[Part 1]

997 388 706
                                    


Haiiiii salam kenal dan selamat datang di area Badar (Bara dan dara)🤗
Cerita yang penuh dengan tangisan kesedihan dan berakhir dengan kebahagiaan lalu berujung kepergian.

Baca ini ya!
Peringatan!
1.Sebelum baca jangan lupa follow.

2. Pasti banyak yang typo secara tidak sadar.

3. Kalau ceritanya gaje maklumin cerita pertama😭.

4. Sialapkan tisue guling serta selimut ga usah nanya fungsinya pasti ank wp taulah😭.

5. Kangan lupa vote dan komennya ditunggu.

6. Peringatan 1 dan 5 wajib dilakukan insyaallah kebaikan kalian dicatat.

Sekian Terimakasih.....kalau mau feedbackan di DM ya🙏

"Percayalah aku tidak baik-baik saja,tubuh ini lelah menahan setiap goresan luka dan hati ini patah ketika kalimat itu jadi duka."

~~~Siti Aisyah~~~

🖤Happy Reading 🖤
___________________________


Suara tangis menyelimuti kamar kedap suara itu. Seorang gadis terduduk dilantai dengan derasan air mata dan goresan luka. Tatapan kosong, kesedihan, dan kehampaan menyelimuti gadis tersebut. Suara gemercik hujan serta pecahan kaca dengan kamar berantakan tentu jelas menggambarkan betapa hancurnya dia.

"Kenapa si Dara gak pernah bahagia? Hiks... hiks.... " Teriak Dara sambil melempar semua buku-bukunya.

"Mama Papa setiap hari berantem terus aku pusing Kakek, Dara mau ikut Kakek." Teriak Dara saat pecahan kaca itu terjatuh. Duduk tergeletak lemas dengan tangan memeluk lutut.

"Dara sakit karena mereka, Mama selalu mukulin Dara dan papa juga sama hiks... salah Dara apa? setiap hari Dara bantu mereka bahkan Dara juga sudah mulai bekerja hiks.... "
ucap Dara sambil menggoreskan kaca di luka itu. Luka dimana saat ia dipukul tadi.

"Dara tau Kakek mereka capek untuk Dara, tapi lelahnya mereka gak usah diimpaskan ke badan Dara, semuanya sakit dari kepala hingga kaki Kakek... kenapa setiap malam aku harus nangis hiks... bahkan setiap doa Dara selalu di selipkan dengan kata bahwa Dara ingin Ikut Kakek." ucapnya sambil memejamkan mata menahan rasa sakit goresan kaca dengan darah yang mengalir.

***

Kring kring kring

Suara alarm itu telah membangunkan sang putri tidur, tidak seperti di dongeng sang putri tidur cantik mulus dengan gaun indah. Bagi Dara dirinya hampir sama seperti putri tidur hanya saja sang putri hidup dengan kekayaan dengan gaun indah berbeda dengannya hidup di rumah yang cukup sederhana yang selalu di lapisi adanya pertengkaran.
Dara bangun dari tidurnya. Berjalan dengan malas menghadap kearah cermin dengan senyum diwajahnya.

"Bodoh Udah jelek tambah jelek pake nangis segala," ucap Dara dengan senyum kecilnya.

Dara pun berjalan merapikan kamarnya yang berantakan akibat semalam dan beranjak ke kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat sekolah.

"Mama Papa Dara mau sekolah, aku pamit ya." ucapnya ke dalam ruangan kamar kosong dengan senyuman paksanya.

Dara bukan anak sebatang kara ia memiliki orang tua hanya saja orang tuanya selalu sibuk bekerja. Alexsandara putri adalah seorang perempuan yang hidup dengan kesederhanaan, tangisan dan luka. Beruntungnya seorang Dara karena kepintarannya dia bisa bersekolah di SMA Binar Galaxy. Dengan kepintarannya tidak ada yang bisa menandinginya tetapi berbeda dengan kekayaannya Dara paling terbawah di antara semuanya. Bagi Dara kekayaan hanya sementara jadi buat apa dan kekayaan mereka juga punya orang tua apa yang mereka banggakan. Walaupun Dara pintar tetapi kata bully tidak pernah lewat dan kosong dari kehidupannya.

Bukan manusia yang munafik jika dia tidak berkata kalau dirinya benci dengan kehidupan. Semua orang lebih suka memandang orang dengan satu mata, bukankah percuma jika mereka memiliki dua mata. Lalu untuk apa yang satunya?

Terkadang Dara selalu saja berpikir, kenapa dia harus lahir dalam keadaan ini. Namun dia juga lebih sering menepis pikiran buruknya. Seperti yang dia lakukan saat ini.

Sebuah perkataan orang yang terkadang menghina bahkan menjelekkan keluarganya, mungkin ini bisa dibilang sedikit dendam. Akan tetapi dia apakah akan membalas dengan cara yang sama? Tentunya, dia akan membalas dengan bukti.

Sebuah bukti yang mampu membuat Dara terpandang, namun kapan itu? Dia masih setia menunggu. Hanya dengan berpatokan semangat dari diri sendiri, dan hinaan orang yang dijadikan sebuah semangat hidup menjadi lebih baik.
Lebih baik bukan berarti lebih sempurna, hanya saja dia ingin cukup. Mungkin suara hari nanti sebuah perjuangannya dia yakin tidak akan sia-sia. Akan terwujud dengan usaha dan caranya, walaupun Dara harus menunggu.
Bukankah memang seperti itu jalannnya?
Tuhan memberikan sebuah cobaan terhadap umatnya untuk diuji, anggap saja kita sedang diperlakukan khusus, jarang sekali yang mendapatkannya.

Dengan keadaannya itu menjadikan dia sosok perempuan yang pekerja keras, bekerja paruh waktu dan menjadi guru les walaupun dibayar dengan seadanya. Yang terpenting dia bisa membagi ilmu, dan setiap dua Minggu sekali Dara juga sering berkunjung ke jalanan. Di sana dia mengajarkan anak jalanan dengan tempat seadanya, dan sudah mendapatkan izin.

Melihat senyuman yang terukir membuat dia bahagia walaupun ada sebuah luka yang kini dirinya simpan bahkan sampai selamanya.
Tidak ada harapan untuk luka ini sembuh, karena perlakuan mereka.

Peduli adalah sisi positif yang terpancar oleh diri Dara, kita bisa buktikan sendiri.

Terimakasih sudah mau berkunjung ke cerita ini🙏

Terimakasih sudah mau berkunjung ke cerita ini🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°BADAR menunggu di part selanjutnya°°°

BADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang