GONE [03]

2.5K 367 10
                                    

Buliran keringat bersama suara Lisa yang mengerang merasa kesakitan dengan badan yang bergetar. Membuatnya membuka mata perlahan, terbangun dan masih belum mendapati prepensi suaminya.

Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukan pukul dua belas malam. Ia terkekeh kecil, ucapan suaminya yang mengatakan akan pulang pukul sembilan tak terbukti sama sekali.

Lisa ketiduran bahkan lupa untuk menutup gorden kamarnya. Ia tak menghiraukan itu semua, karena dirinya langsung terlentang sambil sesekali memejamkan mata, Berharap rasa cemas yang datang bisa tenang begitu saja.

Sedikit yang ia ingat dari mimpinya, cukup membuat dadanya sesak karena di dalam mimpinya Lisa dan Jaehyun kembali bertengkar dengan pukulan dan tamparan yang lebih menyakitkan dari biasanya.

Bunyi notifikasi beserta pop-up ponsel mengalihkan pikirannya, ia menatap dan meraih dengan malas. Terdapat nama suaminya disana dengan pesan yang mengatakan ia tak akan pulang karena terdapat kerjaan yang tak bisa ditinggalkan menyebabkan pria itu harus bermalam dikantor dan akan pulang pagi nanti.

Tentu saja lagi-lagi Lisa tak percaya, alasan ini sudah terlalu klise untuknya. Dan ia sudah tahu suaminya akan pergi kemana atau menginap ditempat siapa.

Tubuhnya yang lemas akibat mimpi buruk tadi ia paksakan untuk beranjak dan berjalan menuju dapur, Lisa belum makan hari ini. Ia baru meminum teh hangat pagi tadi sebelum Jaehyun berangkat kerja.

Tapi yang ia lakukan kali ini pun malah menyeduh kembali teh hangat dan duduk sambil menatap dengan kosong, Lisa tak merasa begitu lapar jadi ia hanya kembali meminum tehnya. 

Detik jam dinding menjadi satu-satunya suara, bersama teh hangat yang masih sesekali ia sesapi dan pandangan yang kini teralih pada tangannya yang rapih terbalut perban.

Ia tersenyum, bukan senyuman manis yang tepatri dibibir plump-nya. Tapi senyuman miris dengan mata yang sudah kembali berkaca-kaca saat satu tangan yang tak terbalut perban beralih mencengkram perban luka ditangannya.

"Keparat Jung Jaehyun!"

Gelas mug yang semula berada di tangannya sudah terlempar dan hancur menjadi kepingan pecahan-pecahan kecil, Lisa berteriak kencang tapi setelahnya nafasnya bisa kembali tenang, ia mengacak rambutnya sambil memejamkan mata.

Bohong jika dirinya bisa tenang sepenuhnya, siapa istri yang menginginkan jika suaminya bermalam bersama orang lain dan itu sahabatmu sendiri.

Karier modeling ia lepaskan begitu saja, Jaehyun pernah mengatakan bahwa dirinya menginginkan kehadiran Lisa selama dua puluh empat jam berdiam di penthouse seperti selayaknya istri yang suaminya itu idamkan, Lisa menuruti tanpa ada keluhan sedikitpun.

Padahal karier modelingnya dulu sedang berada dipuncak menjadi brand ambrassador dari merk terkenal dan sering mengisi majalah-majalah ternama. Ia lepaskan begitu saja demi Jung Jaehyun, suaminya.

Muak, sesak dan amarah yang Lisa rasakan semakin menjadi saat pikirannya memikirkan suaminya sedang mendesahkan nama lain selain dirinya dan memeluk erat tubuh perempuan yang bukan dirinya.

Dirinya lemas, dengan tubuh yang kini terduduk pada dinginnya lantai.

Jika saja saat dahulu ia mendengarkan ucapan salah satu temannya yang sudah mengetahui perihal hubungan gelap mereka berdua terlebih dahulu, Lisa tak akan menjadi sebodoh ini.

Dahulu ia seolah tutup mata dengan semua, tak ingin mendengarkan ucapan teman-temannya dan matanya hanya tertuju pada Jung Jaehyun, suaminya.

"Open your eyes Jung Lalice, Suamimu tiga hari tak pulang bukan karena pekerjaan, dia sibuk menginap di rumah perempuan lain."

Ucapan itu kembali terngiang di kepalanya, ucapan Kim Jennie yang mengatakan dengan nada yang menggebu-gebu dan seolah kesal padanya karena Lisa pada saat itu masih tidak percaya.

Jika dipikir, mungkin Jaehyun telah tahu bahwa Jennie mengetahui perihal hubungan gelapnya sehingga dengan cepat menyuruh Lisa untuk menjauhi dan memutus pertemanan dengan Jennie, Lisa menurut.

Kim Jennie juga saat itu seolah menerimanya saat dirinya memutuskan untuk menjauh, perempuan itu hanya mengatakan bahwa untuk tetap berhati-hati padanya dan jangan mudah tertipu dengan ucapan suaminya.

Lisa saat itu tak terima, dan berbalik menyerang Jennie dengan ucapan menyakitkannya, Ah Lisa tak ingin mengingatnya lebih lanjut, karena dahulu betapa sakit ucapan yang ia lontarkan.

Setelahnya, seolah mulai dibukakan secara perlahan-lahan Lisa mulai merasakan kejanggalannya, dengan alasan Jaehyun yang sedang sangat sibuk dikantornya dan saat ia menyusul ia bahkan tak mendapati kehadiran suaminya diruang manapun, seolah karyawan maupun sekertaris pria itu ikut bungkam tak tahu sama sekali keberadaan suaminya.

Dan seperti adanya sebuah pesan diponsel suaminya saat mereka sedang tertidur lalu Lisa yang tiba-tiba terbangun meraih ponsel Jaehyun—mendapati pesan dari Roseanne yang mengatakan terimakasih karena telah meluangkan waktu untuk perempuan itu.

Lalu terakhir, saat salah satu bukti kuat yaitu foto yang ia lihat membuat ia seketika mengerti dengan keadaan yang terjadi. Rahasia yang ditutupi setelah sekian lama bagaikan puzzle yang begitu berantakan sudah tersusun rapih dan Lisa begitu terpukul saat mengerti semuanya.

Tatapan sendunya menatap pada pintu penthouse, didalam hatinya berhitung sampai sepuluh, meski kekanak-kanakan tapi ia berharap  ada sebuah keajaiban saat angka terakhir terucap kehadiran Jaehyun yang membuka pintu dengan raut wajah bahagia menyambut Lisa dalam dekapan hangatnya kembali terjadi, seperti dahulu.

Sepuluh, Angka itu telah terucap tapi pintu sama sekali tak terbuka dan tak menampilkan kehadiran Jaehyun seperti yang ia harapkan.

Lisa tersenyum teduh lalu tertawa sedangkan tangannya dengan cepat menyeka air mata yang jatuh begitu saja. Ia mendongak ingin memberhentikan derai air matanya, tapi sia-sia, karena memang sesak dalam dadanya sangat menyiksa.

Hatinya seolah diremat dengan kuat meski tak bisa menampik suatu kebahagiaan bersama dengan Jung Jaehyun pria yang sangat ia cintai, berharap mempunyai keluarga yang bahagia bersama keturunan mereka nantinya.

Hari ini keadaannya begitu kacau, dengan tangisan yang masih tak berhenti ia membaringkan tubuhnya pada lantai dingin dan memejamkan mata meski sesekali isakan yang ia tahan kembali terdengar memenuhi ruangan.

harusnya update sabtu tapi gue gabisa makanya gue update sekarang, mau sombong dikit bcz udah ganti cover lol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

harusnya update sabtu tapi gue gabisa makanya gue update sekarang, mau sombong dikit bcz udah ganti cover lol. Lebih enak diliat yang kemaren-kemaren atau yang sekarang?

 Lebih enak diliat yang kemaren-kemaren atau yang sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw, Sayang Lalice banyak-banyak:')

-Amayara


GONE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang