"Kudengar akan ada 5 tim yang ada di sini, dan nanti akan hanya dipilih dua tim untuk maju ke turnamen nya kan?" Pelajar yang lain mengangguk, sedangkan kelima sekawan ini tidak mengerti apapun. Latihan mereka hari ini sudah selesai, dan saat ini mereka bersiap untuk pergi dari tempat itu, "Kalian sudah ada 30 orang, sudah lengkap jika dibagi lima kelompok ya..."
"Kenapa aku yang harus diberi tanggung jawab memilih anggota kelompoknya sih? Daripada memusingkan, lebih baik kalian saja yang memilih anggota kalian sendiri ya? Sesuka kalian, siapa saja," Mereka semua saling bertatapan, dan tentu saja kelima sekawan itu langsung berkumpul.
"Hehe,"
"Kita kurang satu orang lagi," mereka berlima celingukan kesana-kemari, mencari orang yang masih sendirian. "Oh, yang menabrak Jungkook itu terlihat menyendiri di sana, padahal dia sepertinya tadi memiliki banyak teman," mereka menoleh kearah Hoseok menunjuk, dan Jimin langsung mendekati sosok yang Hoseok maksud.
"Hei? Kau sudah ada kelompok?" Jimin dapat melihat orang itu tersentak kecil ketika ia menyapanya. Jimin merasa aneh, dia tetap tidak bisa melihat wajah orang di depannya, seperti ada sesuatu yang menutupi wajah orang itu. Orang yang diajak berbicara menggelengkan kepala, dan Jimin tersenyum, "ayo masuk kelompok kami, kami butuh satu orang lagi!" Jimin menarik tangan sosok itu, dan ternyata ia tidak menolak saat Jimin tarik.
"Jadi dia yang akan kita jadikan teman satu tim?" Jimin menganggukkan kepalanya, "kau mau kan?" Sosok itu kembali mengangguk, "nah dengan begini kita sudah full," mereka berlima tersenyum lebar. "Sudah kalian dapatkan kelompoknya?" Semua pelajar yang ada disitu kembali berkumpul didekat sang pelatih dan menjawab pertanyaan pria itu.
"Bagus, sekarang kalian langsung istirahat, setelah ini jadwal kalian latihan di tempat itu kan? Semoga tidak ada yang terluka ya hari ini, sampai jumpa," pelatih itu langsung pergi dari tempat ini.
"Kalian berlima, istirahat lah, ganti pakaian kalian dengan pakaian seragam yang ada di lemari yang di rak kedua, itu seragam khusus untuk latihan kali ini," SeokJin mengerenyitkan dahinya bingung, "apa kita akan latihan sihir lagi?"
Pemuda di depan mereka menggeleng, "kita akan latihan di hutan... Mungkin?" Keenam pemuda itu menaikkan sebelah alisnya bingung saat pemuda yang mereka kira pemimpin dikelas ini juga sedikit ragu, namun mereka berenam tetap mengucapkan terimakasih kepada pemuda itu.
"Kita ke hutan lagi? Aaah itu pasti akan menyusahkan," Hoseok mengacak-acak rambutnya. "Ayo segera ganti pakaian dan cari makan siang ke kantin,"
..
Setelah satu jam setengah mereka beristirahat, akhirnya jam pelajaran khusus yang ada hanya untuk kelas ini kembali dimulai, dan saat ini mereka sudah ada di jalanan menuju wilayah hutan yang sudah menjadi tempat latihan khusus untuk akademi mereka."Hyung, aku sedikit takut," Jimin menempelkan tubuhnya kearah Hoseok yang juga bersembunyi dibelakang Jungkook. "Jangan menempel kepadaku, menempel saja dengan Jin Hyung sana!" Jimin mengerucutkan bibirnya sebal, lalu pergi ke arah SeokJin yang ada disamping Jungkook.
"Jadi, kalian sudah berkumpul? Nah aku akan menjelaskan tentang latihan kali ini, mungkin ada yang sudah tahu dari bocoran-bocoran, tapi aku akan jelaskan lagi," wanita yang sedang berdiri di depan mereka sepertinya adalah pembimbing mereka kali ini.
"Jadi, di dalam wilayah ini sudah diletakkan secara acak harta Karun yang harus kalian cari, namun, benda itu akan selalu berpindah, ini bentuk benda yang harus kalian temukan," setiap kelompok diberikan satu lembar kertas dengan gambar berbeda. Yoongi diberikan selembar kertas yang memperlihatkan sebuah kotak yang memiliki ukiran yang terlihat indah, dan di tengah kotak itu terlihat batu permata berwarna Aquamarine.
"Wow, kotak ini sangat indah, jika dijual dapat berapa ya?" SeokJin jadi ikut memikirkan perkataan Yoongi.
"Kami harus menemukan kotak ini di hutan yang sangat luas seperti ini?" SeokJin agak tidak percaya dengan peraturan latihan kali ini, "tidak, tidak, kalian hanya mencarinya di wilayah khusus ini, ada batas wilayahnya, jadi kalian tidak akan bisa keluar dari batas itu," saat seluruh pelajar di kelas khusus itu menghela nafas lega, SeokJin jadi terkejut, "Jadi kalian juga baru tahu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE
Fantasy"Aku ingin terus bersama mereka" "Mungkin... Kita bisa selamanya bersama" Kejadian itu membuat cerita hidup ketujuh pria asal Korea Selatan itu melenceng jauh, kebahagiaan sementara yang diberikan kepadanya membuat dia melupakan satu hal. Tidak ada...