Selamat membaca
.
.Prilly menutup mulut terbuka dengan kedua tangannya, matanya membulat melihat pria dingin itu diam dengan rahang yang mengeras.
"Aduh om, maaf... Aku-aku ga sengaja om." tidak mau dimarahi, Prilly menarik beberapa tisu. Meraih jas mahal itu dan mencoba membersihkannya.
Merasa jarak mereka sedikit jauh, Prilly mencoba mendekat, tanpa perduli jika jarak diantara mereka hampir hilang. Prilly terlalu asik dengan kegiatannya tanpa sadar bahwa kini pria dihadapannya tengah memejamkan matanya, menikmati aroma dari rambut wanginya.
Deg!
Saat mendongak, mata hazel cantiknya tanpa sengaja beradu dengan mata hitam teduh milik si pria. Pria itu tampak terkejut, menyadari apa yang ia lakukan tadi. Memejamkan mata? Menikmati? Yang benar saja!
Pria itu berdehem singkat, sebelum kemudian beranjak pergi dengan wajah datar yang kembali menghiasi. Prilly membuang nafasnya lega, merasa bersyukur karena pria itu tidak marah apalagi sampai minta ganti rugi.
Namun wajah leganya tidak bertahan lama, karena kini ia mengingat bil yang pelayan tadi sodorkan. Prilly kembali berbalik, menatap pelayan yang masih menganga menatap kepergian pria tampan itu dengan bodoh.
Apa sekarang waktu yang tepat untuk melarikan diri?
Tentu saja!
Baru akan beranjak melangkahkan kaki kanannya suara pelayan tadi kembali terdengar. Sial! "Nona, tolong dibayar terlebih dahulu."
Prilly bukannya tidak punya uang, tapi sekali lagi Prilly tegaskan! Prilly tidak membawa uang banyak jika pergi ke sekolah.
"Oke, gue telpon temen gue dulu." dengan sangat terpaksa, Prilly akhirnya mendial nomor ponsel seseorang. Tidak perduli jika sang empunya sedang belajar.
Tuttt tuttt tuttt
Hingga panggilan ke 10 lah Prilly baru bisa bernafas lega, walau tidak lama karena setelahnya sipenerima telpon marah-marah tidak terima.
"APA SIH?!!! GUE LAGI BELAJAR YA SETAN."
Prilly meneguk ludahnya, menunggu si penerima selesai berbicara dan barulah ia menyahut.
"Gue kena masalah,"
"Lah bodo! Lo udah ninggalin gue, sekarang makan tuh masalah."
"Fa! Ke tempat yang gue sharelock deh, gue butuh bantuan."
"O-g-a-h, ogah! Kecuali kalau ada imbalannya, ya bisa gue pikirin lagi."
"Gue bakal nurutin apapun mau lo."
"Oke, share!"
Prilly menatap ponselnya dengan kesal, apa tidak bisa sahabatnya itu tidak meminta imbalan saat ia meminta tolong? Benar-benar sahabat tidak tahu diri!
Setelah mengirim apa yang diminta Afa, sahabatnya. Prilly hanya bisa diam, termenung dengan kelakuan Andre, kekasihnya. Memikirkan balasan apa yang sekiranya cocok untuk laki-laki tidak bertanggung jawab itu?
***
"Piyiiii!" pekikan itu membuat Prilly menoleh, melihat Afa tengah tersenyum sembari merentangkan tangannya. Huh benar-benar bermuka dua! Didepan so manis, padahal dibelakang. Cih, perhitungannya setengah mampus! "Kenapa lo bisa nyasar ke resto mewah gini?"
Prilly menggeleng, malas bercerita kepada siapapun tentang masalahnya ini. Mengadahkan tangan kehadapan Afa dengan wajah memelasnya. "Bagi duit lo, nanti gue ganti. Gue cuma bawa seratus rebu,"
"Gila! Lo yang makan, gue yang bayar gitu?"
"Cepet Fa! Ntar gue ganti 2 kali lipat. Puas lo?!" Prilly menatap Afa sinis, membuat gadis cantik dihadapannya itu tersenyum penuh kemenangan. "Gausah gitu muka lo! Jijik."
"Berapa tolalnya?" tanya Afa dengan sombong, tanganya sibuk membuka dompet.
"Semuanya 1.200.000,"
Mata Afa membola, dengan wajah terkejutnya gadis itu memekik. "APA?! LO MAKAN APA AJA PRILLY!"
Sontak semua pasang mata yang tengah menikmati hidangannya menatap Afa dengan aneh, namanya juga restoran mewah.
"Lo jangan bikin gue malu!" bisik Prilly dengan cubitan halus yang membuat Afa mengaduh nyeri. "Bayar!"
Afa mendelik kesal, matanya menatap tajam pada pengunjung restoran. Di pikir dia tidak bisa bayar? Afa hanya terkejut, bagaimana bisa semahal itu? Bukankah Prilly sendiri? Sampai 1 juta? Luar binasa!
Setelah menyerahkan beberapa lembar kertas berwarna merah, Afa menarik Prilly keluar dari sana. "Habis nih uang yang bonyok gue kirim." dengusnya kesal. Afa memang tinggal sendiri di Jakarta, sementara kedua orang tuanya memilih menetap di Bandung.
Alasannya Afa ingin mandiri, tapi alasan yang sebenarnya karena Afa tipikal gadis yang tidak suka dikekang apalagi diatur-atur.
"Yaudah nanti gue ganti jadi 2 kali lipat. Lumayan jatah 2 minggu lo." setelah mengatakan itu, Prilly beranjak menuju motor matic Afa.
Dengan percaya diri, Prilly duduk dijok kemudi. Memasukan kunci yang membuat Afa terkejut bukan main. "Kapan lo ambil kunci motor itu ditangan gue?!"
Pekikan Afa tidak didengar sama sekali, gadis itu terlihat sibuk menyalakan motor Afa. Seolah-olah gadis itu paham, padahal Prilly sama sekali tidak bisa me-
BRUKK!
"PRILLY!!!" rasanya Afa ingin menghilang, melihat motor kesayangannya berhasil membuat penyok mobil mewah entah milik siapa.
OHHH! TERKUTUKLAH KAU PRILLY!!!
Prilly meringis, menatap mobil mewah dengan plat B 261 AJ. "AAAAA AFA GA SENGAJA!!!"
.
.
Bersambung.Gila! Hampir lupa pnya cerita ini... Saking sibuknya baca PDF:( Lagi candu bgt mantengin layar PDF. Mbak Akda ama mbak2 Apl yang laen ngasih banyak banget, smpe keasikan wkwk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Alivan [Slow Up]
Random17+ Gadis 18 tahun menikah dengan pria berusia 31 tahun?! *** Kebodohannya membuat Prilly terjebak dengan duda dua anak yang cukup mesum. Entah keberuntungan karena sang duda tampan, atau malah kesialan karena usia mereka terpaut jauh. Hingga mengh...