7

1K 130 5
                                    

Jimin terbangun dipelukan Taehyung. Rasanya sangat nyaman dan hangat. Tubuh keduanya yang polos saling menempel di bawah selimut. Si manis melenguh pelan saat Taehyung mendesak lehernya. Dikecupnya pundak dan leher Jimin sekilas. "Pagi.."

"Pagi.." Jawab Jimin seraya jari mungilnya mengusap lembut pipi Taehyung. Si manis terkekeh saat Taehyung mengecupi wajahnya lalu menerkam bibirnya.

*****

Hari ini Jimin tidak berangkat kerja. Ia menghabiskan waktunya bersama dengan Taehyung. Keduanya bergandeng tangan masuk ke dalam taman labirin milik si Kim.

"Untuk apa membuat taman seperti ini?"

"Bermain pertak umpet" Pegangan tangan Taehyung terlepas. "Kamu mau mencobanya?"

Bibir Jimin mengerut dan kepalanya menggeleng. "Anii.. Aku tidak mau"

Kaki Taehyung berhenti. "Kenapa?"

"Karena kamu sudah cukup lama bersembunyi dariku. Sekarang aku menemukan mu dan aku tidak mau kamu sembunyi lagi.. Lagi pula kamu sembunyinya curang"

"Curang bagaimana?" Kekeh Taehyung.

"Kamu sembunyi di Jepang.. "

Gemas dengan bibir Jimin yang terus mengerucut, Taehyung maju untuk melumatnya. Disela ciuman mereka Jimin tersenyum sambil tangannya melingkar di leher Taehyung.

"Sekalipun kamu bersembunyi dariku keujung dunia, aku akan menemukan mu Jimin-ah.."

Jimin tersenyum lalu membelai rahang Taehyung. "Aku tidak mau sembunyi dari kamu.. Aku mau selalu bersamamu.."

Satu kecupan mendarat di bibir plum Jimin sebelum Taehyung menggandeng lagi tangannya dan membaww mereka berdua keluar dari labirin.

*****

"Jimin.. Apa kau baik-baik saja? Kenapa kemarin tidak masuk?" Jungkook menatap Jimin cemas sedang si mungil justru merona mengingat alasannya.

"Hanya sakit kecil kook-ah.."

Ekspresi cemas Jungkook sirna seketika saat Jimin mengusak rambutnya. Melihat senyum manis Jimin merekah membuat debaran jantungnya tak sehat. Jungkook menelan ludah.

"Aku kedalam dulu"

"N-ne.."

Hari itu Taehyung sedang ada urusan. Ia membaca surat dari keluarganya dan menjadi cemas. Tangannya bersedekap memikirkan apa yang harus ia lakukan.

*****

Di tempat kerjanya, seperti biasa jika tidak melayani pelanggan maka Jimin akan mencuci piring di belakang. Tanpa sengaja Jimin menyenggol gelas.

Benda itu seharusnya terjatuh jika Jungkook tak memiliki reflek cepat untuk menangkapnya.

Jimin bernapas lega. "Untung saja.. Trimakasih kook-sshi, aku ceroboh sekali.."

Jungkook tersenyum dan meletakkan gelasnya. "Sama-sama, Jim.. Mau makan siang denganku? Tidak berdua, ada yang lain juga.."

"Tentu.." Usai mencuci piring yang tersisa, Jimin mengikuti Jungkook ke luar, mencari tempat teduh untuk makan siang.

Disana memang ada yang lain, tapi Jimin dan Jungkook asik sendiri. Mungkin karena kenal dari lama makanya mereka sangat akrab.

Melihat Jimin tertawa karena candaannya membuat Jungkook terlampau senang. Mereka berdua terlalu asik hingga tak sadar langkah kaki tergesa mendekati mereka.

"Jimin"

Yang dipanggil mengadahkan kepala. Melihat Taehyung dengan raut wajah datarnya. Pria tinggi itu melangkah mendekat membuat semua orang menatap kearahnya.

"Taehyung-ah.." Jimin yang sudah selesai makan bangkit berdiri. Belum sempat Jimin berkata apa-apa lagi tangannya terlebih dahulu digeret Taehyung.

Tentu saja Jimin terkejut. Ia melirik pada di pria yang masih menunjukan ekspresi datar namun tatapan matanya menajam.

Dari jauh, Jungkook hanya mampu menghela napas.

*****

"Aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan dia." Taehyung menyudutkan Jimin di pohon. Si mungil terdiam dan mengerjapkan mata.

"Aku hanya makan siang.."

"Aku tidak peduli. Tidak boleh dekat-dekat ya tidak boleh" Raut wajah Taehyung berubah garang. Ia hanya tidak suka miliknya dekat-dekat dengan orang lain.

Jimin menghela napas, berusaha memahami Taehyung yang mungkin memang mudah cemburu. Hubungan mereka masih baru, tentu perlu waktu untuk bertumbuh.

"Ne.." Jimin mengangguk. "Maaf.."

Taehyung mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir Jimin. Seketika mata keduanya saling berpaut. "Aku tidak suka melihat kamu dekat dengan pria lain."

"Iya.."

"Apanya yang iya?"

"Iya, aku tidak akan dekat-dekat dengan yang lain.."

Si tampan perlahan tersenyum dan mengusak rambut Jimin.



*****

Di pinggir pantai, Taehyung dan Jimin duduk berdua melihat kearah mentari yang terbenam. Warna jingga yang hangat membuat wajah mereka terlihat merona.

"Ada apa disebrang sana?" Tanya Jimin seraya menyandarkan kepala ke pundak Taehyung.

Taehyung menoleh, mengusap rambut Jimin sekilas lalu kembali menengok pada mentari. "Entahlah, mungkin hanya laut luas atau pulau tak berpenghuni.."

"Begitu.." Perlahan Jimin mengadahkan kepalanya untuk menatap wajah Taehyung. Rambutnya yang hitam tertiup angin, rahangnya tegas, matanya tajam namun lembut.

Cup

Si manis mencuri kecupan kecil pada pipi prianya. Taehyung terkejut lalu menatap Jimin. Melihat bagaimana mata itu memandangnya penuh binar dan cinta. Dibelainya pipi Jimin lembut seraya matanya menatap dalam pada netra si mungil.

"Aku ingin jadi satu-satunya di hatimu.. Bisakah kamu hanya begini denganku.. Hanya memandang seperti ini padaku.."

Jimin mengusap pipi Taehyung pelan. "Kamu satu-satunya dihatiku, kamu tahu itu.. Aku tidak akan memandang orang lain seperti aku memandangmu.."

Taehyung terkekeh lalu mencolek pucuk hidung kekasihnya. "Setelah ini berakhir.. Ayo kita menikah Jimin-ah.."








Last Goodbye (VMIN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang