.
.
.Seperti hari kemarin mereka berkumpul untuk sarapan, namun kali ini tak ada ayya dan rachell.
"Ayya sama rachell kemana?" Tanya llena.
"Gak tau kak.." jawab lyna mendapat anggukan rissa. Suasana kembali hening, seketikat suara tapak kaki terdengar dari dapur "non ayya udah berangkat sama non rachell, pagi banget. Bibi gak tau juga kalo mereka sarapan atau enggak"
"Hmm yaudah bi, kita berangkat dulu" llena dan lyna berdiri mengambil tas mereka.
"Lah apaan nih?" rissa baru saja mengambil sepotong roti, "berangkatlah kak emang apaan ?"
Rissa menjadi pusat perhatian mereka"dih, liat nih. Masih banyak tau sarapannya, mubazir" wajah memelas andalannya mulai terpasang.
"Yaudah kita duluan lu berangkat sendiri, btw kameranya lu yang bawah ya" ucap llena lalu berjalan menuju pintu keluar, "SIAP TETEH!!!"
Teriak rissa antusias."Bye kak!!" Lyna melambai ke arah rissa yang tengah sibuk dengan makanannya.
"BYEEEE!!!"
Mereka pun berangkat menggunakan motor antik ayah, ya cukup antik karena motor itu milik sang kakek yang dihadiahkan kepada ayahnya beberapa tahun yang lalu.
Tak butuh waktu lama bagi rissa untuk menghabiskan makanannya, "hufttt ok kenyang, mau nambah tapi takutnya mules, dahla" bi ina hanya terkekeh menatap tingkah rissa, tak pernah berubah sedikitpun.
"Makan aja non, masih ada waktu lo. Non juga makan banyak berat badan gak nambah, lah kalo bibi, nafas aja kayaknya naik 5 kilo"
Bi ina membereskan piring makan rissa, "Hha, bisa aja. Yaudah bi gak usah nafas aja gimana?"
"Oh bisa, bisa balik ke rahmatullah juga" ucap santai bi ina spontan menggelak tawa rissa dan beberapa pekerja di sana.
"Hhahah, bi ina jangan dong, ntar yang masakin kita siapa?"
"Yo enggak non, sana berangkat entar telat loh"
"Yaudah bentar beres-beres"
.
.
.llena menggunakan earphone yang tersambung ke telfon genggamnya, llena sudah mengantar lyna 5 menit yang lalu sebelum berangkat kesekolahnya. Ia berhenti di sebuah halte yang agak sepi.
Drttt.. drtt.
Tanpa menunggu lama llena mengangkat panggilan tersebut. "Gimana?, rissa udah sampai?, ayya? Rachell?"
"Tanyain gw dulu kek"canda daren yang lumayan garing.
"Serius!"
"Udah llen udah"
"Ok"
"Tapi ayya gak keliatan, cuman si rachell sama siapa tuh adek lu yang bawel itu rissa dia baru nyampe"
"Yaudah lu kesini, ajak angell juga"
"Ga-"
Tut
llena menutup panggilan sepihak.
"Punya kembaran udah beda muka, suka ngilang lagi anj" decak sebalnya.