GAME 06

580 50 1
                                    


Metawin mencintai pemuda sialan ini, Bright Vachirawit namanya. Sepupu yang hanya berbeda beberapa bulan darinya. Bocah menyebalkan yang sejak keduanya masih duduk dibangku kanak-kanak selalu saja memonopolinya, membuatnya tak punya teman, membuatnya menangis karena terlalu sering dilecehkan, membuatnya berkali-kali jatuh pada kesalahan yang sama. Metawin begitu mencintainya hingga melupakan jika sang pemuda tak akan pernah memilihnya.


Bright menghempaskan tubuh Metawin hingga tersudut di antara tembok dan kukungan kuat dirinya, keputusasaan mengerikan yang begitu sering melanda Metawin kini kembali datang. Dalam sapuan bibir hangat Bright yang menginvasi leher telanjangnya yang penuh kissmark, Metawin memilih untuk mengatupkan bibirnya erat. Mencoba menahan tangis yang entah bagaimana ingin menyeruak, permainan yang telah mereka mulai tidak akan pernah bisa berakhir dengan mudahnya. Tidak hanya karena Metawin memilih menerima pertunangan, tidak hanya karena Bright telah memiliki seseorang yang berharga baginya, tidak hanya karena status keduanya─saudara ataupun sebatas teman seks- semuanya kacau. Entah bagaimana semua perasaan itu kini menyakiti Metawin secara nyata. Ciuman yang intens dan menuntut itu tak lagi membuatnya terbuai, pelukan Bright dan rengkuhannya kini tak lagi membuatnya merasa nyaman. Semua hal itu, semuanya kini bersekongkol untuk menyakiti Metawin bersama-sama.


"Maaf, aku tidak bisa..." Bright memandangi wajah Metawin sendu, menyatukan kedua dahi masing-masing dan kembali bersuara. "Maafkan aku... Win, maafkan aku... aku belum siap, aku tidak akan pernah siap."


♥♥♥


Joss mungkin tidak mengerti apa yang terjadi, dia mungkin tidak tahu apapun mengenai Metawin dan pemuda yang mengawasinya diam-diam dari balik jendela rumah Metawin ketika mereka sampai. Joss mungkin memang tidak mengerti. Namun, dia tidak bodoh untuk memahami apa yang tengah terjadi disini dan mengikut sertakan namanya dengan tak sengaja. Permainan yang dua bocah itu mulai mungkin harus Joss yang mengakhirinya. Atau...


"Oh, Mama... Metawin sudah sampai dengan selamat di rumah." Jeda sejenak ketika ibu Metawin berterimakasih karena mau menjemput Metawin dan secara tak sengaja Joss bertanya satu hal yang nyatanya menganggu dirinya. "Aku tidak sengaja bertemu pemuda seumuran Metawin di rumah, apa itu adik Metawin?"


Ada tawa hangat menguar, pemuda itu bukan orang asing. Pemuda yang mengawasinya dengan mata tajam itu bukan gangguan kecil.


"Ah, kamu sudah bertemu dengan Bright.. dia sepupu Metawin,"


Lalu jawaban yang Joss dapat rupanya lebih dari yang dia harapkan, pemuda itu memang bukan gangguan, dia ancaman yang nyatanya begitu tak terduga baginya. Atau malah sebaliknya?


♥♥♥


Metawin merasa semua yang dia pilih hanyalah satu langkah pendek yang dengan cepat akan disusul Bright tanpa perlu susah payah. Metawin bahkan sudah berlari sekuat tenaga untuk menghentikan permainan ini, dia sudah melakukan apapun agar Bright berhenti membuat kacau hatinya namun Bright malah berbuat sebaliknya.


Bright,


Pemuda dengan kuasa yang tak pernah bisa Metawin tolak itu kini bahkan telah melucuti semua pakaian Metawin, membuatnya tengkurap dengan pasrah diatas ranjang yang kini berderit bersama dengan desah napas Metawin yang makin memburu.

GAME [PDF] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang