PART 2 - AFTER NEW YEAR

64 7 11
                                    

Happy Reading~
.
.
.
.
.
.
.
.

¥¥¥
China,1 Januari 2021

Lee terbangun dengan tubuh yang terasa lelah. Ia melihat ke sekeliling ruangan yang familiar di penglihatannya. Ini di apartemennya.

Sinar matahari sudah menyibak masuk ke dalam kamarnya melalui jendela.Lee melihat jam yang berada di nakas samping tempat tidurnya. Pukul 8 pagi.

'Kapan ia kembali?'

Lee ingat sekali bahwa kemarin ia merayakan tahun baru bersama sahabatnya Chai.Lalu kejadian itu..

Tiba-tiba kepala Lee merasa sakit dan seluruh tubuhnya gemetaran. Lee ingat, sangat ingat saat pria itu... tergeletak dengan mata terbelalak dengan lubang di kepalanya.

Tiba-tiba Lee merasa mual dan segera menuju ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya yang seperti di aduk.

'Sialan' merasa jijik, Lee memilih untuk membersihkan dirinya, berharap kejadian semalam ikut hilang dari ingatannya.

Lee membuka seluruh pakaiannya yang semalam ia kenakan, dan menaruhnya di keranjang baju.
Lee melihat jaket coat nya yang ia kenakan semalam sudah penuh dengan darah kering yang terciprat akibat kejadian semalam. Lee memilih untuk membuangnya.

"Mungkin hubungan kita hanya sampai disini saja" Lee kemudian membuang jaket itu ke dalam tempat sampah di samping wastafel.

Lee mulai membersihkan dirinya di bawah guyuran air hangat yang keluar dari keran kamar mandinya. Rasanya kini Lee lebih rileks dan santai.

Setelah selesai dengan ritual 'gantengnya' Lee mencari ponselnya untuk menghubungi Chai. Pasti Chai tahu apa yang terjadi setelah kejadian 'itu'. Atau ia juga ikutan pingsan dengannya?

Lee mencari kontak Chai di ponselnya dan menemukannya.'Si maniak bebek' begitu nama Chai di kontak ponselnya. Lee menelepon Chai yang berakhir dengan panggilan tak terjawab. 'Apa ia masih tidur sampai sekarang ini?!'

Kesal karena temannya tidak menjawab panggilan teleponnya. Lee mengambil jaket nya dan segera menuju ke tempat Chai yang satu lantai di bawahnya.

Sesampainya di depan kamar Chai. Lee mengetuk pintu Chai yang tidak lama dibuka oleh Pria jangkung dengan wajah yang kelihatan lelah.

"Chai bodoh, kenapa kau tidak menjawab teleponku?!" hardik Lee.

"Kau khawatir padaku ya hehe" Chai tertawa tanpa rasa bersalah di wajahnya.

"Cih" Lee mendecih dan merasa sia-sia mengkhawatirkan temannya itu.

"Ayo Lee masuk dulu, maaf baterai ponselku habis jadi tidak bisa menerima panggilanmu"

Lee mengikuti temannya dan duduk di salah satu sofa. Lee memerhatikan Chai yang tampak lesu di depannya.

Suasana hening untuk beberapa saat, Lee mengerti keadaan mereka sekarang. Mereka masih Syok dengan kejadian yang mereka lihat semalam.

"Lee.." Chai membuka percakapan karena ia merasa suasana cukup canggung untuk mereka berdua.

"Hm?"

"Tidak apa" Chai kembali mengurungkan niatnya untuk membahas kejadian itu, dan mulai menyalakan TV untuk mencairkan suasana.

"Aku paham, kau pasti masih syok kan Chai? Kita belum pernah mengalami hal seperti itu, lagipula orang yang menembak nya seperti tidak me-melihat situasi" Lee merasakan bulu kuduknya kembali berdiri.

"Hm...itu terlalu mengejutkan untukku, aku takut" Chai memukul kepalanya demi melenyapkan memori itu.

"Apa yang terjadi setelahnya? Apa kau yang membawaku ke kamarku?" tanya Lee.

WILD TOWN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang