' Masa Lalu? '
.
.
.
Aku merasakan ada cahaya yang menyorot kearah ku, entah dari mana itu tapi yang pasti kesadaran ku terkumpul sedikit demi sedikit. Aku membuka mataku perlahan, mengerjabkan mataku berkali kali untuk menstabilkan cahaya yang masuk ke mataku. Pandangan ku perlahan menjadi jelas dan hal pertama yang aku lihat adalah langit langit dan tirai berwarna putih."Apakah ini mimpi...?"
Mataku melihat ke sekitar mencari seseorang, siapapun itu. Aku ingin bertanya, sekarang aku ada dimana?
Aku mendengar suara seseorang dibalik tirai yang membatasi ini, sepertinya mereka tengah membicarakan tentang, aku?
Aku mempertajam Indra pendengaran untuk menguping pembicaraan mereka dengan jelas.
"Kondisi cucu kakek sekarang sudah lebih membaik, demam nya juga sudah mereda, Sekarang hanya tinggal menunggu pasien siuman saja"
"Kakek...? Tidak mungkin..."
"Baik, terimakasih dok"
"Kalau begitu saya kembali ya pak, permisi"
Percakapan berhenti sampai disitu, lalu seseorang menyibakkan tirai putih yang menutupi.
"Kakek?!!... Apakah dia benar... Kakek??"
Seorang laki laki paruh baya dengan rambut dan kumis putih bercampur hitam, mengenakan kardigan coklat dan memegang tongkat antik ditangannya.
"Ini pasti mimpi"
Ia menghampiri ku sebelum ia menyadari bahwa aku menatap nya, kakek tua itu menampakkan ekspresi terkejut nya dan refleks mundur kebelakang lalu memanggil seseorang.
"D-d-dok! dok! dokter!!" Panggilan Nya.
"Dokter.... Apakah ini rumah sakit...?"
Kakek kembali tak lama kemudian bersama seorang wanita yang mengenakan jas putihnya, wanita itu menghampiri ku dan langsung memeriksa ku.
"Ini mimpi... Tapi terasa sangat nyata" aku melirik kearahnya.
"Pasien, Melvano Byakta Ephraim! Apakah anda bisa mendengar saya? Tolong sebutkan nama anda?"
"Nama...."
"Mel- van-no.... B-yakt-ta... Eph-raim..."
"Sekarang anda berada di rumah sakit. Anda dirawat disini karena anda ditemukan tergeletak dijalan dan terluka. Syukurlah sekarang anda sudah siuman"
"A-akuu... Di temukan tergeletak....?"
Dokter itu mengangguk, "lalu, apakah anda ingat beliau?"
Mataku melirik, ".... Kakek.....?"
Kakek tersenyum lalu menghela nafas lega, "syukurlah kamu masih ingat kakek"
"Kondisi pasien sekarang Sudah membaik, nanti sore kami akan melakukan pengecekan ulang terhadap pasien. Jika sampai besok kondisi nya semakin membaik pasien akan diperbolehkan pulang dalam kurun waktu tiga hari" dokter itu tersenyum, "kalau begitu saya pamit, permisi" ucapnya lalu berlalu keluar.
"Baik dokter, saya sangat sangat berterima kasih"
Ketika dokter itu keluar kakek langsung menghampiri ku, ia mengulurkan tangannya lalu mengelus kepalaku lembut, "cucuku aku sangat senang melihat mu sadar"
"Kakek..... Apakah Anda benar kakek saya...?" Pertanyaan ku membuatnya sedikit tersentak.
"Tentu saja aku ini kakek mu memang siapa lagi, hoho~" kakek tertawa ringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REST∆RT
FantasyDisaat semuanya semakin memburuk dan menuju akhir dari perjalanan, maka kesempatan terakhir akan muncul seperti keajaiban. Aku Bolliva Prima. Aku Melvano Byakta Ephraim. Kami berdua adalah seseorang yang sudah mengalami kejamnya masa depan yang akan...