Author's POV
Hari ini (Y/n) masih beraktivitas seperti biasanya. Ia bangun pagi, lari pagi bersama Fushiguro, memakan sarapan buatan Kaa-san-nya, lalu pergi ke sekolah setelah pamit pada kedua orang tuanya. Masih sama seperti biasanya. Tidak ada perubahan sama sekali.
Pandangan (Y/n) yang sejak tadi menatap pada papan tulis kini beralih ke arah Fushiguro yang duduk di sampingnya. Lelaki itu tampak tertidur pulas. Wajahnya terlihat tenang dan tanpa beban pikiran.
(Y/n) mendengus. "Ia melarangku untuk tidur di kelas. Namun, ia sendiri malah tertidur," komentarnya.
Karena ia mulai bosan, (Y/n) mencolok pipi Fushiguro dengan ujung pensilnya yang tidak tajam. Lelaki itu masih tampak pulas. Ia sama sekali tidak terganggu dengan apa yang (Y/n) lakukan.
(Y/n) terkekeh seketika. Kini ia membaringkan kepalanya ke atas meja dengan tangannya sebagai bantal. Ia masih mencolok pipi Fushiguro. Hanya saja, kali ini ia menggunakan tangannya.
"(F/n)-san, tolong perhatikan ke depan."
Secara spontan, (Y/n) langsung duduk dalam posisi tegak. Ia melirik sekilas pada Fushiguro lalu kembali menatap ke depan.
"Gomenasai, Sensei!" ucapnya lantang.
Sensei itu pun kembali menulis di papan tulis sambil menjelaskan materi. Sementara itu, (Y/n) bertanya-tanya pada dirinya.
Mengapa sensei di depan kelasnya tidak menegur Fushiguro yang masih tertidur?
***
"Kau ingin menjenguk Jii-chan-mu sekarang?" Fushiguro langsung bertanya ketika (Y/n) berjalan ke arah yang berbeda dengan arah rumahnya.
"Um! Aku sudah rindu pada Jii-chan. Apakah kau mau ikut?" tawarnya.
Fushiguro mengangguk.
"Kalau begitu, ayo!" (Y/n) pun menarik tangan Fushiguro. Menyeret lelaki itu menuju halte bus yang berada tak jauh dari gerbang sekolah mereka.
Sambil menunggu bus datang, (Y/n) menyalakan ponselnya. Ia lupa memberitahu ibunya jika ia akan menjenguk kakeknya sepulang sekolah hari ini. Jadi, ia pun langsung mengirim pesan singkat pada ibunya sebelum ia lupa.
"Busnya sudah datang, (Y/n)."
Suara datar milik Fushiguro menyadarkan (Y/n). Gadis itu langsung mengikuti jejak Fushiguro dan masuk ke dalam bus. Mereka duduk berdampingan dengan (Y/n) yang memilih duduk di dekat jendela.
(Y/n) menatap ke luar jendela. Pemandangan di sana tidak ada yang spesial. Hanya kumpulan gedung-gedung pencakar langit yang tinggi menjulang.
Ketika bus berhenti pada perhentian ketiga, (Y/n) dan Fushiguro pun turun dari bus. Mereka berjalan beberapa meter sebelum tiba di depan sebuah rumah sakit. Rumah sakit itu khusus untuk para penderita penyakit di organ hati atau liver.
"Apakah Jii-chan-mu tahu jika kita akan datang ke sini?" celetuk Fushiguro ketika mereka berjalan menuju kamar kakeknya (Y/n).
(Y/n) menggeleng. "Tidak. Aku tidak memberitahunya sama sekali."
Seusai berjalan beberapa saat, akhirnya mereka berdua tiba di kamar rawat inap kakeknya (Y/n). Gadis itu mengetuk pintu sebanyak tiga kali lalu menggesernya perlahan.
Kakeknya tampak tengah berbaring sambil menatap ke jendela. Mendengar suara pintu yang dibuka, sontak pria paruh baya itu menoleh ke arahnya. Lalu, ia pun tersenyum ketika melihat cucu kesayangannya masuk ke dalam dan mendekatinya.
"Jii-chan, bagaimana kabarmu?" tanya (Y/n) ramah lalu memeluk tubuh kakeknya yang sudah ringkih.
Jii-chan terkekeh pelan. "Jii-chan baik-baik saja." Ia membalas pelukan (Y/n). Lalu, matanya melirik ke arah Fushiguro. "Ah, Megumi-kun juga datang ke mari rupanya, ya."
Fushiguro mengangguk samar lalu menyapa, "Konnichiwa, Jii-chan."
"Bagaimana kabar kalian berdua?" Kakek (Y/n) bertanya balik.
"Kami baik-baik saja, Jii-chan. Hanya ada masalah sepele yang masih bisa diatasi," jawab (Y/n) yang diangguki oleh Fushiguro sebagai tanda ia setuju.
Jii-chan tersenyum hangat. "Syukurlah jika begitu."
"Jii-chan, maaf karena aku tidak membawa apa-apa saat datang ke sini. Aku langsung pergi ke rumah sakit sepulang sekolah," ucap (Y/n) menyesal.
"Ah, tidak apa-apa. Dengan kedatangan kalian berdua saja, Jii-chan sudah senang," balas kakeknya seraya tersenyum.
(Y/n) menatap haru ke arah kakeknya. "Jii-chan, aku menyayangimu! Cepatlah sembuh ya!" Ia menghambur ke pelukan kakeknya.
Jii-chan terkekeh lagi sambil mengusap surai (Y/n). Pria paruh baya itu melirik ke arah Fushiguro yang berdiri di sisi tempat tidur. Tatapan yang dilontarkan oleh kakek (Y/n) tidak dapat diartikan oleh Fushiguro. Lelaki itu pun hanya diam saja dan tak berkata apa-apa.
"Nee, Jii-chan."
"Hm? Ada apa, (Y/n)?"
"Apa yang Jii-chan inginkan jika aku datang lagi ke sini nanti? Aku akan membawakannya padamu. Aku janji!" serunya antusias. "Jika aku lupa, salahkan Megumi yang tak mengingatkan aku," tambahnya yang membuat Fushiguro menatapnya dengan tatapan yang berkata: 'mengapa aku?'.
Kakeknya tertawa melalui hidungnya. Lalu, ia tersenyum seraya berkata, "Jii-chan hanya menginginkan buah persik yang ada di pohon depan rumah kita."
"Are? Hanya itu saja?" tanya (Y/n) sangsi.
"Um. Itu saja."
"Baiklah, aku akan membawakannya nanti," janji (Y/n).
"Jii-chan tunggu," sahut kakeknya sambil tersenyum.
(Y/n) pun menoleh ke arah Fushiguro. Lelaki itu tampak tengah menatap ke vas bunga di jendela. Melihat apa yang Fushiguro sedang perhatikan, seketika (Y/n) teringat ia belum mengganti isi bunga di vas itu. Ia hanya menggantinya setiap kali ia datang ke sini. Atau jika ibu atau ayahnya yang datang, maka merekalah yang akan mengganti bunga di vas itu. Namun, kali ini (Y/n) lupa. Mudah lupa memang kelemahannya.
Setelah menghabiskan waktunya bersama kakek (Y/n), (Y/n) dan Fushiguro pun pamit pulang. Jam kunjungan mereka juga telah usai. Itu artinya mereka harus segera kembali.
"Sampai jumpa, Jii-chan! Aku akan membawakan buah persik padamu minggu depan!" seru (Y/n).
"Jii-chan tunggu buah persik darimu, (Y/n)." Senyuman yang lebar terbentuk di wajahnya yang sudah keriput.
"Jika (Y/n) tak lupa, Jii-chan," tambah Fushiguro tiba-tiba.
"Aku tidak akan lupa!" tukas (Y/n) sedetik setelah Fushiguro mengatakannya.
"Semoga saja begitu."
Pintu ruangan kakeknya itu pun ditutup oleh (Y/n). Ia dan Fushiguro kembali berjalan beriringan. Rumah mereka berdua memang pada awalnya searah, namun mereka berpisah di sebuah pertigaan.
(Y/n) sudah tak sabar untuk menjenguk kakeknya minggu depan. Oh, juga dengan buah persik yang ia janjikan. Jika ia tidak lupa. Atau setidaknya gadis itu berharap tidak lupa tentang permintaan kakeknya.
***
Yo minna!
Konfliknya belum terasa ya( ;∀;)
Maklum, baru sjh chapter 2( ̄∇ ̄)
Yang udah baca dan vomment, arigatou gozaimashita!🥺💖💗✨
I luv ya!
Wina🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Versteckt ✧ Fushiguro Megumi
FanficIni bukanlah kisah seorang pangeran dan putri dari dua buah kerajaan. Juga bukan kisah seorang lelaki populer dan gadis biasa. Ini hanyalah kisah di antara mereka. Di antara mereka berdua yang tidak mengetahui fakta menyakitkan di balik kebersamaan...