Berdiri dengan satu kaki menekuk, kedua tangan memegang telinga. Ketiga cowok berpakaian seragam acak-acakan itu hanya menatap malas guru di depan, sudah kena hukuman di tambah dapat siraman rohani pagi-pagi.
"Gara-gara lo sih, Bin!" sikut cowok bertopi di samping Bintang. Cowok itu hanya diam, kenapa harus dia yang di salahkan.
Yang satu ikut melirik. Menunjuk kearah Bintang. "Tau nih, kebo banget di suruh bangun. Liat nih, jadi kena hukum gue!"
"Hey!" kompak mereka menoleh kearah guru di hadapan mereka. "Kalian nggak denger yang ibu bilang?"
"Denger Buk, cuman males nyimak," balas Bintang santai.
"Saya capek ya, sama kalian bertiga!"
"Sama, Buk," lagi-lagi Bintang menyahut.
"Kalian tetap berdiri di sini sampai jam kedua di mulai!" perintahnya. Melenggang pergi, meninggalkan ketiga cowok itu sudah misuh-misuh tak jelas.
"Anjir, di hukum mulu," dumel Gio, sembari mengibas tangannya kepanasan.
"Apa! Mau nyalahin gue lagi?" Raka menurunkan telunjuknya. Menyengir menatap Bintang, sudah duluan menyela.
Raka mengalihkan pandangannya, melihat tiga cewek mendekat langsung menyenggol Bintang.
"Pacar lo," bisik Raka. Bintang menegakkan kepalanya, melihat pacarnya yang kesian datang membawa botol air.
"Sayang, kamu di hukum lagi, ya?" tanya Tania.
Gio menimpal. "Nggak Tan, lagi antri pembagian nasi kotak."
"Gue nggak ngomong sama lo, tai cicak!" sinis Tania. Mengibas rambutnya, kembali melihat Bintang.
"Kayak lo. Putih di muka, item di leher," balas Gio tak terima. Mengacung jari tengah di depan Tania, langsung gelak tawa kedua cowok di sampingnya pecah.
"Anjir, tau aje lu," sikut Raka sambil tertawa.
"Ih, kenapa kamu ikut ketawa? Seharusnya kamu marahin dia!" kesal Titania, seperdetik kemudian wajah Bintang berubah datar.
"Ngapain gue marahin Gio? Emang kenyataan kok," ledek Bintang. Kira-kira punya pacar kayak Bintang enaknya di apain, ya?
"Cuss, kabur!" ajak Bintang. Pergi duluan, langsung di susul Gio di belakang.
"Lah, kan belum dua jam?" teriak Raka masih di tempat.
Bintang menengok. "Gue pikir otak lo udah pindah di dengkul, Rak. Bacot, cepet lari!"
***
Ketiga cowok itu bukan masuk ke kelas, malah keluyuran di kelas XII IPS 3. Duduk di lantai, sambil melihat cewek-cewek yang lewat.
Bintang asik memainkan handphonenya, kaki menjulur ke depan dengan kepala menyender di tembok. Terlalu asik, sampai tak sadar dengan kedua manusia berbeda jenis kelamin itu sedang mengobrol tak jauh darinya.
"Tang," sikut Gio. Bintang masih asik dengan handponenya. "Bintang.."
"Kecil, di langit yang biru," lanjut Raka.
"Amat banyak menghias Angkasa."
"Si bego malah menyanyi," seru Gio, saat Raka dan Bintang malah bernyanyi.
"Kunaon?" tanya Bintang.
(Kenapa?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa Bear!
Novela Juvenil-Genre humor "Papa bear." "Jangan dekat-dekat! Gue alergi anak kecil!" ______ Bintang itu paling nggak suka sama anak kecil dan cewek jelek, se-meter aja dekatan langsung bersin-bersin. Bintang itu aneh, petakilan, playboy, dan gengsian. Tapi se...