Selamat membaca.
.
.Gadis dengan seragam putih abunya itu tertawa lepas saat laki-laki dihadapannya memberi sedikit guyonan yang bahkan terdengar garing untuk orang-orang disekitar.
"Hahahaha, lucu lo kaya monyet!" oh ternyata itu sebuah tawa mengejek. Gadis itu menghentikan tawanya, melirik sekitar dengan tenang. "Emang suasana jam 9 pagi itu ademnya ga ngotak."
Laki-laki dihadapannya mengangguk menyetujui, menyesap minumannya dan ikut melirik sekeliling. "Lo ga takut ketauan bokap?"
"Ga lah, bokap ada meting. Ga mungkin keluyuran direstoran begini." sahutnya dengan tenang.
Laki-laki itu tersenyum tipis, menggeleng dan menyandarkan tubuh lelahnya. Jangan salahkan dia jika gadis dihadapannya mendapatkan hukuman, sudah sangat keras ia menolak gadisnya untuk tidak ikut.
"An, lo kalo bolos sering kesini?"
"Ga, tapi tadi lo sendiri yang ngajak gue makan. Ini resto recommended yang gue tau."
"Yaiya, orang harganya mahal-mahal."
Laki-laki itu terkekeh. Memang iya... menu direstoran ini termasuk mahal. Menu paling murah adalah air putih dengan harga 20k, selanjutnya nasi garam 50k -menu ini khusus orang yang ingin masuk tapi tidak punya uang- becanda sayang.
"Ya gapapa, apasih yang engga buat lo, Pril." gombalnya dengan alis yang dimainkan untuk turun naik. "Nih restoran gue beli buat lo, kalau lo mau!"
"Dih belagu banget... Inget! Itu duit bonyok lo. Lo aslinya miskin, bodoh, ga ada otak lagi." gadis yang dipanggil Pril itu tertawa mengejek, lagi. Membuat laki-laki dihadapannya mendengus.
"Gapapa, yang penting lo udah mau jadi cewe gue... Aprillya Willio."
"Lo pasti guna-guna gue!" gadis yang lebih suka dipanggil Prilly itu menodongkan jari telunjuknya, menatap tajam pada kekasihnya. "Secara type gue tuh, om-om banyak duit. Bukan bocah ingusan kaya lo!"
"Alah, om-om banyak duit cuma ada didongeng. Lagian mana mau dia sama cewe polos kaya lo! Diajak ciuman aja ga mau." laki-laki itu membuang wajahnya kala mengingat Prilly menolak untuk diajak ciuman. Ciuman doang, ga lebih--- kalo ga khilaf. Kalau khilaf, ya beda alur.
"Najis, mulut lo bau tai ayam."
Setelah mengatakan itu, pelayan datang dengan menu yang sudah Prilly dan kekasihnya itu pesan.
Untuk anak sekolahan, harga segitu jelas tidak masuk akal. Rasanya tidak beda jauh, tapi harganya bukan main.
Prilly menikmati steaknya itu dengan nikmat, menghiraukan sang kekasih yang tampak menatapnya dengan gemas.
"Apa lo liat-liat? Mau?" ketus Prilly dengan delikan mata tidak suka.
"Gue masih ga bisa mikir, kenapa suka sama cewe rakus kaya lo. Ga ada yang spesial juga dari lo. Lo jelek, ga pinter, barbar dan yang pasti kurang tinggi."
Prilly membulatkan matanya, memelototi laki-laki dihadapannya dengan ganas. "Apa lo bilang?! Harusnya itu semua buat lo ya... Najis lo ngatain diri sendiri, mending makan."
Laki-laki itu tertawa kecil, menyelesaikan suapa terakhirnya dan merogoh saku seragamnya. Merasa tidak menemukan, laki-laki itu meraih ransel dan mengobrak-abrik ranselnya dengan panik.
"Prill, gue ke toilet dulu." laki-laki itu berdiri, meninggalkan Prilly yang masih anteng dengan acara makan-makannya.
Tanpa Prilly tahu, kekasihnya itu pulang dengan mencari dompetnya yang tidak ia temukan.
20 menit, Prilly menghabiskan semaunya. Dimeja yang lumayan luas itu hanya tersisa jus kekasihnya yang belum habis.
"Mbak ini bilnya." pelayan datang, dengan membersihkan meja dan berdiri menunggu Prilly yang malah terdiam.
"Aduh, ini Andre mana sih?" gumamnya dengan risau, melihat bil yang mahalnya bukan main. Walaupun ia terlahir dari keluarga berada, tapi untuk pergi sekolah Prilly tidak sebanyak membawa uang ke Mall.
"Ya mbak?"
"Saya ke toilet sebentar." baru beranjak, pelayan itu menahan tangannya.
"Tidak bisa mbak, ini harus dibayar terlebih dahulu baru mbak boleh pergi."
"Ya gue mau nyusulin cowo gue dulu. Siapa tau dia tabrakan ditoilet."
Pelayan itu tersenyum kecil. "Maaf mbak tidak bisa."
"Aduh, anak kecil makanya fokus sekolah aja dulu. Jangan gaya-gayaan makan direstoran besar ini." seorang wanita dengan pakaian mewahnya menyahut, terkekeh diujung kalimat dan menatap Prilly sinis.
Byur!
Tangan cantik itu begitu cepat mengambil, hingga dengan cepat pula cairan kental itu menguyur--- jas keren milik pria yang baru datang! Oh terkutuklah kau Prilly.
.
.
Bersambung.Sengaja kasih pringatan biar pada tau lapaknya bahaya, banyak kata2 kotor beb. Ga suka PU lewat! No bacod-bacod kleb...
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Alivan [Slow Up]
Random17+ Gadis 18 tahun menikah dengan pria berusia 31 tahun?! *** Kebodohannya membuat Prilly terjebak dengan duda dua anak yang cukup mesum. Entah keberuntungan karena sang duda tampan, atau malah kesialan karena usia mereka terpaut jauh. Hingga mengh...