8

955 124 11
                                    

Pagi ini Taehyung menerima pesan yang sangat genting tentang perang dan kondisi keluarganya di Jepang. Pesan itu meminta agar Taehyung tetap tinggal di Korea.

Jimin yang barusan terbangun mengusap pelan matanya. Dilihatnya sang pria tengah berdiri di depan jendela dengan raut muka sendu.

"Tae.. Apa terjadi sesuatu?"

"Aku akan kembali ke Jepang.." Taehyung meremat surat ditangannya dan beralih duduk di tepi ranjang. Dibelainya rambut Jimin lembut lalu mengecup keningnya.

"Kita akan ke Jepang?" Tanya Jimin antusias.

Taehyung tersenyum simpul. "Aniya, aku pergi sendiri.." Dapat Taehyung lihat ekspresi kekasihnya yang langsung berubah lesu.

"Jangan menunjukan ekspresi itu padaku sayang.." Dibelainya pipi Jimin lagi. "Aku kembali ingin menjemput orang tuaku.. Berjanjilah kamu akan menungguku.. Kita menikah setelah ini.."

Perlahan Jimin mengangkat wajahnya. Matanya berkaca-kaca dan hatinya menjadi gelisah. "Kamu tidak mau kabur dariku kan.."

"Ani, mana ada aku begitu.. Aku tidak bohong sayang.." Taehyung menangkup pipi Jimin dan menatap matanya dalam-dalam. Hatinya mencelos melihat pria mungilnya bersedih. "Kajja.. Bersiaplah untuk membeli baju pernikahan kita.."

Senyum Jimin perlahan mengembang. Ia mengecup bibir Taehyung membuat empunya terkekeh. Di peluknya si pria tan erat-erat sambil memejamkan mata.
"Saranghae Taehyung.." Perlahan senyum Taehyung luntur, kini hanya ada ekspresi sedih dan takut. Ia memeluk Jimin lebih erat. "Nado saranghae Jimin.."

*****

Jimin dan Taehyung datang ke penjahit untuk membuat jas pernikahan mereka. Sepanjang hari Jimin terlihat bahagia bersama Taehyung.

Keduanya bersepeda meyusuri bukit berdua. Jimin mengeratkan pelukannya pada pinggang Taehyung seraya menyandarkan kepalanya pada punggung di pria. Taehyung tersenyum hangat, dielusnya lembut punggung tangan Jimin sekilas.

Puas berjalan bersama ke sana ke mari. Di rumah, Taehyung mengadakan pesta besar. Ia mengundang siapapun yang mau datang ke acara pertunangannya.

Sepasang kekasih itu berdansa di tengah hall, menggunakan pakaian bagus dan perhiasan. Kaki Jimin berayun seirama dengan Taehyung. Keduanya menjadi pusat perhatian.

"Tae.. Ini benar-benar dongeng yang indah.."

Taehyung tersenyum. "Indah karena ada kamu didalamnya.."

Jimin mengalungkan lengannya pada leher Taehyung lantas memeluknua erat. "Aku sangat mencintaimu Tae.."

"Aku juga sangat mencintaimu sayang.."

Cup

Si manis memejamkan mata. Bagi Jimin ini benar-benar erasa dongeng. Ia yang bukan siapa-siapa kini menjadi segalanya di mata Taehyung.

****

"Kenapa perginya buru-buru?" Jimin terduduk di pinggir ranjang dengan baju tidur. Taehyung yang baru keluar dari kamar mandi tengah mengeringkan rambut dengan handuk.

"Sini.." Si manis menepuk samping kasur agar Taehyung duduk. Pria mungil itupun bangkit berdiri untuk membantu Taehyung mengeringkan rambutnya.

Sesaat si pria mengadahkan kepala dan menarik pinggul Jimin agar jatuh ke pangkuannya.

"Berjanjilah kamu akan menungguku.." Sang pria tan mengerucutkan bibir melas membuat Jimin terkekeh pelan. "Pasti Taehyung... Aku pasti menunggu kamu.."

Taehyung tersenyum kotak seraya melepas kancing piyama Jimin satu per satu. Si mungil hanya menggeleng dan lanjut mengusak rambut prianya dengan handuk.

"Ahh.." Si mungil meremas handuk di tangannya saat lidah Taehyung menjilat ujung putingnya.

Taehyung menggendong tubuh Jimin dan langsung melentangkannya diatas ranjang. Jimin terkekeh "ahh taehyung-ah geli.." Tubuh rampingnya membusung saat Taehyung terus meraup dan memanjakan dirinya.

Tak lama ranjang mereka mulai berderit.

"Aahh ahh p-pelann"

Mengabaikan rintihan kekasihnya Taehyung terus menumbuk titik lemah Jimin dalam. Tubuh Jimin mengejang menahan pelepasan. Belum lagi saat prianya bergoyang cepat. Rasanya pikiran Jimin melayang dan tubuhnya terasa ringan.

"Ahh lagii.. Ouhh Taehyungahh.."

"Nghh jiminahh.."

Tangan Taehyung dan Jimin saling mencengkram saat pelepasan bersama. Napas Taehyung menderu tepat didepan bibir Jimin. Pria mungil itu juga tengah terengah akibat kegiatan panas mereka.

Sesaat setelahnya Taehyung menarik selimut dan mendekap tubuh Jimin erat. "Apa aku membuatmu bahagia?"

"Kamu ini ada-ada saja.. Tentu saja.." Ujar Jimin seraya mengusap rambut Taehyung. Mata keduanya terus saling memandang dan betapa keduanya sangat saling mencintai. Si tan mulai menyesap tiap inci dari bibir kekasihnya yang manis. Jika ini yang terakhir, dia berharap ini berlangsung lama.

Last Goodbye (VMIN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang