1. bertemu

21 3 0
                                    

𝑯𝒂𝒍𝒐𝒐𝒐
𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒂.
𝑩𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒚𝒑𝒐 𝒋𝒖𝒈𝒂𝒂

Tepat di hari Selasa kanva sedang berada di parkiran SMA nya itu. Bergegas ia pergi ke kelas XI MIPA 2 karena takut fans nya akan berkerumun dan mengikuti nya.

itu alasan mengapa dia datang pagi pagi, sekolah masih sunyi dan tak akan ada yang mengganggu dirinya. Iya sampai di depan kelasnya itu. Pintu pun ia buka dengan perlahan.

Terlihat seorang gadis sedang duduk di sana. Kanva terkejut
"BUJU BESETT GUE KIRA KUNTILANAK ANJIR." gadis itu menjawab  "gue baru tau kalo kuntilanak ada yang cantik kaya gue." Gadis itu bernama Vanessa, atau bisa di sebut Nessa. Vanessa adalah salah satu sahabat Kanva, mereka bersahabat sejak SMP.

Kanva duduk di sebelah Vanessa. Mereka juga teman sebangku di sekolah. "Eh nes, tumben lu dateng lebih cepet dari pada gue" Gadis itu masih menatap buku novel yang selalu ia bawa ke mana mana. "Iya nih, katanya sih bakal ada murid baru kan."

Aku terkejut, bagai mana Vanessa bisa tau? Padahal kanva sendiri tidak tahu hal itu. "Yaelah jangan pasang muka dongo kaya gitu dong, kemaren di umumin pas pelajaran. Lu kan ga masuk, alasannya sakit ye kan?"

𝑜ℎ 𝑖𝑦𝑎 𝑔𝑢𝑒 𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑟𝑒𝑚 batin Kanva

"Terus gimana nes? Laki apa perempuan?" Ia kembali bertanya kepada Vanessa. "Lah mana gue tau, lu kira gue cenayang? Kemaren tuh bu yuyun cuman kasih info bakal ada murid baru. Gak ada bilang gender nya markonah" aku hanya meng'oh ria.

Tak sadar sudah banyak orang di dalam kelas. Gak banyak sih. Ya.. sekitar 11-14 orang.

𝑎𝑑𝑢ℎ 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑔𝑢𝑒 𝑏𝑜𝑠𝑒𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡 𝑠𝑖𝑎𝑙 batin kanva.

"nes, oi oi" panggil ku sembari mendorong lengan vanessa dengan bahu.
"OI JUBAIDIN" panggil ku. Beberapa orang di kelas terkejut dengan suara cempreng ku.

"LU BISA GAUSAH TERIAK-TERIAK GA SIH?, GUE DI SAMPING LU PEA" katanya.
Aku tertawa kecil, "ke kantin yok, Laper anjir" Vanessa mengangguk sebagai jawaban.

Aku berdiri dari kursi kelas. Dan jalan duluan di susul Vanessa yang mencoba menyetarakan langkah kaki kami.
"Kan, tumben gak takut di serang fans?"

"Gue sebenernya takut, tapi tadi pagi gue ga makan nes. Daripada gue mati kelaparan ye kan? Mending gue makan"
Vanessa mengangguk.

Terlihat kantin yang tidak rame. Lebih tepatnya belum rame sih. Aku pun tersenyum melihat suasana langka itu. Aku berlari ria sambil menarih tangan Vanessa.

Sampai sampai...

𝑩𝑹𝑼𝑮!

Ya aku terjungkal, terpental, tertindas~
CANDA WAKAKAK
–author

Aku terjatuh karna menabrak seseorang, Vanessa membantu ku berdiri. Aku mencoba menjaga keseimbangan setelah di bantu oleh Vanessa.

"E ANJR LU SIAPA BERANI BERANI NYA NABRAK GU–" Vanessa menutup mulut ku. Aku paham knp dia memperlakukan ku seperti itu. Kalian tau?

DEMI JENGGOT MASTER LIMBAD! GUE NABRAK COGAN WOII!!

laki laki itu hanya menoleh sekejap, dan lanjut berjalan. "EH?" , "Eh kenapa kan?"
"COWO YANG TADI NAPA GAK MINTA MAAF ANJIR" aku melihat punggung laki laki itu yang, semakin jauh.

𝑠𝑦𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑠𝑦𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑔𝑎𝑛𝑡𝑒𝑛𝑔. 𝑘𝑎𝑙𝑜 𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎, 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑙 𝑔𝑢𝑒 𝑚𝑎𝑎𝑓𝑖𝑛 𝑡𝑢 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔. Geram ku sendiri.

"Ayo kan, jadi ke kantin kaga?" Tanya Vanessa. Aku mengangguk, meng iya kan pertanyaan tersebut.

"Lu mau makan apa? Gue yang mesen." Ucap Vanessa. "Lah nes? Tumben? Aaa~ senangnyaa~" ucap ku sembari tertawa.
"Gue yang biasa aja, batagor tanpa batagor nes" ucap ku.

"Plis niat baik gue jangan di sia si–" aku lebih dulu menyebutkan jawaban ku. "Shuttt.. maksudnya, gue mau batagor tanpa saus ego." Vanessa mengulurkan tangannya, jari nya berbentuk 'ok'

Lima menit kemudian, Vanessa datang dengan ibu ibu penjual batagor yang membawa nampan berisi makanan yang kita pesan. "Trimakasih ya Bu de" ucap ku kepada bu dewi.

Aku dan Vanessa memakan makanan ku dengan lahap, batagor bu dewi memang paling the best di kantin sekolah. Tak terasa kantin semakin rame, dan juga.. banyak fans kanva yang terus menatapnya.

Kanva tersadar akan hal itu, ia pun menatap Vanessa, Vanessa sadar akan tatapan aneh itu. Dia me naikan wajah seperti memberi sinyal 'kenapa?' aku memberi kode tunjuk dengan mata. Dia mengerti apa yang terjadi.

Terlihat banyak fans kanva yang menatap idolanya itu. Dia tau, kanva pasti risih akan hal itu. "Ayo kan, ke kelas. Bentar lagi bel nih" aku mengangguk sembari berdiri dari kursi kantin. Aku dan Vanessa kembali ke kelas.

𝑳𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕 𝒈𝒂𝒂,, 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕?
𝑽𝒐𝒕𝒆 𝒚𝒖𝒌.
𝑲𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒌𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒗𝒐𝒕𝒆:<

Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang