Ghost School || Bagian 13

6 1 0
                                    

"Thank ya, Jen!"

Jenni mengangguk, lalu mengendari mobilnya dan membunyikan klakson dua kali. Kim melambaikan tangannya. Setelah mobil Jenni sudah menjauh, Kim langsung masuk ke dalam rumahnya.

Ia sempat melihat ke garasi rumah yang terbuka renggang. Sempat menyernyitkan dahi lalu masuk ke dalam rumah menggunakan kunci yang selalu dibawanya.

"Papa?!"

Baru masuk beberapa meter ke dalam rumahnya, Kim dikejutkan dengan kedatangan sang Papa. Pria paruh baya itu sedang duduk di ruang tamu, tersenyum hangat saat melihat ke arah Kim.

Mengetahui itu benaran Papa nya, Kim langsung berlari menubruk lelaki paruh baya itu sambil terisak haru.

"Papa kok pulang gak kabarin Kim dulu, sih?" Terdengar nada kesal dari ucapan Kim.

Papa nya terkekeh, "Maaf. Soalnya banyak yang harus Papa kerjain, jadi gak sempat ngabarin kamu," jawab Kato sambil mengacak-acak gemas rambut putrinya.

Kim tersenyum gemas diperlakukan begitu. Sudah lama dia tidak merasakan kehangatan mengobrol dengan orang tuanya.

"Mama gak ikut, Pa?" tanya Kim sedikit kecewa.

"Iya sayang. Mama harus ngehandle perusahaan disana saat Papa gak ada. Tapi kamu tenang aja, Mama ada nitip sesuatu buat kamu. Barangnya ada di kamar kamu semua."

Kim hanya tersenyum samar lalu bertanya, "Papa ke sini ada urusan penting apa?"

"Ada beberapa perusahaan cabang disini yang bikin masalah. Rencananya mau Papa jual aja. Dan di sekolah katanya ada anak yang bunuh diri? Papa mau memantau juga, jangan sampai sekolah kita tercemar gara-gara satu kesalahan itu."

"Ya udah ya, Papa mau ketemu kline dulu. Mungkin Papa bakalan pulang malem banget. Jadi kamu gak usah nungguin Papa."

Kim mengangguk.

"Papa pergi ya," pamit Kato, tak lupa dia mengecup singkat kening putrinya.

Kim melambaikan tangan lalu senyum di pipi nya pudar. "Bentar banget," gumamnya.

Kemudian melangkah pergi ke kamarnya untuk melihat hadiah apa yang Mama nya titipkan untuk dia.

Saat sampai di kamar, Kim sudah disuguhi dengan banyak kotak kado dan paper bag yang dihias begitu cantik terletak diatas kasur tempat tidurnya. Kim memandang semua barang itu biasa saja. Ia mengambil paper bag paling kecil lalu membukanya.

Sebuah kotak persegi panjang berwarna Silver yang ada di dalam paper bag. Kim membukanya, sebuah kalung bermata merah darah dengan rantai silver tertata rapi. Di bawah kalung itu terdapat sebuah surat. Kim mengambil lalu membacanya.

Halo putri tercintaku💙

Apa kabarmu disana? Semoga selalu sehat. Mama sama Papa akan selalu menyertaimu dimana pun berada. Maafkan kami berdua yang tidak bisa berada disampingmu setiap saat dan tidak mengikuti tumbuh kembangmu dengan baik. Sesungguhnya kami sangat sayang padamu. Kami melakukan ini semua demi kebahagian kamu. Jadi putri Mama tercinta, jangan sedih karena tidak bisa bersama-sama untuk waktu sekarang. Nanti dilain waktu Mama janji kita akan sama-sama. Dan sampai waktu itu tiba, sabar ya untuk menunggu.

Ghost School (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang