CAKRAWALA

12 0 0
                                    

Cakrawala Danurdara, lelaki bertubuh tinggi dengan kharisma yang membius seluruh kaum hawa penghuni SMA Garuda terkecuali Senjani Maheswara. Tak seperti kaum hawa lainnya, Senja justru sangat membenci pria itu.

"Lo kalau jalan pake mata dong, jangan cuma pake kaki doang." Protes Senja setelah pria itu menabraknya

Hari masih pagi, bahkan matahari pun masih belum tinggi namun Cakra sudah berhasil membuat Senja mengoceh.

"Lo aja yang jalannya gak hati-hati, malah main hp lagi." Ucap Cakra tak mau kalah

"Kalau lo liat gue tadi, terus kenapa lo gak menghindar? Jalanan di koridor tuh luas."

"Ya pengen aja nabrak lo, udah sana minggir gue mau lewat." Pintah pria itu tanpa dosa

"Apa?" Tanya Senja kesal

Tanpa menghiraukan Senja, Cakra meninggalkan Senja tanpa meminta maaf.

"Aduuh" Celetuk Cakra setelah kepalanya di hadang bolpoin Senja

"Eh tapi gak apa-apa, makasi ya. Bolpoin lo buat gue." Cakra mengantongi bolpoin berwarna hitam itu

"Punya gue, kembaliin gak? Atau gak gue lempar batu nih." Ancam Senja

Tak perduli ancaman Senja, Cakra lebih memilih untuk meninggalkan gadis berpipi chubby itu.

"Sabar Nja, lo kek gak tau aja Cakra kek mana. Lagian lo gila sih, berani banget lempar bolpoin ke dia."

Kinan Atmaja, yang sejak tadi menonton pertikaian antara Tom and Jerrynya kelas 11 IPA 3 akhirnya angkat bicara.

"Terus bolpoin gue gimana Kin?" Rengek Senja

"Ikhlasin aja Nja, percuma lo debat sama Cakra. Apalagi kalo antek-anteknya udah turun tangan, beuh jangan sampe kejadian tiga minggu lalu terulang kembali."

Benar saja, ulah Senja dan Cakra membuat satu kelas kena batunya. Bagaimana tidak? Berawal dari perdebatan kecil antara Senja dan Cakra sehingga menjadi perang antara siswa perempuan dengan siswa laki-laki.

"Kali ini aja yah Nja gak debat sama Cakra? Capek dedek Nja dengerin kalian debat mulu, tangan juga masih pegel nih gara-gara tiga jam hormat bendera mana panas lagi Nja." Keluh Kinan

Senja hanya tertawa, entah kenapa wajah Kinan yang terlihat sangat bermohon merupakan hal yang lucu pada Senja.

"Gue mah kalo Cakra gak bandel, ya gak mungkin debat. Emang lo mau citra kelas kita rusak gara-gara anak itu? Gue juga capek jadi ketua kelas."

"Tapi yah Nja, kalau di 11 IPA 1 ada Devano Wijaya, 11 IPA 2 ada Garendra Sanjaya. Nah di 11 IPA 3 ada Cakrawala Danurdara." Ucap Kinan dengan bangga

Sepanjang perjalanan Cakrawala menjadi topik pembahasan antara Kinan dan Senja.

"Gue ngefans lagi sama Cakra, udah wangi, stylenya anak muda banget." Tambah Kinan

Senja membelalakkan matanya, "What? Lo ngefans sama Cakra?" Tanya Senja seraya menaruh tasnya

"Lo ngefans sama Cakra?" Seloroh Sonata yang mendengar pembahasan mereka

"Kok kaget? Kan emang Cakra tuh termasuk cowok famous di SMA Garuda. Tiap hari lokernya full sama coklat dari pengagum rahasia."

"Iya lagi, gue juga tertarik sama Cakra."

"Kok cuma gue yang benci sama Cakra? Gue mah fans sama Devano. Udah ganteng, ketua OSIS, pintar, good attitude. Siapa sih yang gak kecantol sama si Devano?"

"Tapi Devano mana mau cewek modelan kek lo, udah pipinya chubby, tukang ngomel, bawel. Dahlah."

Suara yang tak asing dari pendengaran Senja membuat ia mengikuti suara itu, benar saja. Cakra yang sedang asik bermain game dibelakang adalah sumber dari ejekan itu.

"Gue kan gak bilang kalo Devano suka sama gue, maksud gue tuh dari pada gue ngefans sama manusia yang gak jelas kayak lo mending gue ngefans sama Devano."

"Jangan benci banget loh Nja, lo bisa cinta entar." Ujar Kiano salah satu antek Cakra

"Gue juga gak rugi kok kalo lo gak ngefans sama gue, lo bilang gue gak jelas?" Tanya Cakra tegas

"Emang lo gak sadar diri." Ketus Senja

"Udah tukang bolos, gak ngerjain tugas, hobinya nge-game, terlambat pula. Lo liat noh si Devano, udah cakep, namanya bebas dari panggilan BK."

Rahang Cakra mengeras, entah mengapa hatinya terasa panas ketika mendengar pujian dari Senja untuk Devano.

Bel upacara menyelamatkan perdebatan antara Senja dan Cakrawala, semua siswa berhamburan keluar kelas sedangkan Senja masih mencari topi untuk upacara.

"Mampus topi gue ketinggalan, pasti bakal dihukum nih. Duh gimana ya?"

Senja terlihat khawatir, ia tidak mau namanya masuk buku catatan dosa siswa SMA Garuda.

"Makanya tuh jangan cuma jago ngomel, ga taunya sendiri juga yang teledor." Ucap Cakra

"Lo diam deh, gue lagi malas debat."

Cakrawala melepas topinya kemudian memakaikan topi itu pada Senja.

"Lo aja yang pake, gue mah udah biasa masuk BK."

"Gak, gue gak mau." Tolak Senja tegas

"Pasti lo ada maunya kan?"

"Nja, kali ini aja lo gak seudzoon sama gue. Kek gue ini ga ada hati aja, udah lo pake aja atau kita bakal telat terus dihukum?"

"Yaudah, mending gue pake ini lah dari pada kena hukum sama lo."

Terik mentari membuat semua siswa seperti cacing kepanasan, peluh Senja membasahi pipi chubbynya. Andai Kenan lebih tinggi darinya sudah pasti ia tak akan kepanasan, karena terlindungi oleh Kenan.

"Ken, gue aja ditempat lo." Ucap Cakra yang tepat berada dibelakang Kenan

"Gak, entar lo sama Senja debat. Gue gak mau yah dihukum lagi."

"Lo mau gue cincang Ken?" Ancam Cakra

Tanpa berdebat lagi Ken mundur dan Cakra menggantikan posisinya, entah apa maksud dari Cakrawala.

"Lo ngapain pindah disini?" Bisik Senja

"Suka-suka gue lah."

Senja diam, namun tubuh tinggi Cakrawala membuat ia sedikit terlindungi dari sengatan matahari.

"Apa dia mau ngelindungin gue ya?" Batin Senja disertai semburat merah di pipinya

"Sadar Nja, jangan GR Nja."

"Gerah yah Nja?" Bisik Cakra

"Banget."

"Pura-pura pingsan aja biar ke UKS, ngadem. Cepetan gih biar gue yang bawa lo kesana. Gue mau ngadem nih." Usul Cakra

"Emang dasar lo gila, lo deketin gue buat rencana busuk lo itu?"

Cakrawala terkekeh, rasanya puas sekali melihat Senja mengomel.

"Kan mayan Nja, nanti lo di kasih teh juga."

"Bener-bener lo Cak kek setan." Ucap Senja

"Lo manggil gue Cak? Cak lontong maksud lo?"

"Diem deh kalian." Protes Keyla yang sudah lelah mendengar perdebatan antara Senja dan Cakrawala

"Dari tadi Bu Karina ngeliat ke arah sini, gue gak mau kena hukum lagi." Sambung Keyla

Cakrawala dan Senja terdiam, sadar akan tingkah mereka yang mungkin membahayakan kemerdekaan kelas 11 IPA 3 hari ini. Tatapan Bu Karina masih memantau barisan kelas 11 IPA 3.

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang