Perjalanan mereka sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Saat Hoseok sedang sibuk memulihkan mana SeokJin yang terus berkurang karena menggunakan kekuatannya terus-menerus, pria itu dapat merasakan hawa panas di bagian belakang tubuhnya.
Ia menoleh sedikit, takut jika terjadi apa-apa pada sang maknae grup mereka, "Hyung, aku bisa membakar diriku sendiri!" Hoseok yang sangat terkejut hampir saja membuat mereka bertiga jatuh.
Bagaimana Hoseok tidak terkejut, saat ia menoleh kebelakang, ia langsung disuguhkan tubuh Jungkook yang diselimuti api yang terlihat sangat panas, "Jungkook, padamkan itu, kau bisa gosong nanti!" Jungkook mengerenyitkan dahinya, "apa sih Hyung, ini kan kekuatanku sendiri..."
"Jungkook, kau bisa melelehkan es yang ada di bagian bawah tempat mu duduk," Jungkook langsung mematikan apinya saat mendengar suara SeokJin yang terdengar serius, "hehe, maaf Hyung."
"Ck ck ck dasar anak muda," kepala Yoongi tiba-tiba keluar dari bayangan Hoseok yang ada di depan tempat Jungkook duduk, hampir saja Jungkook berteriak karena terkejut, "hyung, itu menyeramkan, jangan hanya mengeluarkan kepalamu saja," Yoongi tertawa kecil, pria itu pun memutar tubuhnya untuk melihat kearah punggung Hoseok, ia mengeluarkan sedikit tubuhnya dari bayangan pria berkekuatan cahaya itu, "Jin Hyung, apa masih jauh?"
Mereka bertiga sedikit kebingungan saat SeokJin tidak menjawab pertanyaan Yoongi, Hoseok yang penasaran mencoba untuk mengintip wajah SeokJin, dan terkejut saat ada bekas noda darah di hidung SeokJin.
"Hyung, sudah, ayo kita turun, kita jalan kaki saja, jangan memaksakan dirimu!" SeokJin mengikuti perkataan Hoseok, ia berusaha sekuat tenaga agar bisa memberhentikan papannya dengan mulus di tanah.
"Kau kenapa Hyung?" Setelah mereka sudah menapak di tanah, Hoseok segera memapah tubuh SeokJin dan menyandarkannya di pohon terdekat, ia meminta SeokJin untuk membuat beberapa balok es kecil, dan Hoseok menempelkan balok-balok es yang sudah dilapisi kain ke hidung SeokJin, "kepalaku hanya sedikit pusing."
"Apa sejak di desa sudah begitu? Kau sudah terlihat pucat daritadi," SeokJin menganggukkan kepalanya, "kita istirahat sampai pusingmu sedikit hilang ya?"
SeokJin menunduk, ia merasa bersalah karena malah sakit, padahal jarak mereka ke kota Harsen hanya sedikit lagi, ia tadi sempat melihat ada sebuah dinding tinggi dan besar di depan mereka, dan dinding itu sangat lebar, ia yakin itu adalah kota Harsen.
"Sedikit lagi kita sampai," Jungkook dan Hoseok menoleh kearah Yoongi yang menyipitkan matanya dan melihat ke satu arah.
"Berarti kita bisa jalan kaki lalu sampai?" Yoongi menganggukkan kepalanya, "sepertinya begitu, hanya beberapa kilometer lagi kita akan sampai disana."
..
Mereka berempat duduk di tanah dan tidak berbicara apapun, hanya menikmati suara gesekan dedaunan yang tertiup angin, dan suara aliran air sungai yang terdengar dari kejauhan.Sampai keheningan itu dipecahkan oleh SeokJin yang berdiri, "sudah sekitar satu jam, aku sudah bisa berjalan, ayo lanjutkan."
Yoongi menyuruh SeokJin untuk masuk kedalam bayangan Jungkook, dan bawaan Jungkook dibawa oleh Hoseok dan Yoongi. Awalnya SeokJin menolak ide itu, untuk apa ia istirahat tadi jika akhirnya ia akan masuk kedalam bayangan Jungkook, namun setelah beberapa menit ia berdebat dengan ketiga sahabatnya, SeokJin pun akhirnya mengalah dan setuju, ia masuk kedalam bayangan Jungkook yang sama sekali tidak keberatan.
"Ayo jalan!" Kali ini Yoongi yang memimpin jalan mereka.
..
Hoseok, Yoongi, dan Jungkook melebarkan matanya saat mereka melihat ada sebuah jalan yang sudah dialasi batu yang mengarah ke dinding besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE
Fantasy"Aku ingin terus bersama mereka" "Mungkin... Kita bisa selamanya bersama" Kejadian itu membuat cerita hidup ketujuh pria asal Korea Selatan itu melenceng jauh, kebahagiaan sementara yang diberikan kepadanya membuat dia melupakan satu hal. Tidak ada...