6

1.1K 130 18
                                    

Hari ini, Taehyung mengajak sang kekasih mungil ke rumahnya. Seperti biasa pria bermarga Kim itu akan turun lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk Jimin.

"Terimakasih Tae.." jimin tersenyum sembari menerima uluran tangan Taehyung.

Keduanya masuk dan di sambut beberapa pelayan. Taehyung mengajak Jimin berkeliling. Si mungil melingkaran tangannya pada si pria seraya kaki mungilnya terus berjalan seirama dengan Taehyung.

"Bagaimana menurutmu?" Taehyung berhenti di balkon yang menghadap taman belakang rumahnya.

"Bagaimana apanya?"

"Apa rumah ini sudah cukup untuk kita membangun berkeluarga?" Taehyung menghadap ke samping lalu memegang kedua pundak Jimin.

Hati Taehyung terasa hangat hanya dengan memandang kedua bola mata pria yang ia cintai. Perlahan Jimin maju dan melingkarkan tangannya pada tubuh Taehyung.

Tanpa sepatah kata apapun, keduanya seolah saling mengerti perasaan satu sama lain. Dibelainya surai si manis lembut sebelum Taehyung mundur untuk mencium keningnya.

****

Pada jam makan malam, Jimin dan Taehyung duduk bersebrangan pada meja yang sangat panjang. Si mungil kebingungan melihat banyak sendok, garpu,pisau yang tersedia dalam berbagai macam ukuran.

Si tan yang mengerti kekasihnya sedang kebingungan pun bangkit berdiri. Ia pindah duduk di samping si mungil dan mengajarinya table manner .

"ohh begitu.." wajah Jimin terlihat bersemangat saat Taehyung menggenggam tangan dan menunjukkan cara yang benar.

Keduanya pun makan dengan tenang di temani lilin yang menyala di tengah. Sesekali Jimin akan mencuri pandang pada Taehyung yang sudah kembali duduk di sebrangnya.

Si tampan tersenyum saat mengakap kekasihnya sedang curi pandang padanya. "Kenapa hm? Jangan tegang begitu, jika kamu mengatakan sesuatu katakan saja.."

Jimin tersenyum lembut. Matanya perlahan menunduk. "Aniya, aku hanya masih tak percaya aku bisa ada di sini bersamamu. Apa ini nyata? Rasanya seperti hidup di dalam dongeng.."

Tak lama sebuah uluran tangan tersaji di depan mata Jimin. Ia mengangkat wajahnya dan melihat Taehyung yang tersenyum lembut padanya. Jimin menerima Taehyung.

Taehyung mengajak Jimin ke salah satu ruangan, ada seorang pianist yang tengah bermain disana. "Jika kamu merasa ini dongeng.. Maka biarkan dongeng ini berlangsung selamanya.."

Tubuh Jimin mulai berayun lembut bersama Taehyung. Mereka berdansa, dengan hati yang saling bertaut lebih erat dari apapun. Mata keduanya tak lepas dari satu sama lain, saling menyambar rasa cinta yang ada dalam hati mereka.

"Aku mencintaimu Tae.."

Hati Taehyung semakin meleleh mendengar kalimat itu. Dipeluknya Jimin erat, tak mau kehilangan momen berdua sedetikpun. "Aku juga sangat mencintaimu Jimin.."

****

"Ahh.."

Taehyung menelan ludah melihat tubuh indah Jimin yang tak terbalut apapun. Jimin meremas seprei saat Taehyung berada di dalamnya. Wajahnya memerah, air matanya terus mengalir, keringat juga turut membasahi keningnya.

Taehyung meraih tangan Jimin agar memeluknya. "Lakukan apapun padaku, maaf membuatmu kesakitan.."

"Ahhh ahhh.." Jimin meremas pundak Taehyung kuat. Kepalanya tersentak ke bantal. Taehyung jadi tidak tega. Diciumnya kening Jimin lalu bibirnya dengan lembut.

Taehyung mulai bergerak dengan tempo sedang. Ia membenamkan wajah pada ceruk leher Jimin yang telah dihiasi banyak kissmark. "Arghh.."

Desah dan lenguhan memenuhi kamar Taehyung malam itu. Lilin yang redup dan angin sejuk membuat malam mereka semakin syahdu.

Sebagai wujud ungkapan cinta yang tak dapat bibirnya katakan, Taehyung melampiaskan lewat hujaman. Jimin merasa sangat penuh, tubuh, jiwa, pikiran dan hatinya. Semua diisi oleh Taehyung.

"Ahh Taehyungahh.."

Taehyung mendekatkan wajahnya pada wajah Jimin. Menikmati setiap ekspresi manis yang kekasihnya buat. Membuatnya semakin jatuh cinta dan bergairah.

Jimin membuka mata perlahan. Bulu kuduknya meremang. Ia meremas-remas lengan Taehyung. Pipinya tak berhenti merona sejak tadi.

"Aku mau keluar Jimin.." Ujar Taehyung dengan intonasi yang berat dan dalam. Napasnya menderu.

"Ahhhh.." Kaki Jimin melingkar di pinggul Taehyung, menghimpitnya saat pelepasan mereka tiba.

Berganti posisi. Jimin duduk diatas tubuh Taehyung dengan tubuh mereka yang masih saling nenyatu.

"Kemari sayang.."

Taehyung merentangkan tangan. Jimin menyambar pelukan Taehyung sekaligus bibir manisnya. Malam itu sangat panas. Jimin kembali mendesahkan nama Taehyung saat pria itu menumbukknya cepat dari bawah.








































Last Goodbye (VMIN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang