[2] Peek A Boo ✖ Treasure [✓]

×✖ Seven ✖×

||•Peek A Boo•||

.
.
.
.
.

Hyunsuk berjalan sambil bersenandung dan menggesekkan pisaunya ke setiap tembok yang dilewatinya.

Langkah Hyunsuk terhenti di depan kamar Jeongwoo Junghwan, ia menyeringai kemudian memutar kenop pintunya.

Kriet..

Bunyi pintu terbuka membuat Jihoon yang bersembunyi di atas lemari makin menekuk badannya, dan menahan nafasnya dengan cara membekap mulut serta hidungnya menggunakan kedua tangannya.

"Perasaan tadi gue liat aura seseorang disini.." Jihoon mendengar ujaran Hyunsuk itu, membuatnya berkeringat dingin. Jihoon tak dapat melihatnya karna didepannya ada kardus yang menutupi.

"Kayaknya cuma perasaan gue aja" ujar Hyunsuk lagi dan terdengar langkah kaki menjauh dan pintupun tertutup.

Jihoon langsung menghembuskan nafasnya perlahan, takutnya Hyunsuk dapat melihat auranya.

Jihoon kemudian mengecek ponsel yang ada di saku kemejanya, kemudian ia mengetik pesan ke seseorang.

Junghwan 🐮

Thanks, wan.|

|Gak masalah hyung.
|Dia udah pergi?

Iya,|
gue denger tadi dia jalan keluar dan nutup pintunya|

|Hyung gak liat?

Ini aja ketutupan kardus wan|

|Bahaya hyung!
|Dia nipu lo!!

"Wah... Kayaknya ada yang ngomongin gue nih~" Hyunsuk muncul di sisi atas kepala Jihoon.

Jihoon mendongak dan terlihat Hyunsuk menyeringai, Jihoon membeku ditempat kala itu juga.

Hyunsuk mengangkat tangan kanannya yang membawa pisau dapur itu, layar ponsel Jihoon mati dan bersamaan dengan itu juga Hyunsuk menghujamkan pisau itu ke arah leher Jihoon.

Jreb!

Jreb!

Jreb!

Darah Jihoon muncrat di muka Hyunsuk menghiasi raut muka bahagianya itu, sedangkan Hyunsuk masih asik menghujamkan pisau itu di leher Jihoon, ponsel Jihoon tiba-tiba bergetar dan layarnya menyala, membuat Hyunsuk terhenti, membiarkan pisau itu masih menancap di leher Jihoon.

Dengan tangannya yang penuh darah ia melihat pesan yang terkirim disana, dari Junghwan, tanpa membukanya pun Hyunsuk dapat membacanya.

Junghwan 🐮
|hyung dia masih di situ kan?!

Hyunsuk tersenyum miring,
"Maknae kita sungguh cerdas, ya kan Jihoon.. " ujar Hyunsuk seraya mengambil pisau yang tertancap di leher Jihoon,

"Ha.. Sayang banget, padalan gue demen tubuh lo awalnya, cih," lanjut Hyunsuk, ia membuang ponsel Jihoon ke segala arah, kemudian turun dari meja yang di naikinya agar bisa mencapai Jihoon tadi.