Chapter 7 - When Fear Comes

360 66 22
                                    

Author's POV

"Tadaima."

Suara pintu yang dibuka dari luar menarik perhatian ibu (Y/n). Bersamaan dengan suara milik putrinya.

"(Y/n)! Kau ke mana saja, Nak?" Kaa-san langsung memeluk (Y/n) dengan erat. Yang dipeluk pun membalas pelukannya.

"Maaf, Kaa-san. Tidak seharusnya aku kabur dari rumah seperti itu." Ia menunduk menyesal.

"Tidak apa-apa. Yang penting kau sudah pulang, (Y/n)."

"Um." Ia memeluk ibunya lebih erat.

"Okaeri, (Y/n)."

***

"Oh, ayolah. Kau sudah berjanji akan mengajakku ke manapun yang aku inginkan, Megumi," bujuk (Y/n).

"Ke mana saja boleh. Tetapi, mengapa harus ke taman bermain?" tanya Fushiguro dari seberang sana.

"Karena aku ingin ke sana. Ayolah, hanya akhir pekan ini saja." (Y/n) masih memohon.

Terdengar helaan napas di telinga (Y/n). Hingga seruan antusias milik gadis itu terdengar di kamarnya setelah mendengar jawaban Fushiguro.

"Baiklah. Hanya kali ini saja."

Dan, pada akhirnya, (Y/n) berhasil membujuk Fushiguro untuk datang ke taman bermain bersamanya.

***

Sebuah pintu masuk taman bermain yang tampak dipenuhi oleh pengunjung terlihat menarik perhatian (Y/n). Gadis itu langsung menarik tangan Fushiguro memasuki area taman bermain lebih dalam.

"Mau naik itu?"

(Y/n) menunjuk sebuah roller coaster yang tampak bergerak dengan kecepatan tinggi. Fushiguro mengamatinya sejenak.

"Apakah kau menerima penolakan?"

(Y/n) terkekeh lalu ia menggeleng. "Tentu saja tidak. Ayo!"

Lalu, untuk apa kau bertanya? batin Fushiguro heran.

Setelah mengantri bersama para pengunjung yang lain, (Y/n) dan Fushiguro duduk berdampingan di barisan kedua dari depan. Awalnya (Y/n) ingin duduk di paling depan dengan dalih agar lebih menantang. Namun, kursi di barisan paling depan telah diambil lebih dulu oleh orang lain dan membuat (Y/n) serta Fushiguro duduk di barisan kedua.

Teriakan yang berasal dari (Y/n) sampai ke telinga Fushiguro. Namun, bukannya ikut berteriak, lelaki itu hanya diam menikmati angin yang berhembus kencang tepat di depan mukanya. Benar-benar seorang Fushiguro.

"Apakah wajahmu bisa lebih datar?" ujar (Y/n) sarkas.

"Tidak. Ini sudah maksimal, (Y/n)."

Mereka baru saja turun dari wahana roller coaster tadi setelah berputar-putar di udara selama beberapa menit.

"Setidaknya berekspresilah lebih banyak, Megumi. Aku tidak ingin disangka membawa sebuah patung ke taman bermain." (Y/n) membuka tutup botol air mineralnya lalu meneguknya hingga tandas satu per tiganya.

"Gomen." Hanya itu yang dikatakan oleh Fushiguro.

(Y/n) hanya tersenyum miring sambil mendengus. Mau bagaimana lagi? Temannya itu memang seperti itu.

"Apakah kau sudah merasa lapar?" (Y/n) bertanya ketika mereka mulai berjalan menjauhi wahana roller coaster tadi.

"Belum terlalu."

"Aku sudah lapar. Ayo kita makan!"

Ketika (Y/n) hendak berjalan, kepalanya seketika terasa pening. Secara refleks, tangannya menyentuh pelipisnya yang berdenyut menimbulkan rasa nyeri. Wajahnya berubah kesakitan.

END ━━ # . 'Versteckt ✧ Fushiguro MegumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang