Hari itu adalah hari terburuk bagi seorang Jeon Jungkook, dan awal dari segalanya.
Di Malam hari itu sebuah kecelakaan hebat menimpa sebuah grup musik terkenal dan merenggut dua nyawa 'Hyung' tersayangnya. Masih terputar sangat jelas di ingatan, kedua hyung yang paling tua diantara ketujuh orang tersebut, mengorbankan nyawa demi melindungi kelima pria yang lain.
Tepat di hadapannya, salah satu dari kedua orang tersebut tertusuk sebuah benda tepat di jantung, dan langsung meninggal ditempat dalam keadaan tersenyum. Satu Pria yang lainnya meninggal di perjalanan menuju ke rumah sakit terdekat.
Mereka berlima bahkan tidak bisa menangis, tidak bisa percaya, dan hanya menatap kedua jasad manusia yang sudah diletakkan di dalam peti mati di hadapan mereka dengan pandangan kosong, bahkan mereka masih tidak bisa percaya saat kedua pria itu akan segera dimakamkan.
Mereka berlima tidak bisa tersenyum lagi, sampai agensi yang mereka tempati memberitahukan kepada publik bahwa kegiatan grup mereka akan dihentikan sementara selama 6 bulan penuh, dan agensi itu bersyukur mereka masih memiliki beberapa acara yang sudah direkam dari jauh-jauh hari.
Para penggemar mengiyakan keputusan agensi dan berharap mereka berlima bisa menjadi seperti dulu lagi, bisa tersenyum bahagia, menyanyi dengan bebas, dan menari lagi walau hanya dengan lima member saja.
Namun, sepertinya keinginan para penggemar itu tidak akan pernah terjadi. Satu-persatu dari mereka mengikuti dua pria yang tertua dalam banyak tragedi, sampai pada akhirnya hanya menyisakan kedua yang termuda.
"Jungkook-ah, jaga kesehatan mu ya, untuk kali ini, jangan mencontoh kelakuan kami, kau bisa berkarir lagi sendirian, jagalah ARMY untuk kita berenam, aku sudah lelah dengan semua ini," Jungkook berhenti bergerak saat melihat salah satu pria tersayangnya sudah duduk diatas pagar pembatas di atap gedung itu.
"Jangan, Hyung..." Jungkook mendekati pria itu dengan perlahan, berharap pria itu mau mengurungkan niatnya untuk terjun kebawah sana.
"Oh iya, apa kau memiliki kata-kata untuk mereka? Aku akan memberitahu mereka jika kami bertemu lagi disana," senyum kotak yang dulu selalu Jungkook sukai, sekarang hanya membuat Jungkook semakin terisak keras.
"Tolong, jangan Hyung, kumohon jangan tinggalkan aku juga, kita bisa berkarir lagi berdua, jangan seperti ini!" Pria di depannya mengangguk, "Itu kah yang ingin kau sampaikan kepada mereka? Baiklah, aku akan segera menyampaikannya, selamat tinggal Kookie," Jungkook berlari cepat dan berusaha menggapai tangan pria itu.
Namun semuanya terlambat, seketika dunia Jungkook seperti runtuh total saat melihat tubuh pria tadi sudah ada di permukaan tanah dengan darah yang berceceran disekitar tubuhnya. Jungkook berteriak keras karena merasa frustasi, airmatanya pun tidak bisa berhenti mengalir. Keenam Hyungnya sudah pergi meninggalkannya. Keenam pria yang sudah seperti kakak kandung yang selalu menghiburnya, yang sudah membantunya untuk percaya diri, yang mengangkatnya ketika ia terjatuh, sekarang sudah pergi untuk selamanya ke atas sana.
.
.
"Jungkook, jangan melamun, ayo habiskan makanannya, sudah tiga hari kau tidak makan..." Jungkook hanya menatap keluar jendela kamar itu, memandang kearah langit yang luas dan biru, tidak memperdulikan kakak kandungnya yang sedang tersenyum lembut kepadanya."Jeon Jungkook!" Jungkook menoleh kearah orang yang daritadi memanggil namanya, dan tersenyum tipis, "panggil mereka kesini, aku ingin makan bersama mereka berenam..." Sang kakak mengepalkan tangannya dan memegang kedua bahu Jungkook, "mereka sudah tiada Jungkook-ah, kumohon jangan seperti ini, mereka sudah tenang disana!" Jungkook menggelengkan kepala kencang, "mereka masih ada disini, mereka masih ada di dunia ini, MEREKA MASIH HIDUP!! TIDAK MUNGKIN MEREKA BERANI MENINGGALKAN KU!!" Sang kakak memeluk Jungkook yang memberontak lagi dan berusaha turun dari ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE
Fantasy"Aku ingin terus bersama mereka" "Mungkin... Kita bisa selamanya bersama" Kejadian itu membuat cerita hidup ketujuh pria asal Korea Selatan itu melenceng jauh, kebahagiaan sementara yang diberikan kepadanya membuat dia melupakan satu hal. Tidak ada...