Ghost School || Bagian 7

10 2 2
                                    

Kim terus memikirkan perkataan Ken di restoran tadi. Mereka sudah bertanya, tapi Ken tetap diam. Hingga makanan tiba dan mereka semua makan dalam diam. Sampai akhirnya pun Ken tetap diam, tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan mereka semua. Mulut cowok itu seperti dilem saja.

Mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah. Ketiga cowok tampan itu turun dari mobil dan mengambil motor masing-masing di parkiran sekolah.

Jenni menjalankan mobilnya lagi, namun baru beberapa meter ia menghentikan mobilnya.

"Kenapa?" tanya Kim.

"Kayaknya ban mobil gue bocor, deh. Gak enak banget bawanya."

"Masa sih? Kok gue gak ngerasa? Coba jalanin lagi."

"Lo dari tadi ngelamun mulu, mana mau ngerasainnya," komentar Jenni yang menginjak gas mobilnya lagi.

"Aduh! Iya ya, emang bocor ban mobil lo."

"Tuh kan bener."

Kedua cewek itu keluar dari mobil, memeriksa apakah dugaan mereka benar atau tidak. Dan ternyata benar, sebuah paku berukuran sedang menancap manis di ban depan mobil Jenni. Kedua cewek itu menghela panjang.

"Akh! Gimana dong?! Gue mau pulang cepet! Capek banget," rengek Jenni.

"Telpon supir lo aja. Bilang suruh bawa montir, ban mobil lo bocor di depan sekolah."

"Tapi kita bakalan nunggu dong," Jenni cemberut lalu mengambil ponselnya dan menelpon supir di rumahnya.

"Kalo lo mau pulang cepet kita naik taksi aja. Mobilnya ditinggal disini, gimana?"

"Setuju gue."

"Ya udah, gue order taksinya dulu."

Kim memesan taksi lewat ponselnya, namun belum sempat ia memilih taksi, tiga motor gede keluar dari gerbang sekolah dan menghampiri mereka.

"Loh, belum pulang lo berdua?" tanya Also sembari membuka kaca helmnya.

"Mobil gue bocor," sahut Jenni.

"Lah terus gimana dong?"

"Pesen taksi online," jawab Kim yang melanjutkan pesanan taksinya.

"Gak usah deh Kim. Kita nebeng mereka aja. Kan mobil gue bocor gara-gara ngantar mereka ke sekolah." Jenni mengambil tas sekolahnya lalu langsung naik ke jok belakang motor Also. Tidak lupa dia mengunci mobil dengan menekan tombol di kuncinya.

"Antar gue ya, Al. Gue kan udah traktir lo tadi, padahal lo gak ada bawa belanjaan gue."

Also mengangguk-angguk saja.

"Perhitungan banget jadi cewek," gumam Bryan pelan.

"Ya udah kalo gitu gue aja yang mesan taksi," sahut Kim yang fokus lagi ke ponselnya.

"Batalin aja."

Kim terdiam, menoleh pada Ken. Cowok itu memberikan helm yang selalu ada di motornya pada Kim.

"Iya Kim, lo pulang bareng Ken aja. Rumah kalian kan deket," sahut Jenni.

"Udah, usah kebanyakan mikirnya," timpal Also.

"Emang gak ngerepotin?"

"Ya elah Kim," sahut Jenni dan Also bersamaan. "Apa yang ngerepotin sih, rumah kalian aja satu tujuan?!"

"Gue gak nanya sama kalian berdua!" balas Kim ngegas, memelototi Jenni dan Also.

"Gak ngerepotin sama sekali. Cepatan naik," sahut Ken sambil menyodorkan helmnya.

Ghost School (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang