Ter-Ikat

4_r

4_R

Danha bingung mau memulainya dari mana, namun Kyung lanjut sahut teman kelasnya yang baik penuh perhatian,
"Kalau maju jangan setengah-setengah donk, langsung gas aja, bereskan? "

Reya kesal mendengar pendapatnya,
"Kalau lo mau mati, napa ngajak orang, pergi sendiri sana, ngapain ngajak cari masalah kalau akhirnya lo nya melarikan diri juga, tu kepala lo isi apa sih, bikin nyolot aja, ni lo gak mikir apa,ni Danha lagi nyetir mobil, jika dia beneran injak gas, gue gak bakalan biarin hidup lo tenang seumur hidup, puas lo? "

Nyko
"Tapi kenapa laju mobil yang di kendarai Mozha,mengarah ke  perusahaan FV, bukankah itu milik_? "

Sontak secara serempak mereka berkata,
"Rongzhun, "

Mereka terdiam,
Lalu

.

.

.

Secara tidak sengaja mata mereka melihat kebersamaan antara Rongzhun dengan Mozha saat keduanya keluar dari arah pintu utama,

Molyi,
"Tu anak kenapa gelagatnya berubah drastis dari sebelumnya, atau cuma perasaan ku, bagaimana menurut kalian,? "

"Gue sependapat sama lo, tapi ni mobil parkir disini apa gak masalah? " Reya bertanya

Langsung aja Kyung lanjutin membahas perkara,
"Apa masalah nya, lo tu yang dari tadi cari gara-gara sama gue, pakek acara mobil ngegas lah, kini bilang parkir mobil juga jadi perkara, gue gak habis pikir deh, kalau gak berhenti ni acara bakalan gak kelar Reya! "

Nyko melihat sesuatu yang sangat serius,
"Semuanya, coba lihat itu_! "

Merasa gelisah, khawatir dan cemas, akankah pendapat dari yang terlihat nampak sama atau sebaliknya, kali ini mereka tidak mau terburu-buru bertindak, takutnya akan berdampak buruk bagi kehidupan Mozha, tapi memegang tangan dengan menariknya sampai membuat tubuh Mozha tertarik adalah tindakan yang tidak wajar bagi temannya,

"Haruskah kita jadi seperti penguntit seperti ini? "
Nyko yang merasa tidak enak hati karena ragu terhadap temannya sendiri,

Kyung menegurnya sambil marah-marah,
"Penguntit, Bagaimana bisa kau menyebut kita ini semacam itu? apa lo gak pikirin nasib temen lo, Nyko? "