06.

25 4 0
                                    

Setelah pertandingan berakhir, juri mulai berdiskusi tentang 5 siswa yang terpilih untuk berpastisipasi dalam kompetisi minggu depan.

Pembina pun siap mengumumkan nama peserta yanh ikut, "JURI SUDAH MEMILIH 5 SISWA TERATAS DENGAN POWER YANG SESUAI DENGAN KRITERIA PESERTA, DAN LIMA ORANG ITU ADALAH....."

ucap pembina itu dengan menggantung kata terakhir.

ZERGAN.
GAMA.
KENZY
BRYAN
DAN SATU SISWI YAITU ELLENA"

kericuhan pun terjadi semuanya bersorak dengan hasil yang keluar, "kak devano gak masuk kriteria, kenapa ya?, dari tadi dia juga keliatan gak konsen, iya gak?" Rissa memang sering memperhatikan sekitarnya, wajar saja jika ia menjadi yang pertama curiga.

Di tempat lain, devano merasa terpojok ketika semua sahabatnya bersorak meriah. Ada rasa benci yang muncul dalam dirinya.

"Nat, gw pinjem kamera lu ya, mau ngambil vidio yang kemaren" ucap llena sengaja di keraskan agar di dengar devano, mereka yyang mengerti pun hanya terkekeh menatap devano sekilas.

"Tenang aja ada kok"

Nathan mengambil tasnya lalu mengambil kamera dari dalam tas dan di berikan pada llena.

.
.
.

Sepulang sekolah kelimanya kembali berkumpul di rumah, namun ayah dan bunda sedang tidak ada karena jadwal yang padat.

Rachell tengah tidur di kamarnya, ayya tengah asik menyiapkan makan malam, yah karena jam menunjukan pukul 7 malam.

llena berada di ruang belajar mereka, yah lebih tepatnya perpustakaan keluarga.

Sedangkan rissa dan lyna berada di teras.
"Lyna kamu kan sering masuk dikamarnya kak llena tuh, kamarnya tu gimana sih. Udah gangi cat belom sih?, kamarnya kek ruang rahasia astaga" kamar llena selalu ia privasi dari rissa, rachell dan ayya sekitar 2 tahun terakhir.

Lyna hanya terbahak mendengar penuturan rissa "mau lyna tunjukin gak?, tapi jangan kasih tau kak llena. Nanti lyna juga ikut gak di izinin masuk"

"Hayuklah gas, santai aja itu mah"

Keduanya pun berlari ke arah lantai tiga di mana kamar llena berada, agak sepi karena ia memilih kamar yang jauh dari keempat saudaranya.

Lyna berdiri tepat di depan pintu kamar llena, sedangkan rissa masih berdiri di belakang tembok tak jauh dari tempat lyna berdiri. "Nona ngapain di sini?" Tanya bi ina mengejutkan lyna, "bi ngagetin aja, eh ini lyna mau ngambil barang yang ketinggal di kamar kakak" ucap lyna sambil menatap sedikit ke arah rissa.

"Oh iya, mau bibi bantu?" Tawar bi ina namun seketika mendapat gelengan lyna "gk bi gk usah, makasih"

"yaudah bibi turun dulu ya"

"Iya bi" lyna tersenyum ramah menatap punggung bi ina yang mulai menjauh.

Lyna kembali menatap sekitar, lalu membuka pintu kamar dengan sidik jarinya. llena membiarkan lyna masuk bebas kedalam kamarnya karena ia percaya.

Tapi kali ini lyna sudah merusak kepercayaan kakanya. "Kak ayok" ajak lyna ke arah di balik tembok.

Rissa berjinjit mendekati lyna, "yok masuk"

Kamarnya terlihat normal, beberapa lukisan bergantung di sana buku-buku tertata rapih namun pencahayaan yang kurang. Lyna membuka tirai membiarkan jendela terbuka.

The davidson Girls [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang