02.

51 7 2
                                    

Jangan lupa vote ya-!!
_____
.
.
.

Jam istirahat tiba, semua siswa berhamburan keluar kelas memenuhi koridor. Rachell berjalan di depan ruangan osis tanpa ia sadari beberapa pengurus osis memperhatikannya dengan sinis.

Rachell berniat ke kantin untuk menemui rissa, "hmm, rok lo bisa di ganti gak sih?, kalau gak bisa bakal gw gunting" ucap siswa dengan rompi yang jelas bertuliskan pengurus osis, atau sering di panggil nathan. Perkataannya tak di hiraukan sedikitpun oleh rachell, ia melanjutkan langkahnya sambil memainkan ponselnya.

Hal tersebut membuat nathan geram, pasalnya bukan hanya sekali ia menegur rachell dengan cara berpakaiannya.

"Heh lo dengerin gw gak sih" nathan merampas ponsel rachell kasar. Dan menahan pergelangan tanganya, membuat rachell meringis kesakitan. "Lepasin gak.. sakitt tauu ih"

"MAKANNYA KALAU ADA YANG LAGI NGOMONG TU DI DENGERIN!!" teriak nathan semakin membuat mereka menjadi pusat perhatian siswa lain.

Nathan menatap wajah yang kini meringis karena kesakitan, semakin ia pererat genggamannya.

"Lepasin nat.."

Keheningan tersebut berakhir saat devano muncul dari arah belakang tak lupa ayya yang juga berada di sampingnya.
Dengan cepat ayya menarik adiknya menjauhi nathan, "lu gak boleh kasar sama cewek"
Ucap devano dengan intonasi yang tenang, ayya memeriksa pergelangan rachell yang memerah karena ulah nathan, namun matanya tertuju pada rok yang di kenakan rachell.

"Gw tau van, dia adek pacar lu. Tapi peraturan gak mandang siapapun itu selama dia ngelanggar dia bakal tetap salah" Nathan tersenyum lalu memasukan ponsel rachell kedalam sakunya, ia menatap rachell sekilas memastikan bahwa gadis itu tak melupakan apapun. Namun rupanya rachell tak mengingat ponselnya yang masih berada di tangan nathan. Pria itu menunjukan smirknya sebelum masuk keruangan osis dengan beberapa siswa lain.

"Chell ini?, tadi dirumah rok yang lu pake bukan ini, lu bawa gantinya?, astaga rachell cepet ikut gw. Untung bukan llena yang ngeliat lu, bisa-bisa dia yang bakal gunting rok lu tau gak" bisik ayya sambil memperhatikan sekitar, rachell berdecak sebal lalu menggaruk belakang lehernya.

"Van, aku anterin rachell dulu ya" ayya meminta izin devano sebelum pergi meninggalkan tempat itu, "iya" devano tersenyum menatap ayya.

Keduanya bergegas ke loker rachell kemudian ke toilet untuk mengganti roknya.

Hal seperti memang bukan hanya terjadi sekali namun tak membuatnya resah. ayya selalu menjadi satu-satunya orang yang menyelamatkannya setiap ia melakukan kesalahan.

Di sisi lain, nathan yang begitu geram dengan tingkah rachell yang tak pernah kapok membuatnya harus menyusun rencana agar dapat merubah gadis sepertinya "arachell, arachell. Lu pasti bakal nyesel, kita lihat nanti".

___________
Kantin

"Kenapa?, mau ngomongin apaan?" Tanya llena sambil memainkan ponsel dengan sedikit membesarkan nada suaranya.

Kantin agak sedikit ramaii membuat rissa sedikit kesulitan untuk bicara. Gilang juga ikut bersamanya. Karena merasa tak ada respon dari rissa, llena menyimpan ponselnya lalu menatap adiknya yang terlihat terganggu dengan keramaian kantin.

llena berdiri dari duduknya lalu menarik rissa untuk keluar dari kantin, gilang membawa minumnya dan ikut bersama kedua kakak beradik itu. "Ikut gw, kita ngomong di rooftop"

The davidson Girls [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang