Part 4

448 76 5
                                    

Copyright by Min Aldrenji Zyatado

"Jadi, perasaan apakah itu?"

──────────────────── ℑ 𝔡𝔬𝔫'𝔱 𝔴𝔞𝔫𝔱 𝔦𝔱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────────────────── ℑ 𝔡𝔬𝔫'𝔱 𝔴𝔞𝔫𝔱 𝔦𝔱

Tersisa tiga hari sebelum Yeonjun pergi menjalankan misinya. Ia tidak akan dapat bertemu dengan Jay atau Riki lagi hingga pemilik bisnis gelap resmi tertangkap. Entah berapa lama pun, dirinya tidak dapat memprediksi.

Sejauh ini, Tim C di bawah pimpinan Soobin sudah menemukan tiga tempat terduga markas baru. Mereka tinggal melakukan obsevasi wilayah satu per satu. Tapi tentunya itu akan memakan waktu berminggu-minggu.

Salahkan sikap pengecutnya yang tidak berani bertatapan langsung dengan sepasang azure cokelat yang selalu ada dipikirannya. Yeonjun terlalu malu dan gundah. Jay pergi begitu saja setelah ia mengungkapkan perasaan, lelaki surai pink itu enggan mengejar. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi.

Hubungan mereka tersendat dalam titik ini. Yeonjun tidak mendapatkan kepastian dan Jay tidak melakukan respon. Hidup lelaki itu hanya berasa di seputar tempat rehabilitasi.

Yeonjun tidak berharap Jay akan pergi menyusulnya ke kantor, lagipula tempat berbasis kepolisian, tidak sembarang orang boleh masuk.

Masalah kunjungan ke makam Namjoon, Yeonjun melakukannya pagi hari. Ia menghindari Jay yang akan ke sana selepas makan siang. Pagi hari adalah waktu yang sibuk, Jay tidak mungkin pergi di sisi Riki saat ia berangkat. Yeonjun aman.

Sore ini ia akan kembali ke messnya. Yeonjun masih bersikukuh untuk pasif, membiarkan ungkapannya tak berbalas sampai detik ini. Mungkin sampai misinya selesai.

"Aku tidak ingin mengatakannya, tapi kau aneh kalau diam saja, Yeonjun," Celetuk Jaeyoon mengambil air mineral didekat meja lelaki pink itu.

"Bermasalah dengan kekasihmu lagi?"

"Jaeyoon, dia bukan kekasihku." Elak Yeonjun─berusaha menerima kenyataan.

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi saat misi nanti. Pimpinan mengatakan bahwa ini akan menjadi tugas berbahaya."

Yeonjun mendengus pelan. Ia paham betul dengan profesinya, sedikit melenceng mungkin dapat membahayakan nyawa. Pemilik bisnis gelap tentunya tidak akan memiliki belas kasihan.

"Kau berharap aku akan mati?" Sahut Yeonjun.

Jaeyoon menepuk dahinya kesal. Ia berlalu dari sana, menaruh gelas kosongnya di samping dispenser.

"Aku berharap kau berhenti kabur."































Pagi itu disambut suara tawa Riki. Bayi 6 bulan itu sudah tidak tidur di dalam keranjang lagi. Jay memeluknya setiap tidur, Riki selalu bangun lebih pagi darinya.

I don't want it [ YeonJay ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang