3

1K 147 11
                                    

"Jimin-sshi.."

Yang dipanggil menoleh. "Ne seulgi noona?"

"kau ingat pria tampan yang membantumu tadi? dia ingin menemuimu setelah pesta, katanya dia menunggu di sudut hall.."

Mata Jimin membulat, pikirannya jadi macam-macam. Bagaimana kalau pria tadi meminta uangnya kembali, mana mungkin Jimin sanggup mengganti. Terbesit pikiran untuk kabur, namun itu bukan perbuatan yang baik. Si manis hanya mendesau pelan dan lanjut mengerjakan cucian.

Jam terus berputar, para tamu mulai pulang setelah tengah malam. Taehyung sudah sangat mengantuk namun ia tetap berusaha terjaga, jangan sampai ia ketiduran saat Jimin datang.

"Permisi tuan.. anda mencari saya?" Kedua tangan Jimin bersedekap di depan tubuhnya dan kepalanya terus menunduk. Seketika rasa kantuk Taehyung menghilang. Pria tan itu bangkit berdiri.

"Ne, aku ingin bertemu denganmu.. "

"Jika soal ganti rugi, saya janji akan berusaha menggantinya.. "

Taehyung terkekeh membuat kepala Jimin terangkat. "Bukan soal itu, kecelakaan tadi lupakan saja, aku hanya ingin berkenalan denganmu.."

Mata Jimin membulat dan bibir plumnya sedikit terbuka. Bukan apa-apa hanya saja ia sangat terkjut. Di hadapannya ini bukan orang yang sembarangan dan lagi ia luar biasa tampan. Kenapa juga orang seperti ini mau berkenalan dengannya?

"Nama saya Park Jimin.."

Taehyung terseyum. "Kim Taehyung.. boleh aku mengantarmu pulang, Jimin-sshi?"

"A-apa? Jangan tuan, rumah saya dekat dari sini, saya tidak mau merepotkkan.."

"Ani, kau tidak merepotkan, kumohon jangan ditolak.."

Melihat raut wajah Taehyung yang berubah melas membuat Jimin tak tega. Si mungil mengangguk pelan membuat Taehyung tersenyum lebar.

***

Selama di dalam mobil, Taehyung berusaha mencairkan suasana dengan mengajak Jimin ngobrol. Pria manis itu sangat fleksibel membuat perbincangan mereka terus hidup. Keduanya merasa nyambung satu sama lain.

"Ini yang kau bilang dekat?" goda Taehyung dengan senyuman. Jimin terkekeh. "Saya sungkan Taehyung-sshi.. jadi saya beralasan tadi.."

Taehyung turut terkekeh sambil mengangguk-anggukan kepala. Pada akhirnya malam perbincangan mereka harus berakhir saat mobil berhenti di depan rumah Jimin.

"Senang bisa mengenalmu Jimin-sshi.."

"Senang berkenalan juga dengan Taehyung-sshi, trimakasih untuk bantuannya dua kali. Saya akan membalasnya suatu hari nanti.."

Perkataan Jimin membangkitkan sebuah ide dibenak Taehyung. Karena sejujurnya si pria tan tak ingin cepat berpisah dari Jimin.

"Bagaimana kalau kau membalasnya besok dengan menemaniku jalan-jalan.."

Jimin tersenyum, matanya menatap netra Taehyung yang terlihat antusias. "Besok saya harus bekerja Taehyung-sshi.. maaf.."

"Aku akan menunggu.. " tanpa sadar tangan Taehyung menggenggam tangan Jimin, tanda ia sungguh-sungguh mengharapkan adanya pertemuan kembali diantara mereka.

"Baiklah Taehyung-sshi, selamat malam.."

Taehyung tersenyum, si pria menahan tangan Jimin yang hendak keluar. Taehyung turun lebih dulu lalu membukakan pintu Jimin.

Jimin tersenyum lebar. "Anda tidak perlu melakukannya Tae-sshi.."

"Tidak papa.. Semoga mimpi indah.."

"Nee, anda juga.."

*****

Kling kling

Untuk beberapa saat semua mata tertuju pada seorang manusia berparas tampan yang baru saja datang. Pria itu adalah Taehyung. Ia datang ke restoran tempat Jimin bekerja lalu duduk di salah satu meja di pojok sebelah jendela.

"Jimin-sshi, bukankah itu pria yang mencarimu semalam?" Seulgi menyenggol pria mungil di sampingnya seraya terenyum.

Jimin yang melihat kearah Taehyung seketika menjadi salah tingkah. Pria itu sangat tampan, padahal hanya sedang membaca menu. "I-iya seulgi.."

"Sepertinya dia menyukaimu.. Uri Jiminnie akan punya kekasih sebentar lagiii"

Pipi Jimin memerah. "M-mana ada.. hanya kebetulan dia ada disini.."

Jungkook yang mendengar perbicangan mereka berduapun melirik pada orang yang sedang dibicarakan. Wajah yang sebelumnya menampilkan senyum, kini berubah datar dan tak suka.

Pria bermarga jeon itupun mendekati Jimin. "Kau menyukainya Jim?"

Pertanyaan itu membuat Jimin terkejut. "Ha? Aku? Ani, memangnya aku siapa.. pangeran seperti itu pantas mendapatkan tuan putri.." Jimin menunduk, merasa rendah diri.

dug

Seulgi menyenggol lengan Jimin, "Temuilah dia, dia mau memesan.."

Jimin mengangguk. "Baiklah.."

Restoran yang sebelumnya ramai, kini kian ramai karena kedatangan Taehyung. "Selamat datang, anda ingin memesan apa tuan.."

Taehyung tersenyum. "Aku mencarimu, aku kira aku salah tempat, syukurlah kalau benar disini.."

"Ne, aku bekerja disini Taehyung-sshi.. apa anda mau memesan sesuatu?"

Karena terpesona dengan Jimin, Taehyung sampai tak berkedip. "Ahh iya, aku mau memesan panekuk dan teh"

"Baiklah.. mohon sabar menunggu pesanan anda" Ujar Jimin dengan senyum lebarnya.

Taehyung terkekeh. "Nee.."

Setelah kepergian Jimin, senyum Taehyung perlahan menyusut. Ia tak begitu nyaman dipandang penuh puja oleh banyak orang.

"Lihatlah Jim.. dia merasa canggung.." Seulgi terkekeh.

Jimin ikut terkekeh seraya melihat sekilas kearah Taehyung, pria tan itu juga melihat kearahnya. Keduanya sempat berpandangan untuk beberapa waktu.

"Sudah sana temani diaa.."

"A-anii.. "

"Sana, tidak apa-apaa.."
















***

Ngga akan panjang chapt nya santuy

Last Goodbye (VMIN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang