Author's POV
"Tadaima."
Suara pintu yang dibuka dari luar menarik perhatian ibu (Y/n). Bersamaan dengan suara milik putrinya.
"(Y/n)! Kau ke mana saja, Nak?" Kaa-san langsung memeluk (Y/n) dengan erat. Yang dipeluk pun membalas pelukannya.
"Maaf, Kaa-san. Tidak seharusnya aku kabur dari rumah seperti itu." Ia menunduk menyesal.
"Tidak apa-apa. Yang penting kau sudah pulang, (Y/n)."
"Um." Ia memeluk ibunya lebih erat.
"Okaeri, (Y/n)."
***
"Oh, ayolah. Kau sudah berjanji akan mengajakku ke manapun yang aku inginkan, Megumi," bujuk (Y/n).
"Ke mana saja boleh. Tetapi, mengapa harus ke taman bermain?" tanya Fushiguro dari seberang sana.
"Karena aku ingin ke sana. Ayolah, hanya akhir pekan ini saja." (Y/n) masih memohon.
Terdengar helaan napas di telinga (Y/n). Hingga seruan antusias milik gadis itu terdengar di kamarnya setelah mendengar jawaban Fushiguro.
"Baiklah. Hanya kali ini saja."
Dan, pada akhirnya, (Y/n) berhasil membujuk Fushiguro untuk datang ke taman bermain bersamanya.
***
Sebuah pintu masuk taman bermain yang tampak dipenuhi oleh pengunjung terlihat menarik perhatian (Y/n). Gadis itu langsung menarik tangan Fushiguro memasuki area taman bermain lebih dalam.
"Mau naik itu?"
(Y/n) menunjuk sebuah roller coaster yang tampak bergerak dengan kecepatan tinggi. Fushiguro mengamatinya sejenak.
"Apakah kau menerima penolakan?"
(Y/n) terkekeh lalu ia menggeleng. "Tentu saja tidak. Ayo!"
Lalu, untuk apa kau bertanya? batin Fushiguro heran.
Setelah mengantri bersama para pengunjung yang lain, (Y/n) dan Fushiguro duduk berdampingan di barisan kedua dari depan. Awalnya (Y/n) ingin duduk di paling depan dengan dalih agar lebih menantang. Namun, kursi di barisan paling depan telah diambil lebih dulu oleh orang lain dan membuat (Y/n) serta Fushiguro duduk di barisan kedua.
Teriakan yang berasal dari (Y/n) sampai ke telinga Fushiguro. Namun, bukannya ikut berteriak, lelaki itu hanya diam menikmati angin yang berhembus kencang tepat di depan mukanya. Benar-benar seorang Fushiguro.
"Apakah wajahmu bisa lebih datar?" ujar (Y/n) sarkas.
"Tidak. Ini sudah maksimal, (Y/n)."
Mereka baru saja turun dari wahana roller coaster tadi setelah berputar-putar di udara selama beberapa menit.
"Setidaknya berekspresilah lebih banyak, Megumi. Aku tidak ingin disangka membawa sebuah patung ke taman bermain." (Y/n) membuka tutup botol air mineralnya lalu meneguknya hingga tandas satu per tiganya.
"Gomen." Hanya itu yang dikatakan oleh Fushiguro.
(Y/n) hanya tersenyum miring sambil mendengus. Mau bagaimana lagi? Temannya itu memang seperti itu.
"Apakah kau sudah merasa lapar?" (Y/n) bertanya ketika mereka mulai berjalan menjauhi wahana roller coaster tadi.
"Belum terlalu."
"Aku sudah lapar. Ayo kita makan!"
Ketika (Y/n) hendak berjalan, kepalanya seketika terasa pening. Secara refleks, tangannya menyentuh pelipisnya yang berdenyut menimbulkan rasa nyeri. Wajahnya berubah kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
END ━━ # . 'Versteckt ✧ Fushiguro Megumi
Fiksi PenggemarIni bukanlah kisah seorang pangeran dan putri dari dua buah kerajaan. Juga bukan kisah seorang lelaki populer dan gadis biasa. Ini hanyalah kisah di antara mereka. Di antara mereka berdua yang tidak mengetahui fakta menyakitkan di balik kebersamaan...