Lisa terbangun dengan selimut menutupi tubuhnya yang tak mengenakan sehelai benang apapun. Matahari sudah muncul sedari tadi dan dirinya mengetahui bahwa Jaehyun sudah tak ada disisinya.
Tangannya mencengkram sprei dengan kuat. Kembali terpejam urung untuk terbangun berniat menenangkan nafasnya yang sudah mulai tak beraturan, tanda akan kembali menangis.
Matanya memejam sebelum bisa ia rasakan kecupan kecil di dua matanya yang ia ketahui ulah suaminya. Wewangian khas dari tubuh Jung Jaehyun menandakan ia baru selesai mandi dan Lisa ingin memeluknya, Tapi ia tahan.
"Morning.. Mrs.Jung"
Lisa tetap pura-pura masih tertidur. Ia hanya tak ingin menatap wajah suaminya, meski detak jantungnya berdetak tak terkendali. Tapi sesak yang ia rasakan lebih mendominasi.
Ingin bertanya suaminya akan pergi kemana pagi ini, akan ke kantor atau pergi menemui kekasih gelapnya. Lisa tahan itu semua, tetapi ditengah adegan pura-pura tidurnya ia membuka matanya kecil, berniat mengintip.
Jung Jaehyun sedang memakai dasinya, Jika biasanya Lisa yang selalu memilihkan tuxedo atau membenarkan dasi yang suaminya pakai, maka kali ini tidak. Dadanya berdesir sakit dengan cengkraman pada sprei yang masih sama kencang.
Kecupan didahinya ia rasakan, Matanya perlahan terbuka, karena mengetahui Jaehyun sudah keluar dari kamar dan mungkin saja pria itu sudah pergi menuju kantornya atau tempat tinggal Roseanne sahabatnya.
Ia terduduk dengan pandangan lurus menatap pintu yang sudah tertutup.
Setelah sekian lama, Rasa sepi ini kembali hadir. Dan Lisa membencinya. Suasana semakin terasa dikala penthouse yang mereka tempati terasa sangat hening, Wajahnya ia sembunyikan dengan menelungkup pada tangannya sambil memejamkan mata.
Beberapa menit dengan posisi seperti itu. Tubuhnya menandak kaku, saat tangan yang semula menutupi wajahnya ditarik secara pelan dan suara deheman suaminya terdengar.
"Aku tahu kau sedari tadi sudah bangun." Ia meringis kecil saat merasakan perih ditangannya, Jaehyun mengobati tangan kirinya yang terdapat banyak luka sayatan selama ini ia buat.
"Jangan melakukan ini lagi ya?" Jaehyun menatap kedalam maniknya dengan tatapan yang seolah memohon.
Lisa ingin tertawa, tak tahu saja suaminya jika ia melakukan itu dikarenakan ulah Jaehyun sendiri.
Ia terdiam, saat pria itu menyentuh satu luka sayatan lebih panjang daripada yang lainnya. Ringisan kecil yang bukan timbul darinya membuat atensi Lisa penuh menatap Jaehyun yang masih memerhatikan tangannya.
"Kau akan pergi ke kantor atau-"
"Jangan memulai, Lisa." Jaehyun belum menatapnya karena disibukan dengan perban yang kembali membaluti tangan kirinya.
Beberapa detik setelah itu Jaehyun menatapnya meski keduanya sama-sama terdiam. Lisa yang menatap dengan pikiran yang berkelana pada sosok Roseanne sedangkan Jaehyun yang memerhatikan tampilan istrinya yang sangat kacau akibat pertengkaran keduanya.
Tangan suaminya merapihkan rambut Lisa yang sedikit berantakan lalu terpejam saat tangan pria itu mengusap kedua matanya dengan akhiran mengecup tangan yang terbalut perban.
Rasanya Lisa sudah sekian lama ia tak merasakan ini, saat matanya membuka perlahan terdapat Jaehyun yang tersenyum kecil menatap dirinya.
"Aku akan pergi ke kantor dan pulang jam sembilan malam." Jaehyun berucap yang tak dibalas apapun oleh Lisa.
Lisa hanya terdiam, berusaha untuk percaya namun tetap ada hal yang mengganjal didalam hatinya. Bisa ia rasakan selimutnya Jaehyun naikan untuk menutup tubuh bagian atasnya.
Jaehyun menatap jam tangannya lalu membawa kotak obat yang tadi dibawa, Sebelum kembali mengecup bibirnya sekilas berniat berpamitan untuk menuju ke kantor seperti yang pria itu katakan.
Lisa masih diam bahkan saat Jaehyun keluar tiba-tiba menerima panggilan diponselnya dan bisa ia lihat raut wajah suaminya terlihat kusut sambil sesekali melirik dirinya.
Ia bangkit dengan pelan mengambil satu kaos berwarna abu dan memakainya secara asal. Berjalan keluar kamar memutuskan untuk membuat teh hangat agar tubuhnya bisa sedikit rileks.
Mengabaikan keberadaan Jaehyun yang masih menjawab panggilan, suaminya itu terus saja berdecak kesal. Menyugar rambutnya yang sudah ditata rapih, meski Lisa hanya diam tapi matanya tetap menatap penuh kearah suaminya.
"Dasar tidak berguna!"
Panggilan terputus dengan Jaehyun yang memutuskan panggilan itu terlebih dahulu. Suaminya terlihat tidak baik-baik saja, dengan kalimat terakhir yang jelas ia dengar menandakan ada sedikit kendala yang terjadi di kantor.
Biasanya Lisa akan memeluk Jaehyun dan menenangkan pria itu jika sedang seperti ini, tapi dirinya sekarang malah kembali menyesap teh hangat dan terduduk dikursi meja makan. Bukan Lisa tak mau, ia hanya mencoba untuk menahan dirinya agar tak kembali terjatuh begitu dalam pada suaminya.
Lisa harus membentengi hatinya, takut jikalau nantinya akan sesuatu terjadi kembali dan menghadapi rasa sakitnya lebih daripada yang ia rasakan kemarin-kemarin.
Tubuhnya membeku, saat Jaehyun dengan cepat berjalan kearahnya dan memeluknya dengan wajah pria itu yang menghadap ceruk lehernya.
"Diam seperti ini, aku butuh ketenangan."
Bukan Lisa yang memeluknya terlebih dahulu, tapi suaminya. Seorang Jung Jaehyun yang memeluk dirinya setelah sekian lama tak pernah ia rasakan dekapan hangatnya. Ini pelukan kedua setelah kemarin pertengkaran terjadi.
Lisa tetap tak membalas pelukan pria itu. Mug berisi teh hangat bahkan masih berada ditangannya dan ia hanya diam membeku sambil mencoba menenangkan detak jantungnya yang mulai kembali tak terkendali.
Pelukan itu terlepas karena dering ponsel Jaehyun yang terdengar, bisa ia lihat tatapan suaminya begitu gelagapan dan dengan cepat mengangkat panggilannya dengan langkah yang menjauh.
Pintu Penthouse tertutup dan ia tahu bahwa suaminya langsung pergi begitu saja.
Lisa hanya tersenyum kecil meski hatinya mencelos, jika panggilan pertama ia yakini dari kantor. Maka panggilan kedua, ia yakini dari sahabatnya. Roseanne Park.
Ada yang nungguin mini story ini?
Gue baru nyadar, bacain comment emang paling bikin mood gue naik
-Amayara
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE [END]
Fanfiction" 𝐓𝐡𝐞 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐱𝐢𝐭𝐲 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞𝐢𝐫 𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐡𝐢𝐩, 𝐦𝐚𝐤𝐞𝐬 𝐨𝐧𝐞 𝐨𝐟 𝐭𝐡𝐞𝐦 𝐰𝐚𝐧𝐭 𝐭𝐨 𝐠𝐢𝐯𝐞 𝐮𝐩 𝐚𝐧𝐝 𝐥𝐞𝐚𝐯𝐞. 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐡𝐚𝐬 𝐠𝐨𝐧𝐞, 𝐛𝐞𝐜𝐚𝐮𝐬𝐞 𝐢𝐟 𝐭𝐡𝐞𝐲 𝐬𝐭𝐢𝐥𝐥 𝐡𝐚𝐯𝐞 𝐥𝐨𝐯𝐞, 𝐨𝐧𝐞 𝐨𝐟 �...