CHAPTER 1 – 10 years later
Dia meninggalkan kota ini beberapa tahun yang lalu. Sepertinya 9 atau 10 tahun lalu. Aku tidak ingat kapan dan bagaimana, karena ingatan itu hambar. Aku tidak menyukai ingatan itu. Namun, aku ingat alasan dia pergi karena kami bertemu satu hari sebelum dia berangkat ke kota lain. Dia menjelaskan padaku dengan wajah bahagia. Saat itu aku berpikir, dia pasti benar-benar bahagia meninggalkan kota kecil ini. Tidak peduli apakah aku ada di sana atau tidak. Tetapi sebelum mengucapkan perpisahan malam itu, dia sempat bertanya, "Apa kau akan tetap di sini?". Aku menjawabnya dengan singkat, "Ya."
Teman-teman di sekolah kami mengantarnya ke halte bus yang akan membawanya ke stasiun. Aku tidak ada di sana. Aku tidak perlu melihatnya pergi untuk kedua kali. Tetapi aku mendaki sebuah tanjakan menuju kuil di atas bukit. Aku bisa melihat busnya melaju meninggalkan kota kecil ini. Aku telah mengenalnya sejak aku bisa memanggil ayah dan ibuku untuk pertama kali dan mengenali wajah mereka. 18 tahun. Apakah itu waktu yang singkat? Aku tidak tahu. Aku hanya tahu dia pergi tanpa penyesalan seolah tidak memiliki apa pun yang penting yang tertinggal di kota ini.
Aku mencintainya, karena itu aku tidak bisa meninggalkan kota ini.
Kemudian, suatu pagi. Aku mendengar bahwa dia akan pulang. Mungkin hanya berkunjung. Dia tidak punya alasan untuk pulang karena keluarganya ikut bersamanya 10 tahun lalu. Mungkin dia hanya merindukan kota ini. Bagaimana pun dia hidup dan memiliki kenangan di kota ini selama 18 tahun. Apakah dia masih ingat atau tidak, aku tidak bisa memastikannya. Apakah kenangan itu indah baginya atau tidak, aku juga tidak bisa memastikan. Aku tidak begitu peduli apa alasan dia kembali dan seperti apa kota ini di ingatannya. Selama dia pulang, dan aku bisa melihatnya lagi.
"Kenapa hari ini panas sekali?"
Aku tersenyum dan melempar satu botol minuman pada temanku yang mampir ke toko. Kami berbicara sebentar lalu dia pergi mengantar putrinya ke pantai yang tidak jauh dari sini. Sekarang sedang musim panas. Kebanyakan orang yang akan pergi ke pantai atau mandi di sebuah danau segar yang lebih dekat dari pantai, pasti akan melewati toko milikku. Toko ini seperti tempat singgah di mana mereka bisa bertemu dan menemukan satu sama lain dengan cepat. Aku memiliki toko ini begitu selesai kuliah. Setelah orangtuaku beralih dengan membuka penginapan kecil di dekat pantai. Toko ini menjual semua jenis minuman. Aku juga menjual beberapa jenis makanan siap saji yang dapat disantap di dalam toko atau dibawa pulang.
"Gegeeeee! Kau tidak ke pantai?"
Anak dari salah satu temanku yang melewati toko berseru. Aku sedang berdiri dengan tangan yang memegang minuman soda dingin di dekat jendela yang berhadapan dengan jalanan di luar. Aku menikmati pemandangan melihat orang-orang pergi ke pantai dengan barang-barang musim panas mereka.
"Tidak ada yang menjaga toko. Selamat bersenang-senang," aku membalasnya dengan senyum lebar.
"Heeeh membosankan," sahutnya. Lalu dia berlari pergi ketika melihat teman-temannya semakin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
18 YEARS [COMPLETED]
Fiksi Penggemar10 tahun kemudian ketika Wang Yibo dan Xiao Zhan akhirnya bertemu kembali. Mereka mengingat bagaimana perasaan mereka saat remaja seperti baru saja terjadi kemarin. Xiao Zhan kembali ke kota kecil itu, di mana Wang Yibo tidak pernah pergi ke manapun...