"Ehmm..." SeokJin membuka matanya dan mengerjapkannya sampai pandangannya tidak buram lagi, ia bisa melihat Jungkook yang tertidur di sampingnya, sepertinya Jungkook memaksa untuk tidur di ranjang yang sama dengannya.
SeokJin mencoba untuk bangkit, namun ia mengurungkan niatnya saat dadanya masih terasa sakit, mau tidak mau ia harus tetap berbaring.
Cklek...
"Aah, tuan, kau sudah bangun?" SeokJin menaikkan sebelah alisnya saat seorang pria paruh baya muncul dari balik pintu yang dibuka, "iya...?" Pria itu tersenyum kecil saat melihat SeokJin sedikit curiga padanya.
"Kalian berdua kami bawa ke desa ini setelah anak muda yang disampingmu itu meminta pertolongan," SeokJin melirik kearah Jungkook, "dia yang membawaku kemari?" Pria paruh baya itu mengangguk pelan, "tadi malam, kami mendengar lolongan manusia serigala, dan warga desa disini segera bergerak untuk mencari sumber suara itu, karena pasti sedang ada seseorang yang melawan mereka jika lolongan mereka seperti lolongan tadi malam, dan benar saja, setelah kami sampai ke tempat yang kami yakini sebagai sumber suara, kami bertemu dengan pemuda itu, dia terlihat sangat panik sambil menggendongmu di punggungnya, kami pun membawa kalian ke desa kami," SeokJin tersenyum lalu ia mengingat sesuatu, "apa serigalanya sudah pergi?"
Pria itu menghela nafas dan menggelengkan kepala, "kami tidak tahu, tapi dilihat dari pakaiannya yang penuh darah, sepertinya serigala-serigala itu sudah mati atau kabur," senyum kecil menghiasi wajah tampan nya, pria itu mengelus rambut Jungkook. "Terima kasih sudah mau menerima kami," pria paruh baya itu tertawa kecil, "seharusnya kami yang berterimakasih karena kalian sudah membunuh beberapa monster-monster mengerikan itu, mereka sangat membuat resah warga desa ini."
"Kau sudah diberikan sihir penyembuhan tadi, dan sepertinya sebentar lagi lukamu akan pulih total, namun untuk jaga-jaga, jangan banyak bergerak dahulu ya," SeokJin menganggukkan kepala kearah pria paruh baya tadi.
"Oh iya, kau ingin sarapan? Apa yang kau inginkan?" SeokJin tersenyum, "aku ini suka makan apa saja," pria itu tertawa kecil lalu membuka pintu kamarnya lagi, "Baik, akan kubuatkan bubur, tunggu sebentar ya," namun sebelum pria itu menutup pintu, SeokJin kembali memanggil pria itu, "paman, mau kah kau membuat dua bubur, aku akan membangunkan anak ini untuk sarapan juga," pria paruh baya itu mengangguk, "tentu saja," SeokJin tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih.
SeokJin kembali mengalihkan pandangannya kearah Jungkook, "Jungkook, ayo bangun," SeokJin menggelengkan kepala saat Jungkook malah membelakanginya, "kau tidak mau makan hah? Kalau begitu buburnya untukku semua, kau tidak usah makan sampai besok."
Jungkook perlahan membuka matanya, "jangan begitu hyuung~ aku masih mengaantuuuk..." Jungkook kembali mencari posisi yang nyaman dan tidur lagi.
"Oh, bukankah itu Jimin?!!"
"Dimana?! Dimana Jimin-hyung?!!" Jungkook langsung terbangun walau matanya masih tertutup, ia menggosok kedua matanya agar bisa terbuka, "dimana Jimin-hyung?!!" SeokJin menatap Jungkook malas, "disuatu tempat di dunia ini."
Jungkook memukul pelan pundak SeokJin, "aduh, aduh, maafkan aku hei, jangan memukulku, nanti lukaku terbuka lagi," Jungkook mengerucutkan bibirnya sebal, "biarkan saja, biar terbuka lebar lagi!" SeokJin tertawa kencang saat melihat Jungkook mengerucutkan bibirnya, "Kenapa sih Hyung memaksaku bangun? Apa kita akan segera melanjutkan perjalanan?" SeokJin menggeleng, "kita akan sarapan."
Jungkook langsung tersenyum lebar, "kalau ingin makan kenapa tidak bangunkan aku daritadi, kalau begitu aku akan segera bangun," SeokJin memutar bola matanya malas dan menghela nafas, "Bukankah aku sudah bilang hal tentang sarapan tadi? Kau tidak dengar?" Jungkook berpura-pura tidak tahu dan malah bersiul-siul.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE
Fantasy"Aku ingin terus bersama mereka" "Mungkin... Kita bisa selamanya bersama" Kejadian itu membuat cerita hidup ketujuh pria asal Korea Selatan itu melenceng jauh, kebahagiaan sementara yang diberikan kepadanya membuat dia melupakan satu hal. Tidak ada...