2

2K 181 3
                                    

title: minum obat.
tag: au, fluff, kissing.

⚪️⚪️⚪️

jaeyun merengek pelan. badannya lemas. lemah. apalagi tadi ia sedang tidak bagus moodnya. rasanya malas untuk berbuat apa-apa. makan? tidak mau. minum obat? apalagi. jaeyun kesal pada sunghoon, tapi jaeyun juga ingin sunghoon.

"sayang. maaf aku baru pulang." akhirnya sunghoon pulang juga. membawa beberapa bingkisan. aromanya sedap, membuat jaeyun lapar. tapi ia tidak mau makan. tidak selera.

jaeyun hanya diam. tidak memberikan senyuman seperti biasanya setiap kali sunghoon mampir ke rumahnya. jaeyun bahkan hanya diam saja ketika sunghoon menempelkan jidatnya. untuk mengecek suhu tubuhnya.

"masih demam. makan ya?" jaeyun hanya diam. ia tidak napsu makan. meskipun jujur saja ia sangat lapar.

"kamu ada apa? hmm?" sunghoon mengusap surai hitamnya. wajahnya teduh. menampilkan senyum menawannya. jaeyun hanya menggelengkan kepalanya. namun ia menepis tangan sunghoon dengan pelan.

"tidak apa-apa." balasnya. ia melihat sunghoon yang menghela napasnya dengan pelan.

"kamu ada apa-apa. ayo cerita, kenapa diam? hmm?" sunghoon bertanya lagi dengan sabar. jaeyun menggelengkan kepalanya.

"aku tidak diam. ini aku ngomong." ketusnya.

"ayo cerita kalau aku ada salah. engga baik dingin-dingin gini. kamu engga kangen aku?" jaeyun sedih. ia galau karena kejadian tadi siang, dan ia ingin mendiamkan kekasihnya itu. namun, kekasihnya itu terlalu baik. terlalu lemah lembut untuknya. ia tidak bisa marah. rasanya sedih.

"kenapa diam saja? hmm? apa karena tadi? aku posting foto pizza yang ada tangannya? kata jongseong begitu." bibir jaeyun semakin cemberut. dan menyahuti, "jongseong saja lebih peka."

jaeyun terkejut saat sunghoon menarik tubuhnya untuk dipeluk. diusapnya ujung kepalanya dengan lembut. penuh kasih sayang. jaeyun mulai agak tenang meskipun ia masih marah.

"aku jelasin ya, sayang. itu kan foto kemaren, aku bilang kan ke kamu, kalau aku kemaren makan banyak. nah itu ya karena makan sama mereka. terus aku pengen aja foto pizzanya, siapa tahu bisa makan lagi di situ sama kamu. berdua. dan satu-satunya foto yang ada pizzanya itu, ada tangan ceweknya. jujur sayang. aku lupa itu tangan siapa. kemaren warna baju mereka sama. kaya berseragam gitu. ya aku mana inget? kan aku cuma fokus makan dan mikirin kamu." jelas sunghoon panjang lebar. tangan jaeyun meremas pakaian sunghoon. ia merasa bersalah. sangat bersalah karena sudah berpikiran negatif mengenai kekasihnya.

"aku takut." rengek jaeyun pelan.

"takut kenapa, hmm? aku cuma sayang sama kamu." jaeyun menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sunghoon. menghirup aroma kekasihnya yang mampu menenangkannya.

"aku takut kamu bosan sama aku dan milih teman-teman kerja kamu. mereka pasti cantik-cantik." jaeyun agak kesal karena sunghoon hanya tertawa pelan menanggapinya. setelahnya ia malu karena perkataan sunghoon.

"cantik itu relatif sayang. mungkin menurut orang, mereka yang paling cantik. tapi, menurut aku, park sunghoon, yang paling cantik, cakep, menggemaskan, adalah shim jaeyun, pacarnya park sunghoon."

jaeyun memeluk tubuh sunghoon dengan erat. iya. tidak seharusnya ia berlebihan. tidak seharusnya ia marah pada kekasihnya. seharusnya ia bisa lebih percaya diri. bahwa park sunghoon hanya akan memilih shim jaeyun.

"kamu sudah makan? sudah minum obat?" jaeyun hanya menggelengkan kepalanya, dan bergumam, 'tidak napsu.'

"aku suapin ya? biar kamu cepet sembuh." jaeyun hanya menurut.

sunghoon melepaskan pelukannya, jaeyun merengek. ia tidak mau dilepas. berakhir sunghoon pergi ke dapur untuk mengambil makanan sembari menggendongnya.

suapan demi suapan jaeyun makan dari tangan sunghoon. tidak tidak. dari sendok yang dipegang sunghoon, karena jaeyun makan bubur. oh, iya, martabak manis. sunghoon tadi membawa martabak manis untuk jaeyun. dan sunghoon menyuapinya satu potong.

selesai disuapi, jaeyun tidak mau minum obatnya. terlalu besar. terlalu pahit. katanya. sunghoon mengusap sudut bibir jaeyun dengan jempol kanannya, berkata, "aku suapin juga, mau? pakai mulut."

jaeyun terdiam. ia masih mencoba mencerna ucapan sunghoon. disuapi minum obat, tapi pakai mulut? eh? itu artinya sunghoon juga akan merasakan rasa pahitnya?

"jangan. nanti kamu kepahitan juga. obatnya dibagi saja, nanti aku makan dua kali." tolaknya. meskipun ia juga menginginkannya. kalau disuapi dari mulut, itu artinya mereka berciuman kan?

"tidak apa-apa, sayang. biar aku ngerasain apa yang kamu rasain. lagian, kasihan kamu harus minum obat pahitnya dua kali." jawab sunghoon. jaeyun hanya diam menuruti ucapan kekasihnya. jujur ia malu karena ucapan sunghoon.

ia melihat sunghoon mengambil obat paracetamol dan segelas air putih. jaeyun menelan air liurnya ketika melihat sunghoon memasukkan obat paracetamol ke dalam mulutnya, kemudian meminum sedikit air. jaeyun terkejut karena sunghoon menangkup wajahnya. dan mencium bibirnya. mengalirkan obat dan air putih dari mulutnya.

lembut. sunghoon tidak mengalirkan airnya dengan kasar dan terburu-buru. lembut sekali. lidah sunghoon mendorong obat paracetamol itu untuk masuk ke dalam. jaeyun segera menelannya.

biasanya, jaeyun akan meringis dan membuka mulutnya karena terlalu pahit. tapi kali ini tidak. bisa dibilang ia menikmatinya. apalagi lidah sunghoon yang masih berada di dalam mulutnya. menyapu setiap inci bagian mulutnya. seolah-olah menghilangkan rasa pahitnya.

jaeyun merasa aneh. iya memang benar tadi ia memakan satu potong martabak manis, tapi tak disangka rasanya akan muncul kembali karena perbuatan lidah sunghoon.

jaeyun menutup kedua matanya karena kali ini sunghoon menghisap lidahnya. jaeyun hanya bisa melenguh. air liur terkumpul di dalam mulutnya. jaeyun menelannya dengan pelan. rasanya tidak pahit. hanya ada rasa manis dari martabak manis. dan rasa mint. sepertinya dari mulut sunghoon.

"puah. ah. hah. hah." sunghoon melepaskan ciumannya. napas jaeyun terengah-engah. ia membuka kedua matanya. wajahnya memanas karena melihat bibir sunghoon yang memerah.

"jaeyun anak pintar. pacarnya park sunghoon yang baik." puji sunghoon sembari mengusap sudut bibirnya. jaeyun baru sadar kalau sudut bibirnya basah, karena air liur mereka. dan mendengar pujian dari kekasihnya, membuatnya senang serta malu.

"i love you, sayang." bisik sunghoon. jaeyun membalasnya dengan bisikan juga, "love you too, sayang."

© kumiko m.

an outdated book (sungjake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang