Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
●
✎ ☕️ . . ⇢ ˗ˏˋ happy reading! ˎˊ
"pagi bu boss! haduh, masa jam segini mukanya udah sepet banget kayak ikan pari sih. mau konsultasi lagi nih??"
yeri menghembuskan nafasnya kesal kemudian melempar tas kerjanya ke sembarangan arah, "bin, asu banget sumpah."
"HEH SU ASU SU ASU MULU MULUT LO!" seru changbin sambil mengambil tempat duduk di hadapan yeri. "berarti yang kali ini beneran ngeselin ya?" bisiknya.
yeri kepala memegang kepalanya frustasi, "pagi ini gue berantem lagi sama bokap-nyokap."
"dan lo tau? lagi-lagi kita berantem cuman karna masalah sepele, yang tak lain dan tak bukan adalah kenapa gue belum nikah sampai sekarang."
"DAMN! GUE BARU 25 TAHUN LOH BIN?! BUKANNYA 35 TAHUN?! KALO MAU CEPET-CEPET PUNYA CUCU MAH SANA ADOPSI AJA DARI PANTI ASUHAN! JANGAN TEKAN GUE BIAR CEPET NIKAH LAH! JANCOKKK!!!"
changbin yang melihat yeri mulai berdiri dan berteriak kesal pun jadi ketakutan. jangan sampai dirinya di lempari vas bunga seperti kejadian beberapa hari yang lalu.
"anying ini cewe kenapa serem banget dah?" gumam changbin pelan.
"berang-berang makan kayu, yuk sabar dulu yuk."
"kenapa sih orang-orang pada gamau liat gue bahagia sebentar gitu? gue kan nyamannya single begini, lagipula kalo nikah mau sama siapa coba? pacar aja gaada njing." gerutu yeri yang masih kesal.
changbin mengangguk setuju, "bener, mana ada yang mau sama cewe modelan lo."
"eh maksud gue, kalo emang lo nyamannya begini ya gausah di pikirin omongan orang lain. ikutin kata hati lo aja." sela changbin cepat saat yeri meliriknya sinis.
"ah tau dah, gue mau pergi cari angin. makin emosi aja ngomong sama buntelan perkedel!" final yeri sambil meraih handphone-nya yang tergeletak di atas meja. "rapat siang ini lo aja yang pimpin sana."
"lah, lo emangnya mau kemana?"
"DI BILANGIN MAU PERGI CARI ANGIN! BUDEG YA LO?!" semprot yeri yang membuat changbin kicep.
"padahal kan disini juga ada angin.." gumam changbin sambil menatap sendu ke arah dua air conditioner yang terpasang di ruangan tersebut.
●
yeri mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin pegawai di perusahaannya. ugh, ramai dan sesak sekali hari ini.
"gak ke cafe aja? kayaknya lo gak bakal tahan di tempat beginian." ujar seorang pria asing yang berdiri tak jauh dari dirinya.