12.Akhirnya

1.1K 297 24
                                    

Rumah mewah seperti istana itu kini tertampang nyata di hadapan Princess, Bara dan kawan-kawannya.

Princess sudah menceritakan semuanya pada Bara. Tentang dirinya yang bisa melihat makhluk halus, dan berkomunikasi. Urusan menolong ini pertama kalinya Princess nekad menolong para hantu dari kalangan sad ghost itu.

Bara sudah curiga dari awal, karna diam-diam ia sering memperhatikan Princess seperti bicara dengan seseorang padahal tidak ada apapun yang dapat ia lihat dengan mata biasa.

"Kita ngapain sih kesini?" gerutu Nino bingung.

"Hooh bener, kaga paham gue. Dari tadi kalian cuman bilang 'ikut aja' tapi gua sama Nino kaga paham ikut kemana, dan ngapain kita di rumah orang? Ngemis?" tanya Genta kesal.

"Lu berdua alihin satpam di rumah itu, nanyain alamat kek, apa kek. Sampe dia keluar dan gua sama Princ masuk" perintah Bara.

"TAP--" Nino hendak memprotes, namun seketika Bara menawarkan sesuatu yang membuatnya langsung setuju.

"Lima juta."

"Deal!"

"Bara, apa gak kebanyakan?" bisik Princess.

"Demi kamu"

Sial sekali, kebucinan Bara terhadap Princess ini membuat author jadi ingin memiliki Bara. Huh!

Princess dan Bara bersembunyi di pinggir tembok. Sementara Nino dan Genta mencoba mengalihkan pak satpam.

"PUNTEN!! PUNTENN!!" teriak Genta.

Pintu gerbang di buka. Pria tua dengan ekspresi wajah yang garang itu menatap keduanya secara bergantian.

"Ada apa? Kalian siapa? Dan cari siapa?" tanyanya datar.

"Kita cari alamat pak" jawab Nino.

"Saya bukan ayu ting-ting! Sebaiknya kalian pergi saja!" Pak Satpam hendak menutup kembali gerbang, namun Genta berusaha sebisa mungkin menahan.

"Pak, menolong sesama kan dapet pahala tau!" rayu Genta.

"Bener pak, apalagi yang di tolong tuh orang-orang membutuhkan seperti kami. Kami dari kampung pak, kesini mau cari orangtua kami" dusta Nino.

Disana Bara tersenyum smirk, dalam hatinya ia memuji kedua sejoli itu. 'Pinter juga mereka'

"Orangtua? Memang namanya siapa?" Sepertinya pak satpam bernama Yono itu mulai terpengaruh.

"Namanya bu Siti pak," jawab Genta asal.

"Anjing! Kenapa pake nama emak gua beneran, bangsat?" bisik Nino pada Genta.

"Udah lu diem aja, nama emak lu pasaran, disini banyak pasti."

"Siti mana?" tanya pak Satpam yang terlihat sedikit mencurigai bahwa kedua sejoli itu berbohong.

"Emang disini ada Siti mana aja pak?" tanya balik Genta.

"Siti markonah, Siti aisyah, Siti mariyam, Siti ratnasari, Siti janda kembang sebrang komplek"

"Nah Siti janda kembang pak, soalnya ibu kami janda"

"Bangsat! Bapak gua siapanya? Kalau ngebohong jangan keterlaluan nyet!" bisik Nino lagi.

"Kalau ngebohong gak boleh tanggung-tanggung baby Nino!"

"Najis!"

"KALIAN MEMBOHONGI SAYA YA?" tanyanya mulai curiga.

"Hah? Bohong? Yakali kita bohong. Kita serius pak, Siti yang janda kembang itu mantan isterinya bapak Memet kan?" tanya Genta.

"Babi! Lu bener-bener pengen ortu gua pisah ya?" bisik Nino lagi.

SAD GHOST 4 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang