.

****

Sore menjelang malam, Taehyung yang sudah siap dengan setelan jas nya pun masuk ke dalam mobil. Sampai di hall, semua mata tertuju pada pria bermarga Kim tersebut. Pasalnya wajah Taehyung sangat luar biasa tampan dan tak sewajarnya manusia.

Semua orang membungkuk saat ia berjalan dan untuk menghormati yang lain juga Taehyung menundukkan sedikit kepalanya.

Si pria memilih duduk seraya menyesap anggur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Si pria memilih duduk seraya menyesap anggur. Sesekali dirinya berbincang dengan kalangan elit lainnya.

"Bagaimana kabar orang tuamu Taehyung-sshi?"

"Mereka masih sama saja, hidup, sehat, kaya.."

Tuan Im terkekeh mendengar penuturan Taehyung. Keduanya berbincang sambil melihat kearah para tamu lain yang juga mulai berdatangan.

****

Jimin berjalan kesana kemari dengan nampan kosong. "Permisi, boleh minta anggurnya lagi?"

"Tentu saja.. "

Si mungil bergegas masuk ke bagian persediaan anggur. Ia menuang anggur ke beberapa gelas sebelum akhirnya keluar lagi. Tidak ada istirahat baginya. Hidup itu indah, bagi orang kaya. Sedang bagi orang seperti dirinya, meskipun sama-sama berada di ruang pesta, ia harus bekerja keras.

Karena kelelahan terus mondar mandir, Jimin jadi kehilangan fokus. Tak sengaja ia menginjak salah satu gaun panjang milik seorang wanita cantik. Untung gaun itu tidak sobek, hanya saja Jimin harus terjatuh menabrak seseorang.

Pyar

Seketika musik berhenti dan semua orang melihat kearah Jimin. Pemuda manis itu membulatkan mata melihat gelas-gelas yang dibawanya pecah. Saat kepalanya mengadah, ia melihat seorang pria yang ketumpahan anggur.

Jimin segera bersujud. "Maafkan saya Tuan.."

Taehyung terdiam. Ia terus melihat kearah Jimin kemudian membantunya bangkit berdiri. "Tidak papa.. "

Mata Jimin berpaut dengan Taehyung. Keduanya saling memandang dalam kagum dan diam. Jimin tak menyangka ia akan bertemu manusia setampan ini dalam hidupnya. Begitu juga dengan Taehyung, ia sangat terkejut saat melihat ada seseorang yang begitu indah.

Woobin mendatangi Jimin. "Jimin-sshi!!"
Bentakan itu membuat pagutan mata antara Taehyung dan Jimin terputus. Si manis kembali membungkuk.

"Jangan memarahinya, aku yang akan mengganti semuanya. Lanjutkan pestanya" Ujar Taehyung. Musik pun kembali di putar.

Jimin melirik sekilas pada Taehyung. "Terimakasih banyak tuan.."

"Ya.." Belum sempat Taehyung menjabat tangan halus itu, Jimin sudah berlalu pergi.

Tanpa keduanya ketahui, pertemuan sederhana tadi membuat benang merah tak kasat mata terikat diantara mereka.

Taehyung tersenyum tipis melihat punggung Jimin yang berlalu pergi. Tangannya yang sebelumnya terulur perlahan turun dengan senyum yang kian melebar. Jantungnya berdebar.

"Tuan, anda ingin pulang sekarang? Pakaian anda.."

Taehyung menunduk melihat pakaiannya yang ditumpahi anggur. "Ani.. Aku menunggu seseorang, bawakan saja baju ganti untukku kemari"

"Baik tuan.."

****

"Jangan lakukan kesalahan lagi Jimin! Kau cuci piring saja, tidak usah keluar."

Jimin membungkuk "nee woobin-sshi.."

Jungkook mendekati Jimin seraya menepuk pelan pundak sempitnya. "Kau baik-baik saja Jim?"

Si manis menoleh seraya kedua tangannya masih terus mencuci. "Ya, aku baik-baik saja.." Senyum Jimin terus merekah kala mengingat sepasang mata hitam yang menatapnya tadi. Jantungnya jadi berdebar tak karuan, sungguh Jimin masih tak yakin kalau manusia tadi itu nyata.

Taehyung masuk ke dalam sebuah bilik untuk berganti baju, setelahnya ia turun menuju dapur tempat para pelayan sewaan bekerja.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?"

"Aku mencari pria berambut hitam, kira-kira dia setinggi ini, wajahnya manis, matanya berwarna hazel terang, bibirnya tebal dan berwarna cerah"

Pelayan yang sedang bicara dengan Taehyung tersenyum tipis. "Ahh maksud anda Jimin-sshi, saya akan memanggilnya, sebentar.."

"Tidak-tidak, jangan memanggilnya, tapi tolong katakan padanya jika sudah selesai untuk menemuiku di sudut hall, aku menunggu.."

Si pelayan membungkuk. "Baik tuan, pesan anda akan saya sampaikan.."

Taehyung mengangguk sambil tersenyum. Selepas si pelayan pergi, mata Taehyung menyusuri dapur, dia melihatnya lagi. Si pria manis.

"Jimin..." Gumamnya dengan rekah senyum.

Last Goodbye (VMIN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang