"Ada banyak hal-hal baru yang bisa kita ciptakan. Mungkin kamu bisa melakukannya sendiri atau bersama yang lain." Nadin membaca sepotong kalimat di kertas lusuh yang tertempel di meja sekolahnya. Ia tertawa.
"Janu."
Siapa lagi manusia dengan kekuatan selain Janu. Nadin merobek perekat yang menempel di meja, lalu ia memindahkan robekan kertas itu ke dalam buku catatan harian yang berisi mimpi-mimpi dan harapannya, lalu pensil tumpulnya menuliskan nama Janu, tanda titik dua dan tutup kurung, yang menandakan emoticon senyum.Ngomong-ngomong pertemanan remaja 17 tahun itu sudah jalan seminggu, walau Janu tidak selalu setiap hari muncul karna kesibukkannya, ia tetap sempat mengajak Nadin bermain di ruang robotik, sekedar bercerita dan mengenali pada teman-temannya.
Nadin meletakkan tas di kursi kayu. Ia menidurkan kepalanya di atas meja dan menjadikan tangan sebagai alas. Nadin mencoba mensinkronkan perasaan dan pikirannya tentang hal apapun. Perihal Janu, kejadian semalam, ataupun makhluk hidup seperti Laskar dan juga mantra.
Ia memejamkan mata, mencoba berpikir tentang kehidupan yang ia jalani. Kehidupan itu unik bagi Nadin. Setiap manusia punya caranya sendiri untuk bertahan, termasuk dirinya. Ia bertahan hidup dari lingkungan yang terkadang tidak selalu mendukung Nadin, dari manusia-manusia usil yang sering mengganggu. Nadin tau, mereka hanya melampiaskan rasa bosannya untuk mengganggu orang-orang sekitar atau mereka hanya butuh perhatian publik.
____Bel berbunyi, apel pagi sebentar lagi akan dimulai. Gadis itu berjalan ke lapangan utama dan berbaris di barisan paling belakang, ia hanya bisa melihat barisan manusia yang ada di depannya, karena tubuhnya yang tidak terlalu tinggi. Yang bisa ia lalukan adalah mengamati setiap perilaku manusia dan mendengar yang ada di podium.
Lagi-lagi kejuaran tak pernah absen dari SMA Raden Fatah, kali ini juara dalam bidang teknologi. Pak Syahmi mengumumkannya dengan semangat yang membara.
"JUARA PERTAMA ROBOTIKA TINGKAT INTERNASIONAL JATUH KEPADA MAHESSA RINUJA AKSA"
Nama yang sangat familiar bagi Nadin, karena ia sering menyebutnya dalam pengumuman radio sekolah. Ia tidak mendengar suara riuh tepuk tangan siswa/siswi lagi, fokus gadis itu sekarang adalah mencari sosok Janu. Di mana laki-laki itu berbaris, sejak perkenalan, Janu tidak memperkenalkan dirinya secara detail. Ini sangat murni sekali. Janu juga muncul dalam waktu-waktu ajaib karena kesibukkannya.Janu itu manusia baru yang ia temukan dan juga teman baru bagi Nadin. Ia tidak menemukan Janu dibarisan manapun, manusia satu itu ketika dicari tidak akan muncul.
"Adin!"
Nadin menoleh ke sumber suara.
"Ada apa?"
Ini Ariel. Teman laki-lakinya yang satu organisasi dengan Nadin. Mereka berdua bertugas sebagai pengisi suara radio SMA Raden Fatah.
"Ini"
Serahnya. Kertas putih yang sudah lecek, yang bertuliskan tentang pengumuman ke-juaran tadi. Nadin harus mengisi radio hari ini, seperti biasanya."Aku gak bisa ngisi hari ini Din. Gak apa-apa kan? Nanti panggil Aza aja untuk nemenin kamu."
"Gapapa kok. Saya bisa sendiri."
Lebih baik Nadin sendiri, karena lebih nyaman.
"Oke, aku diluan ya. Makasih din."
Iya mengangguk, lalu memasukkan kertas tadi ke dalam saku roknya.______
Jam istirahat berbunyi, Nadin segera ke ruang siaran yang terletak paling ujung, karena hari ini ada jadwal siarannya. Gadis itu membuka ruang siaran, menyalakan alat siaran dan mikrofon.
"Halooo, kembali lagi di Radio SMA Raden Fatah."
"Bersama aku Nadin Arrasi."
Ucapnya antusias. Wajah Nadin selalu berseri ketika ia mengisi siaran radio.
"Kali ini team Radio Sma Raden Fatah punya tema untuk hari ini, ada yang bisa nebak gak???"
Ia menjeda sebentar, mencari secarik kertas yang diberikan Ariel tadi.
"Oke, jadi tema hari ini adalah tentang Prestasi Masa Abu-Abu"
"Kali ini team kita akan ngundang langsung narasumber yang sering mengukir baik nama Sma Raden Fatah tentunya. Pasti kalian sudah tidak asing degan nama ini. Yaaa, benar. Mahessa Rinuja Aksa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Intuisi
Teen FictionSeperti kata mu. Tak ada dongeng, dunia fantasi, dan cerita mitologi yunani kuno. Iya. Kamu gak pernah percaya dengan keajaiban dan mantra, yang apabila kita ucapkan maka berubah.-intuisi "Kamu tau butterfly effect?" "Sebuah teori yang mengatakan ke...